Sukses

Arab Saudi Larang Warganya ke Indonesia, Ini Respons Kemlu RI

Kemlu RI angkat bicara terkait keputusan Arab Saudi larang warganya ke Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memberikan reaksi usai ada kabar pemerintah Arab Saudi yang melarang rakyat mereka ke Indonesia. Alasan Arab Saudi adalah kondisi COVID-19. 

Persepsi Arab Saudi tentang pandemi di Indonesia berbeda dari penilaian pemerintah. Kini, aturan social distancing telah dilonggarkan, dan masker boleh dilepas di ruang terbuka. Namun, Indonesia tetap di daftar hitam Arab Saudi karena COVID-19. 

Pihak Kemlu RI berkata telah menjelaskan kepada Arab Saudi bahwa kondisi pandemi Indonesia telah cukup membaik. 

"Indonesia sudah menyampaikan ke pihak Saudi bahwa penanganan COVID RI sudah berhasil menekan angka kasus positif dan bahkan kondisi di tanah air sudah jauh lebih baik dari banyak negara dunia pada umumnya," jelas juru bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah kepada Liputan6.com, Selasa (24/5/2022). 

Berdasarkan data erkini Johns Hopkins University, jumlah kasus baru di Indonesia selama 28 hari terakhir juga terpantau lebih rendah dari Malaysia, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.  

Saat ini, warga di Indonesia yang ingin naik haji telah bersiap usai penundaan karena pandemi COVID-19. Arab Saudi memutuskan membatasi jumlah jemaah, namun mulai membukanya kembali bagi jemaah internasional di 2022. 

Pihak Kemlu RI mengaku belum mendapatkan informasi tentang dampak pelarangan Arab Saudi kepada haji 2022. 

"Saya tidak ada info. Sebaiknya ditanyakan ke Kementerian Agama yg menangani haji," jelas Faiza.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Blacklist Arab Saudi

Masyarakat dari Kerajaan Arab Saudi telah dilarang untuk berkunjung ke Indonesia akibat kasus COVID-19. Selain Indonesia, ada 15 negara lagi yang masuk blacklist ini.

Dilaporkan Saudi Gazette, Selasa (24/5/2022), negara-negara itu adalah Lebanon, Suriah, Turki, Iran, Afghanistan, India, Yaman, Somalia, Etiopia, Republik Demokratik Kongo, Libya, Vietnam, Armenia, Belarusia, dan Venezuela.

 

Kebijakan itu larangan kunjungan itu mirip dengan yang diumumkan pemerintah Arab Saudi tahun lalu. Namun, Direktorat Jenderal Paspor (Jazawat) kembali menegaskannya pada pekan lalu.

Warga Saudi yang ingin pergi ke luar kerajaan ditekankan agar menerima tiga dosis vaksin melawan Virus Corona, atau belum lewat tiga bulan usai menerima dosis kedua vaksin. Ada pengecualian bagi kelompok yang punya kondisi medis tertentu.

Puan Harap COVID-19 Tak Halangi Haji

Sebelumnya dilaporkan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani meminta pemerintah memastikan seluruh calon jemaah haji Indonesia tak terkendala masalah vaksinasi saat berangkat ke tanah suci.

"Sebagaimana kita ketahui, pemerintah Arab Saudi mensyaratkan vaksin dosis lengkap bagi seluruh jemaah haji. Di sisi lain, masih ada cukup banyak calon jemaah haji yang sudah terdaftar belum mendapatkan vaksin lengkap," kata Puan dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu, 22 Mei 2022. 

3 dari 4 halaman

Kemenag: 87,06 Persen Jemaah Haji Konfirmasi Siap Berangkat ke Tanah Suci

Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama secara resmi telah membuka tahap pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) 1443 H/2022 M dan konfirmasi keberangkatan bagi para jemaah.

Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab mengatakan, tahap ini dibuka dari 9 Mei sampai dengan 20 Mei 2021. Hingga sepekan sejak tahapan pelunasan dibuka, lebih 80 ribu jemaah haji melakukan konfirmasi keberangkatan.

"Sampai Jumat, 13 Mei 2022 sore, ada 80.313 jemaah haji lakukan pelunasan Bipih dan konfirmasi keberangkatan. Tercatat 87,06 persen yang konfirmasi siap berangkat," terang Mujab dalam siaran pers dikutip dari situs resmi Kementerian Agama, Minggu (15/5).

Mujab melanjutkan, tahun ini 92.825 jemaah berhak melakukan pelunasan dan konfirmasi keberangkatan pada musim haji 1443 H/2022 M. Termasuk di dalamnya, kuota Petugas Haji Daerah dan pembimbing yang berasal dari kelompok bimbingan ibadah haji umrah (KBIHU) .

"Masih ada 11.933 kuota jemaah yang diberi kesempatan melakukan pelunasan dan konfirmasi hingga 20 Mei mendatang," pungkas Mujab.

Kasubdit Pendaftaran Haji, Hanif menambahkan, pada tanggal yang bersamaan, dibuka pelunasan bagi jemaah yang masuk dalam kuota cadangan. Total ada 18.460 kuota yang disiapkan sebagai cadangan. Hampir sebagian dari jumlah tersebut, juga sudah melunasi Bipih.

"Saat ini sudah 7.782 jemaah yang melunasi Bipih untuk kuota cadangan," kata Hanif.

4 dari 4 halaman

Pesan Kemenag untuk Jemaah Haji Berangkat 2022

Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama telah merilis daftar nama jemaah haji reguler yang berhak berangkat tahun 1443 H/2022 M. Daftar tersebut bisa diakses melalui laman www.haji.kemenag.go.id.

“Alhamdulillah, proses verifikasi daftar nama jemaah haji regular sudah selesai. Saya sudah terbitkan Keputusan Dirjen PHU terkait itu. Daftar nama tersebut sudah diumumkan dan dikirim ke Kanwil Kemenag Provinsi seluruh Indonesia untuk segera ditindaklanjuti,” terang Dirjen PHU Hilman Latief di Jakarta, Minggu (8/5).

Proses verifikasi, kata Hilman, dilakukan untuk memastikan seluruh jemaah yang berangkat memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Saudi, yaitu: mereka yang berusia paling tinggi 65 tahun 0 bulan per tanggal 30 Juni 2022 serta sudah menerima vaksinasi Covid-19.

"Saya minta, jemaah yang sudah ditetapkan berhak berangkat tahun ini segera mempersiapkan diri dengan baik. Jangan lupa melakukan konfirmasi keberangkatan pada bank tempat mendaftar," pesan Hilman.

"Jemaah dapat melakukan proses konfirmasi dari 9 - 20 Mei 2022," imbuhnya.

Hilman mengatakan bahwa Arab Saudi menetapkan kuota haji Indonesia tahun ini hanya 100.051. Jumlah ini terdiri atas: 92.825 kuota jemaah haji regular, 7.226 kuota jemaah haji khusus, dan 1.901 kuota petugas. Semuanya berkurang dari kuota normal sehingga tentu saja ada jemaah yang sudah melunasi pada tahun 2020 tapi belum bisa berangkat tahun ini.

"Saya berharap semua saling memberi semangat. Jemaah yang berangkat memberi semangat kepada yang belum berangkat dan mendoakan semoga segera mendapat giliran. Demikian juga jemaah yang belum berangkat, memberi semangat pada mereka yang akan berangkat tahun ini dan mendoakan semoga sehat dan mendapat haji mabrur," harap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.