Sukses

China Lockdown Lagi karena Lonjakan COVID-19, KBRI Beijing Gelar Tes PCR Setiap hari

Kasus COVID-19 varian Omicron melonjak di Ibu Kota China, Beijing sejak April 2022. Pemerintah Tiongkok pun kembali memberlakukan penguncian wilayah atau lockdown di sejumlah tempat.

Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 varian Omicron melonjak di Ibu Kota China, Beijing sejak April 2022. Pemerintah Tiongkok pun kembali memberlakukan penguncian wilayah atau lockdown di sejumlah tempat.

Beberapa staf Kedutaan Besar RI di Beijing terkena dampak penguncian wilayah tersebut. "Beberapa staf yang mengalami kendala karena lingkungannya dikarantina atau kesulitan akses diperbolehkan WfH (bekerja dari rumah)," kata Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Beijing, Dewi Avilia, Rabu (11/5/2022).

Beberapa wilayah ibu kota, khususnya Distrik Chaoyang yang menjadi tempat berlokasinya KBRI Beijing termasuk rumah tinggal beberapa staf, lockdown sejak 22 April. Per 1 Mei 2022, otoritas setempat mengeluarkan kebijakan bekerja dari rumah, melarang makan dan minuman di restoran atau kafe, dan menutup sejumlah sekolah dan tempat hiburan di Distrik Chaoyang.

"Namun KBRI tetap buka seperti biasa, tidak ada WfH," ujar Dewi.

KBRI Beijing juga menggelar tes PCR COVID-19 secara massal untuk staf dan keluarganya setiap hari sebagaimana instruksi otoritas kesehatan setempat pada semua warga yang tinggal di Distrik Chaoyang.

Tidak semua kawasan di Distrik Chaoyang yang dikunci aksesnya. KBRI Beijing yang berada di Dongzhimen Wai Dajie No 4 berada di wilayah yang tidak dikunci.

 

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harus Bekerja dari Rumah

Seorang staf KBRI yang tinggal di kawasan Panjiayuan sejak sebelum musim liburan Hari Raya Idul Fitri beberapa waktu lalu harus bekerja dari rumah sampai sekarang karena wilayah tersebut dikunci dan dikategorikan sebagai zona berisiko tinggi.

Beberapa staf lainnya yang tinggal di kawasan Shuangjing dan Jinshong juga terpaksa bekerja dari rumah karena penguncian wilayah itu.

Pada 1 Mei itu pula sedikitnya 60 stasiun kereta metro bawah tanah (MRT) di Beijing ditutup total, seperti dilansir Antara. Demikian halnya dengan halte bus di sekitar 60 stasiun tersebut juga ditutup.

MRT dan bus tetap beroperasi, namun tidak berhenti di stasiun atau halte yang ditutup tersebut.

Otoritas China mewajibkan karantina bagi semua penghuni satu blok apartemen meskipun terdapat satu kasus kontak dekat. Sejauh ini tidak ada laporan mengenai kasus positif yang terjadi pada staf KBRI Beijing, namun mereka yang bekerja dari rumah itu karena terkena kewajiban karantina setelah ditemukan kasus kontak dekat di blok apartemennya.

Di Beijing terdapat 586 kasus COVID-19 sejak ditemukan klaster baru di salah satu sekolah di Distrik Chaoyang pada pertengahan April 2022.

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Tips Ajarkan Anak Pakai Masker Cegah Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.