Sukses

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Sambut Kedatangan Sekjen PBB Antonio Guterres

PBB pada Rabu (27/4) menyatakan memiliki tim di Moskow dan Kiev yang menindaklanjuti perjanjian “pada prinsipnya” yang dicapai Guterres dengan Putin.

Liputan6.com, Kiev - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menerima Sekjen PBB Antonio Guterres untuk melakukan pembicaraan, Kamis. Sementara itu Ukraina menyerukan embargo terhadap pasokan energi Rusia dan Presiden AS Joe Biden mempersiapkan proposal bagi bantuan militer, ekonomi dan kemanusiaan.

Guterres tiba di Ukraina dengan maksud berupaya “meluaskan dukungan kemanusiaan dan memastikan evakuasi warga sipil dari zona konflik,” topik-topik yang merupakan bagian dari pembicaraannya sebelumnya pekan ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.

“Semakin cepat perang ini berakhir, semakin baik – demi Ukraina, Rusia dan dunia,” cuit Guterres.

PBB pada Rabu (27/4) menyatakan memiliki tim di Moskow dan Kiev yang menindaklanjuti perjanjian “pada prinsipnya” yang dicapai Guterres dengan Putin, yang memungkinkan PBB dan Komite Palang Merah Internasional untuk mengevakuasi warga sipil yang terperangkap di pabrik baja Azovstol di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.

“Yang masih kami punya adalah kesepakatan pada prinsipnya. Yang kami sedang berupaya lakukan adalah menerjemahkannya menjadi suatu kesepakatan secara rinci dan kesepakatan di lapangan,” kata juru bicara Guterres Farhan Haq kepada wartawan. “Pada akhirnya, yang kami inginkan adalah memastikan gencatan senjata akan dihormati yang akan memungkinkan kita untuk memindahkan orang-orang dengan aman.”

“Kami tidak memiliki kondisi seperti ini sekarang,” lanjutnya.

 

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Meminta Embargo

Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak pada Kamis mengatakan “tinggal masalah waktu” sebelum embargo diberlakukan terhadap industri energi penting Rusia.

Meskipun negara-negara Eropa telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi atau menghilangkan ketergantungan mereka terhadap minyak dan gas Rusia, menggantikan pasokan itu dan potensi pukulan ekonomi di dalam negeri mereka telah membuat beberapa pemimpin menyatakan sikap hati-hati mengenai seberapa cepat pelaksanaan hal tersebut sewaktu para pejabat Ukraina menyerukan embargo.

Podolyak mencuit bahwa menghindari pasokan energi Rusia merupakan masalah moral dan masalah Rusia berhenti “menjadi mitra yang andal dan dapat diprediksi di mata dunia.”

“Beralih ke saluran pasokan alternatif secara cepat akan mahal, tetapi tidak semahal bila tidak melakukannya,” cuit Podolyak. “Dalam jangka menengah, Moskow akan menghadapi isolasi ekonomi dan politik penuh. Akibatnya, kemiskinan, skala yang belum dilihat Rusia.”

Pernyataannya muncul sehari setelah Gazprom Rusia menghentikan pasokan gas alam ke Polandia dan Bulgaria.

3 dari 4 halaman

Putin Beri Peringatan Soal Intervensi Asing Terkait Perang Rusia-Ukraina

Setiap negara yang mencoba untuk campur tangan dalam perang Ukraina akan menghadapi tanggapan "secepat kilat", Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan.

"Kami memiliki semua alat yang tidak dapat dibanggakan oleh siapa pun ... kami akan menggunakannya jika perlu", katanya, dalam apa yang dilihat sebagai referensi untuk rudal balistik dan senjata nuklir. Demikian seperti dilansir dari laman BBC, Kamis (28/4/2022). 

Sekutu Ukraina telah meningkatkan pasokan senjata, dengan AS berjanji untuk memastikan Ukraina mengalahkan Rusia. Para pejabat Barat mengatakan Rusia sedang terhambat dalam upayanya di timur.

Pekan lalu, Rusia melancarkan serangan besar-besaran untuk merebut wilayah Donbas setelah menarik diri dari wilayah sekitar ibu kota Kyiv.Namun menurut seorang pejabat, pasukan Rusia "mendapatkan kesulitan untuk mengatasi perlawanan setia Ukraina dan mereka menderita kerugian". 

Dalam perkembangan lain, Komisi Eropa menuduh Rusia melakukan pemerasan setelah Moskow menghentikan ekspor gas ke Polandia dan Bulgaria.

Presiden Komisi, Ursula von der Leyen mengatakan itu menunjukkan "tidak dapat diandalkan" Rusia sebagai pemasok.Kremlin mengatakan Rusia telah dipaksa melakukan tindakan tersebut oleh "langkah-langkah tidak bersahabat" dari negara-negara Barat.

Pemutusan Gazprom mengikuti penolakan Polandia dan Bulgaria untuk membayar gas dalam rubel Rusia - permintaan yang dibuat oleh Presiden Vladimir Putin pada bulan Maret, yang dirancang untuk menopang mata uang yang goyah yang terpukul oleh sanksi Barat.

4 dari 4 halaman

Kecam Campur Tangan Asing

Putin membuat komentarnya berbicara kepada anggota parlemen Rusia di kota utara St Petersburg pada hari Rabu.

"Jika seseorang dari luar mencoba untuk campur tangan di Ukraina dan menciptakan ancaman strategis bagi Rusia, tanggapan kami akan secepat kilat," katanya. 

"Kami memiliki semua alat [untuk merespons] yang tidak dapat dibanggakan oleh siapa pun. Dan kami tidak akan menyombongkannya, kami akan menggunakannya jika perlu."

Pemimpin Rusia itu menambahkan bahwa semua keputusan tentang apa yang akan termasuk dalam tanggapan itu telah dibuat - tanpa memberikan rincian lebih lanjut.Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, dan dalam beberapa hari Presiden Putin memerintahkan militernya untuk menempatkan pasukan penangkal nuklir Rusia dalam siaga tinggi.

Analis menyarankan ancaman semacam itu adalah upaya Putin untuk memperingatkan sekutu Ukraina agar tidak lebih banyak campur tangan dalam konflik.

Presiden Putin berbicara sehari setelah negara-negara Barat mengadakan pertemuan puncak di Jerman, berjanji untuk meningkatkan dukungan militer untuk Ukraina.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berjanji untuk menggerakkan "langit dan bumi" untuk memastikan Ukraina memenangkan perang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.