Sukses

Ukraina Berusaha dapat Bantuan 5 Miliar Dolar AS per Bulan dari IMF

Ukraina mencari bantuan 5 miliar dolar AS dari Dana Moneter Internasional (IMF) per bulan.

Liputan6.com, Kiev - Ukraina berusaha mendapatkan bantuan uang sebesar 5 miliar dolar AS dari Dana Moneter Internasional (IMF) per bulan.

Laporan ini diungkap oleh outlet media Ukraina Hromadske melaporkan pada Rabu (27/4), mengutip Perdana Menteri negara itu Denys Shmyhal, demikian dikutip dari laman Xinhua, Kamis (28/4/2022).

"Kita berbicara tentang 5 miliar dolar per bulan - kebutuhan jumlah ini telah dikonfirmasi oleh IMF dan Bank Dunia," kata Shmyhal.

"Ini adalah dana yang dibutuhkan anggaran Ukraina untuk memenuhi semua kewajiban sosial dan kemanusiaan kita, " ucap Shmyhal.

IMF telah membuat rekening administratif khusus di mana mitra Ukraina akan memberikan bantuan untuk Kiev dalam bentuk hibah dan pinjaman, katanya.

AS Sanggup Penuhi Kebutuhan Senjata Ukraina untuk Lawan Serangan Rusia

Amerika Serikat dan Ukraina "sebagian besar selaras" pada peralatan militer yang diyakini Ukraina perlu untuk memerangi invasi Rusia dan apa yang dapat diberikan Washington, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Selasa (26 April).

Blinken mengatakan kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat bahwa dia membahas kebutuhan tersebut dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ketika keduanya bertemu dalam perjalanannya ke Ukraina pada hari Minggu dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, kunjungan resmi pertama AS sejak serangan Rusia dimulai pada 24 Februari. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bantuan Senjata dari Joe Biden

"Saya pikir kami sebagian besar selaras dengan apa yang mereka katakan mereka butuhkan dan apa yang kami pikir dapat kami berikan," kata Blinken pada jajak pendapat tahunan tentang anggaran Departemen Luar Negeri dan prioritas diplomatik.

Anggota komite, baik Partai Republik dan rekan Demokrat Presiden Joe Biden, mengatakan mereka setuju untuk memberikan bantuan tambahan ke Ukraina.

Blinken mengatakan senjata sampai ke Ukraina dengan kecepatan lebih tinggi.

Di masa lalu, Blinken mengatakan itu bisa memakan waktu berminggu-minggu.

Sekarang dia mengatakan bisa memakan waktu 72 jam antara keputusan Biden untuk mengirim material dan kedatangannya di tangan para pejuang Ukraina.

"Sifat pertempuran telah berubah dari apa yang diperlukan untuk Ukraina Barat dan di Kiev, ke keadaan sekarang," kata Blinken dalam persidangan.

Washington telah mengesampingkan pengiriman pasukannya sendiri atau NATO ke Ukraina tetapi Washington dan sekutu Eropa telah memasok senjata seperti itu ke Kiev seperti drone, artileri berat Howitzer, dan rudal anti-pesawat Stinger dan anti-tank Javelin.

 

3 dari 4 halaman

Tanggapan China

Blinken mengatakan ada "skeptisisme yang semakin dalam" di Eropa atas tanggapan China terhadap invasi Rusia.

"Ini adalah sesuatu yang kami lihat dengan sangat, sangat hati-hati. Saya pikir Anda melihat bahwa China harus menghadapi risiko reputasi signifikan yang sudah ditimbulkannya dengan dilihat sebagai - dalam interpretasi paling amal - di pagar. , dan lebih praktis, mendukung Rusia," katanya.

Dia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut di depan umum.

"Tetapi untuk saat ini, kami tidak melihat dukungan signifikan dari China untuk tindakan militer Rusia," kata Blinken.

China dan Rusia telah tumbuh semakin dekat. Beijing menyalahkan krisis Ukraina pada ekspansi NATO ke arah timur.

Blinken mengatakan diplomat AS akan kembali ke kota Lviv Ukraina minggu ini dan Departemen Luar Negeri akan mulai menilai bagaimana mereka dapat membuka kembali kedutaan di Kyiv dengan paling aman.

Rusia mengatakan kepada Amerika Serikat pada hari Senin untuk berhenti mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina, memperingatkan bahwa pengiriman besar senjata Barat mengobarkan konflik dan akan menyebabkan lebih banyak kerugian.

 

4 dari 4 halaman

Rusia Sensi

Rusia telah memperingatkan ancaman "nyata" pecahnya Perang Dunia III, menjelang pertemuan pada Selasa (26 April) antara Amerika Serikat dan sekutunya mengenai pengiriman senjata lebih lanjut ke Ukraina yang dilanda perang.

Invasi Moskow ke tetangganya telah memicu ledakan dukungan dari negara-negara Barat yang telah melihat senjata dituangkan ke negara itu untuk membantunya berperang melawan pasukan Rusia.

Selama berbulan-bulan, Presiden Volodymyr Zelensky telah meminta sekutu Barat Ukraina untuk senjata berat - termasuk artileri dan jet tempur - bersumpah pasukannya dapat mengubah gelombang perang dengan lebih banyak daya tembak.

Seruan itu tampaknya beresonansi sekarang, dengan sejumlah negara NATO berjanji untuk menyediakan berbagai senjata dan peralatan berat, meskipun ada protes dari Moskow.

Tetapi kekuatan Barat enggan memperdalam keterlibatan mereka, karena takut memicu konflik melawan Rusia yang bersenjata nuklir.

Berbicara kepada kantor berita Rusia, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan risiko Perang Dunia III "sangat serius" dan mengkritik pendekatan Kiev untuk menggagalkan pembicaraan damai.

"Ini nyata, Anda tidak bisa meremehkannya," kata Lavrov.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.