Sukses

Fakta 9 Mei, Hari di Balik Rumor Vladimir Putin Deklarasi Perang Rusia Ukraina

Para pejabat Barat percaya bahwa Putin dapat secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina segera setelah 9 Mei, hari simbolis bagi Rusia, membuka jalan baginya untuk melakukan kampanyenya.

Liputan6.com, Moskow - Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, dan sejak itu Presiden Vladimir Putin bersikeras bahwa pasukannya melakukan "operasi militer khusus" alih-alih perang.

Tetapi spekulasi berkembang bahwa ini bisa berubah dalam beberapa hari mendatang. Para pejabat Barat percaya bahwa Putin dapat secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina segera pada 9 Mei, bertepatan dengan hari simbolis bagi Rusia, membuka jalan baginya untuk melakukan kampanyenya.

Sejauh ini Rusia telah menepis spekulasi bahwa mereka akan menyatakan perang habis-habisan di Ukraina dalam beberapa hari mendatang sebagai "omong kosong".

Dilansir BBC, Kamis 5 Mei 2022, Moskow sampai sekarang membantah sedang berperang, dan hanya menyebut invasi itu sebagai "operasi militer khusus". Namun para pejabat Barat berspekulasi bahwa Presiden Vladimir Putin dapat menggunakan Parade Kemenangan 9 Mei untuk mengumumkan eskalasi aksi militer.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, bagaimanapun, mengatakan tidak ada kebenaran dari rumor itu "sama sekali".

Berikut ini fakta di balik 9 Mei, hari di mana rumor soal Vladimir Putin bakal deklarasikan perang Rusia Ukraina besar-besara, mengutip CNN, Jumat (6/5/2022):

Apa Itu 9 Mei?

9 Mei dikenal sebagai Victory Day atau Hari Kemenangan di Rusia, memperingati kekalahan negara itu dari Nazi pada 1945.

Ini ditandai dengan parade militer di Moskow, dan para pemimpin Rusia secara tradisional berdiri di makam Vladimir Lenin di Lapangan Merah untuk memberikan penghormatan.

"9 Mei dirancang untuk pamer ke penonton tuan rumah, untuk mengintimidasi oposisi dan untuk menyenangkan diktator saat itu," kata James Nixey, direktur Program Rusia-Eurasia di Chatham House kepada CNN.

Para pejabat Barat telah lama percaya bahwa Putin akan memanfaatkan signifikansi simbolis dan nilai propaganda hari itu untuk mengumumkan pencapaian militer di Ukraina, eskalasi besar permusuhan -- atau keduanya.

Presiden Rusia memiliki mata yang tajam untuk simbolisme, setelah meluncurkan invasi ke Ukraina sehari setelah Defender of the Fatherland Day atau Hari Pembela Tanah Air, hari militer penting lainnya di Rusia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Persiapan Mobilisasi?

Putin memiliki banyak pilihan di atas meja, menurut Oleg Ignatov, analis senior untuk Rusia di Crisis Group. "Menyatakan perang adalah skenario terberat," katanya.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky -- yang belum secara resmi menyatakan perang terhadap Rusia -- memberlakukan darurat militer di Ukraina ketika invasi Rusia dimulai pada akhir Februari.

Pilihan lain bagi Putin adalah memberlakukan undang-undang mobilisasi Rusia, yang dapat digunakan untuk memulai mobilisasi militer umum atau sebagian "dalam kasus agresi terhadap Federasi Rusia atau ancaman agresi langsung, pecahnya konflik bersenjata yang ditujukan terhadap Federasi Rusia. "

Itu akan memungkinkan pemerintah tidak hanya untuk mengumpulkan pasukan tetapi juga untuk menempatkan ekonomi negara pada pijakan perang.

Pasukan Rusia telah kehilangan setidaknya 15.000 tentara sejak awal perang, menurut James Nixey selaku direktur Program Rusia-Eurasia di Chatham House, dan bala bantuan akan dibutuhkan jika Moskow ingin mencapai tujuannya di Ukraina.

 

 

3 dari 4 halaman

Bisa Mengurangi Dukungan Dalam Negeri

Mobilisasi dapat berarti memperpanjang wajib militer bagi tentara yang saat ini berada di angkatan bersenjata, memanggil pasukan cadangan atau membawa masuk pria-pria usia pertempuran yang telah menjalani pelatihan militer, kata Ignatov. Tapi itu juga akan mewakili risiko besar bagi Putin.

"Itu akan mengubah seluruh narasi Kremlin," kata Ignatov, mencatat bahwa langkah itu akan memaksa Putin untuk mengakui bahwa invasi ke Ukraina tidak berjalan sesuai rencana. Mobilisasi skala penuh juga dapat merusak ekonomi Rusia yang sedang berjuang, katanya.

Selain itu, hal itu dapat mengurangi dukungan untuk Putin di dalam negeri, karena beberapa orang Rusia mendukung invasi ke Ukraina tanpa ingin secara pribadi pergi dan berperang, kata analis itu.

"Jika mereka menyatakan mobilisasi skala penuh, beberapa orang tidak akan menyukainya," kata Ignatov.

Masih mungkin bagi Putin untuk memberlakukan undang-undang mobilisasi tanpa secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina, kata Ignatov lagi.

Putin juga dapat memberlakukan darurat militer di Rusia, menangguhkan pemilihan umum dan lebih lanjut memusatkan kekuasaan di tangannya, kata Ignatov.

Ini akan memberlakukan aturan seperti pembatasan pada pria usia pertempuran meninggalkan negara itu, yang juga bisa terbukti tidak populer, tambahnya.

Pada hari Rabu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan "tidak ada kemungkinan" Putin akan menyatakan perang pada 9 Mei.

4 dari 4 halaman

Apa Lagi yang Bisa Terjadi?

Jika Putin tidak menyatakan perang, dia mungkin mencari di tempat lain untuk membuat pernyataan untuk menandai Hari Kemenangan.

Pilihan lain termasuk mencaplok wilayah yang memisahkan diri dari Luhansk dan Donetsk di Ukraina timur, membuat dorongan besar untuk Odesa di selatan, atau mendeklarasikan kontrol penuh atas kota pelabuhan selatan Mariupol.

Ada juga indikasi bahwa Rusia mungkin berencana untuk mendeklarasikan dan mencaplok "republik rakyat" di kota tenggara Kherson.

"Dia (Putin) akan dapat menyatakan bahwa tentara Rusia memiliki beberapa kemenangan di Ukraina," kata Ignatov. "Dia bisa mencoba menggunakan tanggal ini untuk memperkuat dukungannya."

Namun sulit untuk memprediksi apa yang akan dilakukan Rusia dan presidennya, tambah analis itu.

"Semua keputusan dibuat oleh satu orang dan beberapa penasihatnya," kata Ignatov.

Namun juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan hari Senin ada "alasan bagus untuk percaya bahwa Rusia akan melakukan segala yang mereka bisa untuk menggunakan" 9 Mei untuk tujuan propaganda.

"Kami telah melihat Rusia benar-benar menggandakan upaya propaganda mereka, mungkin, hampir pasti, sebagai sarana untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan taktis dan strategis mereka di medan perang di Ukraina," kata Price pada briefing Departemen Luar Negeri pada hari Senin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.