Sukses

Perusahaan Multinasional Berbondong-bondong Tinggalkan Rusia Buntut Invasi Ukraina

Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina tiga bulan lalu, konflik tampak terasa jauh dari wilayah Rusia.

Liputan6.com, Jakarta Ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina tiga bulan lalu, konflik tampak terasa jauh dari wilayah Rusia.

Namun dalam beberapa hari, datang rangkaian sanksi dari pemerintah Barat terhadap Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Beberapa perusahaan juga menerapkan hukuman ekonomi terhadap negara tersebut. Banyak rakyat Rusia yang terguncang akibat sejumlah pukulan finansial dan isolasi yang kini berlaku.

Pusat perbelanjaan yang luas di Moskow berubah menjadi hamparan menakutkan dari etalase pengecer Barat yang kini tutup, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (25/5/2022).

Raksasa makanan cepat saji Amerika McDonald's keluar dari Rusia sepenuhnya sebagai tanggapan atas operasi militer tersebut.

Produsen mobil besar Renault juga pergi, walaupun memiliki jumlah investasi besar di negara Beruang Merah tersebut.

Sementara perusahaan multinasional pergi, ribuan orang Rusia juga melarikan diri, khawatir akan tindakan pemerintah mereka.

Chris Weafer, analis kawakan ekonomi Rusia di Macro-Advisory, kepada kantor berita Associated Press mengatakan "Terdapat ketakutan nyata bahwa pengangguran akan meningkat dalam bulan-bulan mendatang pada musim panas, bahwa akan ada penurunan besar dalam konsumsi dan penjualan ritel dan investasi."

Jika aksi militer berlarut, lebih banyak perusahaan akan keluar dari Rusia, kata Weafer. Ia memperkirakan perusahaan yang tersisa yang hanya menangguhkan operasi mungkin melanjutkan operasi jika gencatan senjata dan kesepakatan damai untuk Ukraina tercapai. Tetapi jendela untuk kemungkinan tersebut kini tampaknya tertutup, imbuhnya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ukraina Ingatkan Dunia, Kemungkinan Rusia Bisa Serang Negara Lain

Presiden Ukrainia, Volodymyr Zelenskyy pada Jumat (22/4), menggunakan pernyataan seorang jenderal Rusia, sebagai bukti bahwa Moskow akan menyerang negara lain apabila Rusia berhasil di Ukraina.

Jenderal itu mengatakan, Rusia bertujuan merebut semua wilayah Ukraina selatan dan timur serta menghubungkannya dengan provinsi yang memisahkan diri di negara tetangga Moldova.

 

  

"Itu hanya menegaskan apa yang telah saya katakan beberapa kali: invasi Rusia ke Ukraina hanya sebagai permulaan," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya Jumat malam.

Dia mengatakan sebelumnya, komentar Rustam Minnekayev, wakil komandan distrik militer pusat Rusia menunjukkan bahwa Rusia tidak akan berhenti dengan Ukraina.

Kantor berita milik pemerintah Rusia mengutip Minnekayev yang mengatakan Moskow ingin merebut seluruh wilayah Donbas di timur Ukraina, membuat koridor darat untuk menghubungkan dengan semenanjung Krimea dan merebut seluruh wilayah selatan negara itu ke arah barat hingga wilayah Moldova yang memisahkan diri dan diduduki Rusia.

Moldova memanggil duta besar Rusia hari Jumat untuk mengungkapkan “keprihatinan mendalam” atas komentar jenderal itu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jalina Porter menolak mengomentari pernyataan jenderal Rusia itu, tetapi mengatakan Washington dengan tegas mendukung kedaulatan Moldova.

3 dari 4 halaman

Vladimir Putin Diajak Dewan Eropa Bahas Situasi Ukraina, Ini Respons Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel membahas situasi di Ukraina selama percakapan telepon pada Jumat (22/4/2022) kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.

Michel memberi tahu Vladimir Putin tentang kontaknya dengan para pemimpin Ukraina selama perjalanan baru-baru ini ke Kiev, dan Putin menguraikan penilaiannya tentang operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

Menanggapi panggilan Michel untuk melakukan kontak langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Putin menegaskan bahwa kemungkinan seperti itu tergantung pada hasil nyata dalam pembicaraan damai yang sedang berlangsung.

Dimana, "pihak Ukraina menunjukkan inkonsistensi dan tidak siap untuk mencari solusi yang dapat diterima bersama," demikian dikutip dari Xinhua, Sabtu (23/4/2022).

Rusia telah membatalkan serangan terhadap zona industri pabrik Azovstal di Mariupol Ukraina dan menawarkan semua pasukan perlawanan di sana kesempatan untuk meletakkan senjata dan "menerima perlakuan yang layak," kata Putin.

 

4 dari 4 halaman

Langkah Rusia Lindungi WN

Dia menjelaskan langkah-langkah Rusia untuk melindungi warga sipil, termasuk pembukaan koridor kemanusiaan.

Michel "sangat mendesak untuk akses kemanusiaan segera dan perjalanan yang aman dari Mariupol dan kota-kota terkepung lainnya pada kesempatan Paskah Ortodoks," katanya di Twitter.

Dia juga menegaskan kembali posisi Uni Eropa (UE), yang mendukung Ukraina dan kedaulatannya, dan mengutuk sanksi atas operasi Rusia, tweetnya.

Putin mengkritik "pernyataan tidak bertanggung jawab" dari pejabat Uni Eropa tentang perlunya menyelesaikan masalah Ukraina melalui cara militer dan mengabaikan "banyak kejahatan perang" oleh pasukan Ukraina, menurut pernyataan itu.

Dia juga mengecam sebagian besar kebijakan Russophobic negara-negara Uni Eropa di bidang budaya, kemanusiaan dan olahraga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.