Sukses

PBB Puji Kebijakan COVID-19 Jokowi di GPDRR 2022

Deputi Sekjen PBB Amina J. Mohammed memuji kebijakan COVID-19 Indonesia di GPDRR 2022.

Liputan6.com, Bali - Pejabat tinggi PBB memuji pemerintahan Jokowi karena kebijakan COVID-19. Pasalnya, kebijakan Jokowi memungkingkan acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). 

"Ini adalah platform global pertama sejak awal pandemi COVID-19," ujar Deputy Secretary General of the United Nations Amina J Mohammed dalam sambutannya di Bali. 

"Saya ingin menambahkan untuk memberi selamat dan mengapresiasi Indonesia atas tindakan-tindakan yang diambil dalam hal respons COVID-19 yang membuat kita untuk bertemu hari ini di konferensi dengan lebih dari 7.000 orang yang mendaftar dan 79 persen hadir langsung di ini," jelas Amina. 

Amina yang sebelumnya adalah mantan menteri lingkungan di Nigeria juga mengucapkan selamat kepada Presiden Jokowi atas kebijakan melawan pandemi. Kemampuan Indonesia untuk memvaksinasi populasi yang lebih dari 200 juta dianggap patut mendapat pujian.

"Selamat Pak Presiden. Memvaksinasi populasi 270 juta adalah pecapaian besar dan kami merayakan kepemimpinan Indonesia atas program vaksinasinya karena membuat semua orang aman," ucap Amina. 

Berdasarkan Johns Hopkins University, kasus baru Indonesia juga sudah berada di bawah Malaysia, Vietnam, Thailand, Korea, Jepang, dan Taiwan. Selama 28 hari terakhir, ada 8.000 kasus di Indonesia. 

Selain COVID-19, Amina J Mohammed juga menyatakan sisi positif Indonesia dalam hal kebencanaan. 

"Indonesia adalah mitra kritikal yang banyak bisa mengajari dunia mengenai bencana dan pengurangan risiko," ujar Amina.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jokowi Ungkap Kerugian Jika Tak Siap Bencana di GPDRR ke-7

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka acara di Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 yang berlangsung pada 23 – 28 Mei 2022. Ia membunyikan alat komunikasi tradisional masyarakat Bali, berupa alat bunyian yang umumnya terbuat dari kayu atau bambu, kulkul, dalam acara penting ini. 

Pada pidato pembukaannya, Presiden Jokowi mengungkap berbagai tantangan kebencanaan yang dihadapi Indonesia, mulai dari gunung berapi hingga kebakaran hutan. Presiden menegaskan bahwa ada ongkos besar apabila tidak siap menghadapi bencana.

 

"Daya tahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana sangat menentukan angka kerugian yang harus ditanggung," ujar Presiden Jokowi di Bali, Rabu (25/5/2022).

"Semakin tidak siap, semakin besar kerugiannya apalagi dunia saat ini sedang menghadapi climate change," imbuh Jokowi. 

Kulkul dan Local Wisdom

Menurut Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati, kulkul memiliki makna erat dengan isu GPDRR, yaitu pengurangan risiko bencana.

“Dengan memukul kulkul, bunyi yang dihasilkan merupakan peringatan dini kepada masyarakat,” ujar Raditya selaku Ketua Sekretariat Panitia Nasional Penyelenggara GPDRR dalam pernyataan resminya.

Peringatan dini sangat erat berkaitan dengan pengurangan risiko bencana. Menurut Raditya, kulkul telah menjadi bagian dari masyarakat Bali. Ia berharap kulkul tetap hidup di dalam masyarakat dan menjadi bagian dari sistem peringatan dini bencana.

Ia juga mengatakan ini merupakan bentuk kearifan lokal dari Indonesia sebagai praktik baik dalam pengurangan risiko bencana.

“Kearifan lokal seperti diharapkan terus hidup menjadi bentuk resiliensi berkelanjutan,” ujar Raditya.

3 dari 4 halaman

Indonesia Sebagai Tuan Rumah GPDRR

Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi turut hadir dalam upacara pembukaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa petang (24/5/2022). Menlu Retno menyorot kapabilitas Indonesia dalam isu kebencanaan. 

Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah GPDRR dinilai sebagai bentuk kepercayaan global pada kemampuan Indonesia. 

“Pertemuan GPDRR di Indonesia ini menjadi yang pertama kali dilakukan di Asia dengan mengusung tema From Risk to Resilience, mengubah risiko menjadi ketahanan menuju sustainable goals untuk semua,” kata Menlu Retno Marsudi, dilansir pernyaaan resmi GPDRR.

Hingga saat ini, tercatat peserta GPDRR yang mendaftar mencapai 6.000 orang dari 183 negara. Pertemuan masih dilakukan secara hybrid, tetapi lebih dari 80% akan hadir secara fisik di lokasi acara.

Antusiasme ini disebut menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai aktor penting dalam agenda kebencanaan di kawasan Asia Tenggara, Asia-Pasifik, dan dunia. GPDRR menjadi momentum Indonesia melakukan soft diplomacy kepemimpinan dalam agenda kebencanaan dunia paska-pandemi COVID-19. 

“Ketuanrumahan GPDRR ini menunjukkan kepercayaan dunia atas kepemimpinan indonesia sebagai champion issue kebencanaan. Kedua, pertemuan ini akan digunakan untuk exchange experience, best practice capacity building, dalam menangani bencana yang tidak terjadi hanya sekali, tetapi dari waktu ke waktu,” pungkas Retno.

GPDRR dinilai sebagai platform multistakeholders yang paling tepat untuk melakukan pertukaran pengalaman dalam memperkuat kemitraan menuju resiliensi berkelanjutan. Multistakeholders yang dimaksud tercermin dari partisipasi perwakilan Non-Governmental Organization (NGO) sebanyak 24%, pemerintah 20%, akademisi 11% dan kalangan bisnis sebanyak 7%.

Pada forum ini, Menlu Retno juga dijadwalkan pertemuan bilateral dengan Abdulla Shahid selaku President of the 76th Session of the United Nations General Assembly dan Amina Mohammed, Deputy Secretary-General of the United Nations.

4 dari 4 halaman

Gotong Royong dan Resiliensi

Pada Pagelaran Internasional kali ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy diamanatkan oleh Presiden Republik Indonesia sebagai Ketua Panitia Nasional GPDRR ke-7 tahun 2022.

Menko Muhadjir menegaskan bahwa Indonesia telah mengadopsi pendekatan pentaheliks berbasis masyarakat yang dikenal dengan gotong royong dalam mencapai resiliensi.

"Kami menegaskan pentingnya kolaborasi pentaheliks, termasuk partisipasi dari Pemerintah, Masyarakat, Dunia Usaha, Akademisi, dan Media. Pada tingkat komunitas, kolaborasi tersebut diimplementasikan melalui program seperti Taruna Siaga Bencana dan Desa Tangguh Bencana," tutur Muhadjir saat memberikan keterangan pers usai Opening Ceremony Forum GPDRR.

Menurutnya, Indonesia juga memiliki kearifan lokal di bidang penanggulangan bencana yang sangat kaya. Salah satunya Bali yang memiliki filosofi Tria Hita Karana.

"Indonesia juga memiliki kearifan lokal di bidang penanggulangan bencana yang sangat kaya. Salah satu contohnya adalah Bali, tuan rumah GPDRR yang memiliki filosofi Tri Hita Karana atau keseimbangan hubungan antara manusia, Tuhan dengan alam," jelasnya.

Bagi Indonesia sendiri Forum GPDRR ini memiliki arti penting dalam membantu proses pemulihan sosial-ekonomi di Indonesia serta meningkatkan kembali kewaspadaan publik domestik mengenai pentingnya pengurangan risiko bencana.

"Untuk itu, melalui forum ini Indonesia mengajak para pemimpin dunia bekerja sama dalam mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi," pungkasnya.

Sebagai bentuk keberlanjutan pasca menjadi tuan rumah GPDRR ke-7, Kemenko PMK melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) mengajak seluruh masyarakat untuk mengambil bagian dalam pembudayaan gaya hidup cinta lingkungan.

Selama tahun 2022 hingga 2023, akan dilaksanakan rangkaian aksi penanaman 10 juta pohon di 34 provinsi berkolaborasi dengan dengan lintas Kementeran/Lembaga, Pemerintah Daerah, pelajar, mahasiswa, akademisi, dunia usaha, penggiat media dan masyarakat luas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.