Sukses

Pesan Joe Biden di Akhir Kunjungan ke Korea Selatan: Kim Jong-un, Halo Titik

Korea Utara juga jadi fokus selama kunjungan dua hari Presiden AS Joe Biden ke negara tetangga Korea Selatan.

Liputan6.com, Seoul - Presiden AS Joe Biden sudah menyelesaikan lawatan selama dua hari di Korea Selatan. Pemberhentian pertamanya bukanlah pangkalan militer, sebaliknya ia mengunjungi pabrik semikonduktor – sebuah kunjungan yang bermaksud untuk menandai pentingnya hubungan ekonomi AS dengan Asia.

Meskipun demikian, Korea Utara tidak pernah luput dari perhatiannya, terutama di tengah-tengah laporan bahwa Pyongyang akan segera melakukan uji coba senjata besar lainnya.

"Kami siap untuk menghadapi apa pun yang dilakukan Korea Utara. Kami telah mempertimbangkan secara mendalam bagaimana kami menanggapi apa pun yang mereka lakukan, jadi saya tidak prihatin seandainya Anda berpendapat demikian," ujar Joe Biden seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (23/5/2022).

Sebelumnya, Biden dan mitranya dari Korea Selatan mengisyaratkan sikap yang lebih keras terhadap Korea Utara. AS dan Seoul menunjukkan bahwa mereka kemungkinan akan melanjutkan latihan militer gabungan yang lebih besar.

Biden juga menepis kemungkinan pembicaraan langsung dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

"Itu tergantung pada apakah ia (Kim Jong-un) secara tulus dan bersungguh-sungguh (ingin mengadakan pembicaraan resmi),"  kata Biden.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pesan untuk Kim Jong-un

Hal itu berbeda dari lawatan presiden AS ke Korea sebelumnya. Ketika itu, mantan Presiden Donald Trump mengatur pertemuan mendadak dengan Kim Jong-un.

"Mereka menunjukkan bahwa mereka sangat peduli dengan hal yang lebih bermakna. Mereka tidak melakukan langkah yang cenderung sekedar menciptakan drama atau kesempatan untuk berfoto," ujar Rekan Senior di Center for a New American Security atau Pusat Keamanan Baru Amerika, Duyeon Kim.

"Dan mereka benar-benar ingin kembali ke perundingan dan pembicaraan yang bisa dipercaya dan tulus dengan Korea Utara. Tetapi keheningan dan tidak adanya tanggapan apapun dari Pyongyang atas tawaran Biden dan Yoon, saya pikir itu menunjukkan bahwa Korea Utara tidak siap, mungkin karena pandemi atau tidak tertarik karena kedua negara sekutu itu tidak memenuhi prasyarat Pyongyang, atau keduanya."

Sebelum meninggalkan Korea, Biden ditanya apakah ia mempunyai pesan untuk Kim. "Halooo... Titik. Terima kasih," candanya.

Kini, Biden berupaya memusatkan pada hal-hal lain sambil melanjutkan lawatanya ke Asia Timur Laut.

3 dari 4 halaman

AS Siap Bantu Korea Selatan dengan Nuklir

Dalam kedatangannya, Presiden Joe Biden juga membahas kerja sama Indo-Pasifik, dan kerja sama militer. 

"Banyak sekali bagian dari masa depan yang akan ditulis di Indo-Pasifik selama beberapa dekade ke depan. Ini adalah momen untuk berinvestasi di satu sama lain, memperkuat hubungan-hubungan bisnis, dan membawa masyarakat kita lebih dekat lagi," ujar Presiden Biden lewan akun Twitter @POTUS, Sabtu (21/5/2022). 

Presiden Joe Biden siap mendukung Republik Korea alias Korea Selatan untuk memakai kapabilitas pertahanan Amerika Serikat, termasuk nuklir.

"Presiden Biden menegaskan bahwa AS memberikan komitmen penangkal kepada Republik Korea untuk memakai sepenuhnya kapabilitas pertahanan AS, termasuk kapabilitas-kapabilitas nuklir, konvensional, dan pertahanan," tulis pernyataan bersama AS-Korsel.

Meski AS berkata siap membantu dengan nuklir, Presiden Yoon dan Presiden Biden ingin melanjutkan komitmen denuklirisasi Semenanjung Korea. Kedua negara sepakat untuk berkoordinasi demi tujuan tersebut. 

Nuklir milik Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) alias Korea Utara dianggap sebagai ancaman di Asia.

"Kedua Presiden berbagi pandangan bahwa program nuklir RRDK memberikan sebuah ancaman mengerikan tidak hanya kepada perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea tetapi juga seluruh Asia dan dunia," tulis pernyataan tersebut.

Kedua pemimpin sepakat memulai diskusi-diskusi untuk memperluas jangkauan dan skala latihan-latihan militer gabungan di area Semenanjung Korea. Selain itu, AS juga berminat membantu Korea Selatan dalam melawan serangan cyber dari Korea Utara. 

4 dari 4 halaman

Ruang Dialog dan Negosiasi

Presiden Joe Biden dan Presiden Yoon Suk-yeol meminta agar semua anggota PBB mengikuti semua resolusi Dewan Keamanan PBB dan meminta Korea Utara untuk mengikuti apa yang telah disepakati pada komitmen dan perjanjian.

Kedua pemimpin juga menyebut masih membuka jalan dialog dan diplomasi untuk mencari solusi dengan Korea utara.

"Presiden Yoon menjelaskan visinya untuk normalisasi hubungan antar-Korea melalui rencana tegas yang bertujuan pada denuklirisasi dan semenanjung Korea yang sejahtera dan Presiden Biden mengungkapkan dukungannya pada kerja sama antara-Korea," tulis pernyataan kedua pemimpin.

Teknologi Strategis

Isu ekonomi dan teknologi turut menjadi pembahasan. Presiden Biden dan Presiden Yool berkata para ilmuwan dari negara mereka termasuk yang paling inovatif di dunia.

Mereka sepakat untuk bekerja sama dalam melindungi dan mempromosikan teknologi yang penting dan sedang berkembang, termasuk semiconductor, baterai mobil listrik yang ramah lingkungan, Kecerdasan Buatan, teknologi kuantum, bioteknologi, biomanufaktur, dan robotika otonom.

AS dan Korea Selatan berjanji untuk saling mendukung kerja sama people-to-people terkait bidang-bidang tersebut.Advertisement 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.