Sukses

WHO: Risiko Penularan Cacar Monyet di Kawasan Rendah

WHO mengatakan hanya satu kasus cacar monyet yang terdeteksi di Mediterania Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Regional Badan Kesehatan Dunia, WHO, Ahmed Al Mandhari mengatakan hanya satu kasus cacar monyet yang terdeteksi di Mediterania Timur.

Ia menambahkan bahwa virus di wilayah yang mencakup negara-negara Teluk, Afrika Utara dan Asia itu telah dapat dikendalikan.

Mandhari mengatakan pada 25 Mei lalu satu-satunya kasus yang terdeteksi di kawasan itu adalah di Uni Emirat Arab (UEA).

Otoritas kesehatan UEA telah mendeteksi kasus pertama virus cacar monyet di negara itu pada seorang perempuan muda yang melakukan perjalanan dari Afrika Barat. Pemerintah UEA tidak banyak bicara tentang kondisi pasien itu, tetapi menekankan bahwa pihak berwenang sedang menyelidiki kontak pasien itu dan “mengambil semua tindakan yang diperlukan” guna membatasi perebakan cacar monyet.

“Kami bersyukur kepada Tuhan bahwa sebagian besar orang yang terinfeksi, pulih dalam beberapa minggu tanpa pengobatan,” ujar Al Mandhari ketika berbicara secara virtual dari forum Majelis Kesehatan Dunia ke-75 di Jenewa.

Cacar Monyet Berasal dari Hewan Liar

Cacar monyet adalah virus yang berasal dari hewan liar, seperti hewan pengerat dan primata, yang terkadang menular ke manusia. Cacar monyet adalah bagian dari virus cacar.

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan pada tahun 1958 ketika ada dua wabah penyakit “seperti cacar” pada monyet yang menjadi obyek penelitian. Oleh karena itu penyakit ini disebut cacar monyet.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Wabah Cacar Monyet Langka Terdeteksi di Amerika Utara dan Eropa

Otoritas kesehatan di Amerika Utara dan Eropa telah mendeteksi puluhan kasus yang diduga atau dikonfirmasi dari monkeypox atau cacar monyet sejak awal Mei, memicu kekhawatiran penyebaran penyakit endemik di beberapa bagian Afrika.

Kanada adalah negara terbaru yang melaporkan sedang menyelidiki lebih dari selusin kasus yang diduga cacar monyet, setelah Spanyol dan Portugal mendeteksi lebih dari 40 kasus yang mungkin dan terverifikasi. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Kamis (19/5/2022). 

Inggris telah mengkonfirmasi sembilan kasus sejak 6 Mei, dan Amerika Serikat memverifikasi yang pertama pada Rabu (18 Mei), dengan mengatakan seorang pria di negara bagian timur Massachusetts telah dites positif terkena virus setelah mengunjungi Kanada.

Cacar monyet, yang sebagian besar terjadi di Afrika barat dan tengah, adalah infeksi virus yang mirip dengan cacar manusia, meskipun lebih ringan. Ini pertama kali direkam di Republik Demokratik Kongo pada 1970-an. 

Penyakit yang sebagian besar orang pulih dalam beberapa minggu dan hanya berakibat fatal dalam kasus yang jarang terjadi, telah menginfeksi ribuan orang di beberapa bagian Afrika Tengah dan Barat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi jarang terjadi di Eropa dan Afrika Utara.

Penyakit ini sering dimulai dengan gejala seperti flu seperti demam, nyeri otot dan pembengkakan kelenjar getah bening sebelum menyebabkan ruam seperti cacar air di wajah dan tubuh.

3 dari 4 halaman

Kasus di Luar Negeri

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya berkoordinasi dengan pejabat kesehatan Inggris dan Eropa mengenai wabah baru.

"Kita benar-benar perlu lebih memahami tingkat cacar monyet di negara-negara endemik ... untuk benar-benar memahami berapa banyak yang beredar dan risiko yang ditimbulkannya bagi orang-orang yang tinggal di sana, serta risiko ekspor," ahli epidemiologi penyakit menular Dr. Maria Van Kerkhove mengatakan pada konferensi pers WHO pada hari Selasa tentang masalah kesehatan global.

Kasus pertama di Inggris adalah seseorang yang telah melakukan perjalanan dari Nigeria, meskipun kasus selanjutnya mungkin melalui penularan komunitas, kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) dalam sebuah pernyataan.

"Kasus terbaru ini, bersama dengan laporan kasus di negara-negara di seluruh Eropa, menegaskan kekhawatiran awal kami bahwa mungkin ada penyebaran cacar monyet di dalam komunitas kami," kata Kepala Penasihat Medis UKHSA Dr Susan Hopkins.

4 dari 4 halaman

Dari Pengunjung Luar Negeri

Departemen Kesehatan Massachusetts, mengatakan bahwa kasus di sana - yang pertama kali dikonfirmasi tahun ini di Amerika Serikat - terjadi pada seorang pasien yang baru-baru ini bepergian ke Kanada dan "tidak menimbulkan risiko bagi publik, dan individu tersebut dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi baik. ."

Otoritas kesehatan di provinsi Quebec Kanada mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki setidaknya 13 kasus yang dicurigai sebagai cacar monyet, penyiar publik CBC melaporkan Rabu.

Kasus-kasus tersebut dilaporkan ke pihak berwenang Montreal setelah diagnosis dibuat di beberapa klinik yang berspesialisasi dalam infeksi menular seksual dan infeksi yang ditularkan melalui darah.

Badan Kesehatan Masyarakat Kanada (PHAC) mengatakan kepada CBC bahwa pihaknya telah meminta "otoritas kesehatan masyarakat dan mitra laboratorium di seluruh Kanada untuk waspada dan menyelidiki setiap kasus potensial".

Menurut CDC, tidak ada kasus cacar monyet yang dilaporkan selama 40 tahun sebelum muncul kembali di Nigeria pada 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.