Sukses

12 Mei 2015: Gempa Nepal dekat Everest Terasa Hingga 3 Negara, 218 Orang Tewas

Sejumlah sumber menyebut korban jiwa gempa bumi Nepal dekat Gunung Everest yang dirasakan tiga negara lain itu mencapai 218, dengan korban luka mencapai 3.000 orang lebih.

Liputan6.com, Kathmandu - Sejarah mencatat hari ini tujuh tahun yang lalu atau tepatnya pada 12 Mei 2015, gempa bumi dengan magnitudo 7,3 mengguncang Nepal timur, dekat Gunung Everest. Lindu itu diikuti oleh enam gempa susulan berkekuatan 5,0 dan lebih tinggi.

Satu gempa yang melanda 30 menit kemudian, berpusat di distrik Ramechhap, timur Kathmandu, Nepal tercatat berkekuatan 6,3.

Mengutip BBC kala itu, gempa bumi besar yang melanda Nepal timur, dekat Gunung Everest, itu terjadi dua minggu setelah lebih dari 8.000 orang tewas dalam gempa dahsyat pada 25 April 2015.

Sedikitnya 48 orang tewas dan lebih dari 1.000 terluka, kata para pejabat terkait gempa Nepal itu. Sedikitnya 17 orang juga tewas di India.

Gempa bumi itu melanda dekat kota Namche Bazaar dan mengirim ribuan warga panik ke jalan-jalan ibu kota Nepal, Kathmandu. Meski kekuatannya sedikit lebih rendah yakni magnitudo 7,3, dibandingkan dengan 7,8 dari gempa 25 April.

Gempa Nepal itu terjadi pada pukul 12:35 waktu Nepal (06:50 GMT) dan berpusat sekitar 76 km (47 mil) timur Kathmandu, di daerah pedesaan dekat perbatasan China.

Gempa dilaporkan juga terasa di India utara, Tibet dan Bangladesh. Kementerian Dalam Negeri India mengatakan 16 orang tewas di negara bagian Bihar, dan satu lagi di Uttar Pradesh. Para pejabat di China mengatakan satu orang dipastikan tewas di Tibet.

Gempa itu melanda pada kedalaman 15 km (9,3 mil), menurut Survei Geologi AS - kedalaman yang sama dengan gempa April. Getaran dangkal lebih cenderung menyebabkan kerusakan yang lebih besar di permukaan.

Gempa hari Selasa kemungkinan akan menjadi salah satu yang terbesar yang melanda Nepal, yang telah mengalami ratusan gempa susulan sejak 25 April.

Sejumlah sumber menyebut korban jiwa gempa yang dirasakan empat negara itu mencapai 218, dengan korban luka mencapai 3.000 orang lebih.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

31 dari 75 Distrik di Nepal Rusak

Helikopter penyelamat telah dikirim ke distrik-distrik di timur Kathmandu yang diyakini paling parah terkena dampaknya. Polisi di Charikot, 80 km timur laut ibu kota, mengatakan 20 orang tewas di sana.

Kemudian pada hari Selasa itu, militer AS mengatakan sebuah helikopter Korps Marinir yang terlibat dalam upaya bantuan bencana telah hilang saat bekerja di sekitar Charikot. Delapan orang berada di dalamnya.

Seorang juru bicara pemerintah Nepal mengatakan kepada BBC bahwa 31 dari 75 distrik di negara itu terkena dampak gempa tersebut.

Perdana Menteri Nepal kala itu, Sushil Koirala menyerukan "keberanian dan kesabaran" dan mendesak semua orang yang telah membantu Nepal sejak gempa 25 April "untuk sekali lagi mengulurkan tangan membantu".

Wartawan BBC Yogita Limaye, yang berada di pegunungan Nepal ketika gempa terakhir terjadi, mengatakan: "Bumi berguncang untuk waktu yang cukup lama. "Saya benar-benar bisa memahami rasa paniknya. Kami telah melihat getaran - sudah dua setengah minggu sejak gempa pertama. Tapi yang ini benar-benar terasa seperti berlangsung sangat lama. Orang-orang ketakutan."

Sedikitnya empat orang tewas di Kota Chautara, timur Kathmandu, di mana sejumlah bangunan dilaporkan runtuh.

The International Organisation for Migration mengatakan jasad-jasad dievakuasi dari puing-puing bangunan di sana.

 

3 dari 4 halaman

Picu Tanah Longsor

Krishna Gyawali, kepala petugas distrik untuk Chautara, mengatakan telah terjadi sejumlah tanah longsor.

Tanah longsor juga dilaporkan oleh Save the Children di Sindhupalchok dan Dolakha. Seorang juru bicara mengatakan kepada BBC bahwa stafnya telah "menghindari batu-batu besar yang menggelinding dari lereng bukit".

Menteri Dalam Negeri Nepal Bam Dev Gautam mengatakan: "Banyak rumah ambruk di Dolakha... ada kemungkinan jumlah korban tewas dari distrik itu akan bertambah."

Wartawan BBC Navin Singh Khadka mengatakan gempa telah meruntuhkan lebih banyak rumah dan penginapan di wilayah Everest, tetapi pejabat setempat melaporkan sangat sedikit turis yang masih berada di daerah itu setelah gempa 25 April.

Seorang perawat di Namche Bazaar, Rhita Doma Sherpa, mengatakan kepada Reuters: "Gedung sekolah retak dan sebagian, saya bisa melihat, mereka runtuh. Saat itu jam makan siang. Semua anak berada di luar."

4 dari 4 halaman

3 Pendaki Asal RI Dinyatakan Meninggal di Gunung Nepal

Sebelumnya, gempa dahsyat yang menerjang Nepal pada 25 April juga meninggalkan duka bagi Indonesia. Hal ini terkait dengan nasib 3 pendaki asal Bandung yang tak diketahui nasibnya usai bencana tersebut.

Dijelaskan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhamad Iqbal mengatakan Alma Parahita, Kadek Andana dan Jeroen Hehuwat dipastikan hilang pasca gempa Nepal tersebut.

"Kasus tiga orang (pendaki), surat kematiannya sudah keluar," ucap Iqbal dalam media gathering Direktorat Perlindungan WNI di Jakarta, Senin (11/1/2016).

"Kita sudah instruksikan kedutaan kita di Bangladesh, Dhaka, karena yang mengcover Nepal, untuk mengeluarkan surat itu," papar dia.

 Surat tersebut pun, kata Iqbal telah diberikan kepada keluarga ketiga orang tersebut. Para keluarga sudah mengikhlaskan kepergian dari orang-orang tersayangnya.

Keluarga korban juga mengucapkan terima kasih kepada Menlu dan jajarannya. Apresiasi disampaikan karena Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sudah berupaya maksimal mencari anggota keluarganya.

Gempa Nepal mengguncang pada Sabtu pagi, 25 April 2015 pukul 11.58 waktu setempat. Gempa itu bermagnitudo 7,9.

Akibat gempa ini sangat luar biasa. Selain menyebabkan kehancuran besar, sekitar 7 ribu orang meregang nyawa.by TaboolaSponsored Links 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.