Sukses

26 Mei 2022: Kasus COVID-19 di Taiwan Sedang Melonjak

Kasus baru COVID-19 sedang meningkat hingga masuk 5 besar dunia.

Liputan6.com, Taipei - Kasus COVID-19 di Taiwan sedang meningkat pesat belakangan ini. Jumlah kasus baru di Taiwan tembus satu juga dalam 28 hari terakhir, mengalahkan kasus di China Daratan, Korea Selatan, dan Jepang.

Pemerintah Taiwan memang sedang menggencarkan tes COVID-19. Dalam sehari bisa ada 80 ribu kasus yang terdeteksi. Alat tes mandiri juga disebarkan secara luas.

Berdasarkan aturan baru Taiwan Centers for Disease Control, Rabu (25/5), alat tes rapid antigen mandiri bisa menjadi acuan status positif, sehingga warga yang sudah positif di tes cepat COVID-19 tidak perlu lagi ikut tes PCR jika positif.

Masker masih wajib di Taiwan, termasuk di transportasi umum. Selain itu, Taiwan juga telah menyiapkan pasokan vaksin COVID-19 bagi anak-anak yang ingin divaksin.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, Kamis (26/5/2022), berikut 10 negara/ekonomi dengan kasus COVID-19 tertinggi dalam 28 hari terakhir.

1. Amerika Serikat: 2,3 juta kasus baru

2. Jerman: 1,8 juta

3. Taiwan: 1,4 juta

4. Australia: 1,2 juta

5. Italia: 1 juta

6. Prancis: 978 ribu

7. Jepang: 943 ribu

8. Korea Selatan: 931 ribu

9. Portugal: 528 ribu

10. Brasil: 458 ribu

Kasus harian COVID-19 di Korea Selatan masih fluktuatif, namun sudah jauh menurun ketimbang lonjakan beberapa bulan lalu saat kasus harian mencapai ratusan ribu per hari. Jumlah kasus harian sempat turun ke bawah 10 ribu, kini sedang naik ke 18 ribu. 

Di Asia Tenggara, negara dengan kasus baru tertinggi adalah Thailand dengan total 215 ribu kasus dalam 28 hari.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PBB Puji Kebijakan COVID-19 Jokowi di GPDRR 2022

Pejabat tinggi PBB memuji pemerintahan Jokowi karena kebijakan COVID-19. Pasalnya, kebijakan Jokowi memungkingkan acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5). 

"Ini adalah platform global pertama sejak awal pandemi COVID-19," ujar Deputy Secretary General of the United Nations Amina J Mohammed dalam sambutannya di Bali. 

"Saya ingin menambahkan untuk memberi selamat dan mengapresiasi Indonesia atas tindakan-tindakan yang diambil dalam hal respons COVID-19 yang membuat kita untuk bertemu hari ini di konferensi dengan lebih dari 7.000 orang yang mendaftar dan 79 persen hadir langsung di ini," jelas Amina. 

Amina yang sebelumnya adalah mantan menteri lingkungan di Nigeria juga mengucapkan selamat kepada Presiden Jokowi atas kebijakan melawan pandemi. Kemampuan Indonesia untuk memvaksinasi populasi yang lebih dari 200 juta dianggap patut mendapat pujian.

"Selamat Pak Presiden. Memvaksinasi populasi 270 juta adalah pecapaian besar dan kami merayakan kepemimpinan Indonesia atas program vaksinasinya karena membuat semua orang aman," ucap Amina. 

Selain COVID-19, Amina J Mohammed juga menyatakan sisi positif Indonesia dalam hal kebencanaan. 

"Indonesia adalah mitra kritikal yang banyak bisa mengajari dunia mengenai bencana dan pengurangan risiko," ujar Amina.

3 dari 4 halaman

Wamenkes Dante Sebut Indonesia dalam Fase Pandemi COVID-19 Terkendali

Sebelumnya juga dilaporkan, Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Dante Saksono Harbuwono menyampaikan, Indonesia saat ini dalam fase pandemi COVID-19 terkendali. Indonesia belum masuk fase endemi dan sedang tahap transisi endemi.

"Kita belum masuk fase endemi, tapi pandemi COVID-19 terkendali," ujar Dante usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 23 Mei 2022. 

Di hadapan anggota Komisi IX DPR RI, Dante juga mengatakan, ada sejumlah tahap yang harus dipersiapkan tatkala Indonesia masuk ke tahap endemi. Tahapan tersebut bukan langsung dari pandemi menjadi endemi.

"Apakah kita bisa masuk fase endemi? Ada beberapa tahap yang harus dilewati, dari mulai pandemi, deseralasi, terkendali, eliminasi dan eradikasi," kata Dante.

"Kami tidak bisa bilang sudah masuk dalam fase endemi tapi pandemi yang terkendali."

Deselerasi adalah terjadinya penurunan kasus positif COVID-19 karena varian virus Corona baru dan terbentuknya imunitas masyarakat. Pada fase ini juga akan ada sejumlah kebijakan yang dilonggarkan oleh Pemerintah, sepertinya pelonggaran masker di ruang terbuka.

Eliminasi adalah menghentikan penularan virus Corona dalam wilayah geografis tertentu. Eradikasi adalah upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan melalui pemberantasan dan eliminasi untuk menghilangkan jenis penyakit tertentu secara permanen, sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat secara nasional.

4 dari 4 halaman

Laju Penularan COVID-19 Rendah

Dante Saksono Harbuwono menambahkan, laju penularan COVID-19 di Indonesia cenderung rendah setelah Lebaran 2022. Kasus baru COVID-19 tidak naik secara signifikan dan tingkat perawatan pasien di rumah sakit juga rendah.

"Saat ini, sekitar 250 kasus baru setiap hari dan yang meninggal rendah, hanya ada tiga orang dalam beberapa hari ini. Hospitalisasi kebanyakan atas permintaan pasien, tapi tidak ada kasus berat yang kelihatan," tambahnya.

Dari pengalaman sebelumnya, adanya kenaikan mobilitas masyarakat akan diikuti tren kenaikan kasus positif COVID-19. Meski saat ini masih adanya peningkatan mobilitas, khususnya pada sektor retail sejak Maret 2022, tidak diikuti kenaikan kasus positif. Bahkan penambahan harian COVID-19 tetap menunjukkan penurunan.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, kenaikan mobilitas saat ini yang tertinggi selama pandemi, penularan kasus positif COVID-19 dapat ditekan.

"Ini adalah kabar baik yang penting untuk terus dipertahankan ke depannya," papar Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (18/5/2022).

Dari kondisi kasus di tingkat nasional, Indonesia terus menunjukkan perbaikan pada indikator kasus aktif dan kesembuhan dengan angka di atas rata-rata dunia. Sayangnya, pada indikator kematian masih bertahan pada angka yang sama, angka ini masih di atas rata-rata dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.