Sukses

11 Jurus Jitu Agar Bisa Berhenti Merokok

Jika Anda berniat dan berjanji untuk tidak merokok, maka sejumlah cara ini bisa Anda lakukan. Ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu penyakit yang menjadi ancaman bagi seorang perokok berat adalah kanker paru-paru. Sebab, setiap isapan rokok mengandung banyak racun yang masuk dalam tubuh.

Organ yang paling terancam akibat merokok adalah paru-paru. Bagi perokok berat yang sudah berencana untuk berhenti merokok, Anda bisa menggunakan sejumlah cara ini.

Jika Anda berniat dan berjanji untuk tidak merokok, maka sejumlah cara ini bisa Anda lakukan. Ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan.

Seperti dikutip dari laman Brighside.me, Rabu (29/5/2022), berikut 11 jurus jitu agar berhenti merokok sekarang juga:

1. Tentukan secara jelas kapan Anda akan benar-benar berhenti merokok. Buat perjanjian dengan diri Anda sendiri. Jikapun Anda ingin merokok maka tentukan kapan waktu yang tepat. Seperti saat sedang stress akibat pekerjaan dan sebagainya, itupun juga harus dibatasi.

2. Bersihkan rumahmu. Buang semua asbak, korek api, dan rokok yang Anda miliki. Jika ada orang yang merokok yang tinggal bersama Anda dan tidak akan menyerah, mintalah mereka untuk menghargai pilihan Anda dan cobalah untuk tidak merokok ketika mereka berada di dekat Anda.

3. Jika ada hasrat untuk merokok, maka segeralah ambil segelas air lalu minum.

4. Kurangi konsumsi kopi dan minuman manis lainnya. Sebab, Anda terbiasa minum kopi dengan rokok.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Selanjutnya

5. Beri tahu teman atau pengikut di media sosial. Ini akan jadi motivasi Anda dan teman menjadi saksi keputusan Anda. Jika melanggar, tentu ada rasa malu.

6. Coba tantang diri Anda untuk tidak membawa rokok kemana pun Anda pergi. Misalnya saat pergi ke luar kota Anda meninggalkan rokok di rumah dan tidak membawanya sama sekali.

7. Kunjungi rumah sakit terdekat tempat orang dengan kanker paru-paru. Tanyakan apa pendapat mereka tentang merokok. Pengalaman itu akan mengejutkan Anda.

8. Habiskan dana membeli rokok untuk mengonsumsi beenda yang bermanfaat. Buah-buahan atau makanan lain.

9. Jika Anda merasa tidak tahan dan ingin merokok, maka bisa langsung gosok gigi atau kumur-kumur dengan air dingin. Atau Anda bisa minum segelas susu.

10. Cobalah untuk mengunyah permen karet tiap kali Anda ingin merokok. Ini akan membuat otak Anda teralihkan.

11. Ini adalah metode lain yang efektif tetapi aneh. Saat Anda ingin merokok, cium sesuatu yang menjijikkan. Jika Anda melakukan ini secara teratur, maka segera, keinginan untuk merokok akan dikaitkan dengan rasa jijik.

3 dari 4 halaman

Studi: Konsumsi Rokok dan Alkohol Meningkat Selama Pandemi COVID-19

Saat gelombang baru wabah corona yang dipicu oleh varian Omicron meningkat, konsumsi rokok dan alkohol di berbagai negara di dunia juga ikut naik. Kecemasan dan rasa bosan dinilai menjadi pemicunya.

Sebuah studi oleh para peneliti di Inggris yang diterbitkan dalam jurnal Addiction pada bulan Agustus 2021 menemukan bahwa selama masa kuncian atau lockdown pertama Inggris, ada 4,5 juta lebih banyak orang dewasa yang tergolong sebagai peminum alkohol berisiko tinggi.

Jumlah ini meningkat 40% bila dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. Lebih dari 652.000 orang dewasa muda menjadi perokok selama masa lockdown pertama, menurut penelitian tersebut, demikian dikutip dari laman DW Indonesia.

Sementara sebuah penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Public Health pada Oktober 2021, menemukan bahwa di antara para perokok di Prancis, hampir 27% dari mereka mengonsumsi rokok lebih banyak sejak lockdown pertama pada Maret 2020, dan sekitar 19% melaporkan penurunan konsumsi rokok.

Peningkatan konsumsi tembakau terjadi pada orang muda berusia 18-34 tahun yang berpendidikan tinggi dan mengalami kecemasan.

Di Jerman sendiri, beberapa iklan rokok masih boleh beredar. Di sini sekitar 31% orang berusia di atas 14 tahun juga merokok, sementara pada akhir tahun 2019 jumlahnya mencapai 27%, menurut sebuah studi di Jerman tentang perilaku merokok jangka panjang.

Merokok membunuh hingga 120.000 orang per tahun di Jerman, sekitar dua kali lipat jumlah orang yang meninggal karena COVID-19 di Jerman dalam jangka waktu hampir dua tahun.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tembakau membunuh sekitar 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya, termasuk di antaranya 1,2 juta perokok pasif. Lebih dari 80% konsumen tembakau dunia tinggal di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah, menurut WHO.

Sementara konsumsi alkohol berkontribusi terhadap 3 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya, kata WHO, dan konsumsi alkohol yang berlebihan ikut bertanggung jawab atas 5,1% beban penyakit global.

4 dari 4 halaman

Stres dan Bosan Jadi Penyebabnya

Sejak pandemi, kesempatan untuk bersosialisasi sambil minum-minum memang berkurang, tapi bukan berarti konsumsi alkohol lantas menurun. Falk Kiefer, dokter yang juga ketua asosiasi yang meneliti dan melakukan terapi terhadap pasien ketergantungan, mengatakan kepada kantor berita Jerman DPA bahwa sekitar 25% orang dewasa kini mengonsumsi alkohol lebih banyak daripada sebelum pandemi.

"Orang-orang yang sudah sering minum alkohol di rumah, misalnya untuk membuat malam mereka jadi menyenangkan, untuk mengusir kesepian, kebosanan atau kekhawatiran, mereka sekarang minum lebih banyak," ujar Kiefer.

Sarah Jackson, ilmuwan peneliti perilaku di University College London dan penulis utama studi Addiction, mengatakan bahwa memang ada beberapa perokok yang menggunakan momen lockdown pertama untuk berhenti. Akan tetapi pada banyal orang lainnya, stres memicu mereka untuk lebih banyak merokok dan meminum alkohol.

"Lockdown pertama juga merupakan periode stres besar bagi banyak orang, dan kami melihat tingkat merokok dan minuman beralkohol meningkat di antara kelompok-kelompok yang paling terpukul oleh pandemi," kata Jackson dalam sebuah siaran pers.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.