Sukses

AS Siap Kirim ke Ukraina Persenjataan Skala Besar Hingga Buka Kembali Kedutaan

Pejabat tertinggi AS melawat ke ibu kota Kiev sejak Rusia melancarkan perang 24 Februari 2022 lalu di Ukraina dan menawarkan bantuan.

Liputan6.com, Kiev - Pejabat tertinggi Amerika melawat ke ibu kota Kiev sejak Rusia melancarkan perang 24 Februari 2022 lalu. Mereka adalah dua menteri pemerintahan Joe Biden yang datang pada Senin 25 April 2022.

Menurut laporan VOA Indonesia, Rabu (27/4/2022), keduanya menawarkan paket bantuan senjata berskala besar kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan rencana pembukaan kembali kantor kedutaan besar di sana.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengumumkan bantuan militer bernilai 713 juta dolar bagi Ukraina dan 15 negara sekutu dan mitra Amerika. Sementara Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Amerika akan membuka kembali kantor kedutaan besar yang porak poranda di Kiev.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden pada Senin 25 April telah mengumumkan diplomat veteran Bridget Brink sebagai calon duta besar untuk Kiev, yang kini menunggu persetujuan Kongres.

Blinken mengatakan lawatan ini berlangsung di tengah konflik yang kini memasuki minggu ke delapan.

Menhan AS Ungkap Kunci agar Ukraina Menang Lawan Rusia

Dalam kunjungan tersebut, Blinken yang datang bersama Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan Kepada Zelensky, pihak AS berjanji akan terus memberikan bantaun agar menang melawan Rusia. Menhan AS juga memuji semangat dari Presiden Ukraina.

"Ia memiliki mindset bahwa mereka ingin menang, dan kami memiliki mindset agar kami menolong mereka untuk menang," ujar Menhan AS Lloyd Austin, dikutip AP News, Selasa 26 April 2022.

Menhan AS berkata pertempuran di Ukraina telah berubah karena Rusia telah mundur dari wilayah utara untuk berfokus pada wilayah industri di timur Ukraina. Perubahan ini membuat fokus kebutuhan Ukraina jadi berubah kepada tank, artileri, dan amunisi lainnya.

Menhan Austin yakin perlengkapan militer menjadi kunci kemenangan Ukraina.

"Langkah pertama kemenangan adalah mempercayai bahwa kamu bisa menang," ujar Menhan Austin. "Kami percaya bahwa mereka bisa menang jika memiliki perlengkapan yang tepat, dukungan yang tepat, dan kami akan melakukan segala yang kami bisa ... agar mereka memiliki hal-hal tersebut," ujar Austin.

"Kami ingin melihat Ukraina tetap sebagai negara yang berdaulat, negara demokratis yang dapat melindungi wilayah kedaulatannya. Kami ingin melihat Rusia melemah hingga tak bisa melakukan hal-hal seperti invasi Ukraina," lanjutnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sebelumnya PM Inggris Juga ke Ukraina

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga melaksanakan kunjungan kejutan ke Ukraina. Tak lama kemudian, PM Johnson dan sejumlah jajarannya dicekal masuk Rusia.

Alasan Rusia karena Inggris memiliki pendirian yang bermusuhan dengan Rusia.

Sebelumnya, PM Boris Johnson mengadakan kunjungan kejutan ke Ukraina. Ia bertemu Presiden Volodymyr Zelensky.

Dilaporkan BBC, Sabtu (16/4/2022), pemerintahan Inggris dinilai berusaha mengisolasi Rusia di dunia internasional, sehingga memicu kesulitan ekonomi di dalam negeri Rusia.

Pemerintahan Inggris juga dikritik Rusia karena mengirimkan bantuan senjata ke Ukraina. 

Selain PM Boris Johnson, ada juga nama Menteri Luar Negeri Liz Truss, Menteri Pertahanan Ben Wallace, serta sejumlah anggota kabinet. Langkah ini juga merupakan sanksi balasan dari Rusia.

Pemimpin Skotlandia, Nicola Sturgeon, juga kena sanksi, begitu pula antan Perdana Menteri Inggris, Theresa May.

Nama pejabat Inggris lain yang dilarang masuk Rusia adalah:

- Dominic Raab (Deputi Perdana Menteri, Lord Chancellor, dan Menteri Negara untuk Kehakiman)

- Grant Shapps (Menteri Negara untuk Transportasi)

- Priti Patel (Menteri Dalam Negeri)

- Rishi Sunak (Chancellor)

- Kwasi Kwarteng (Menteri Kewirausahawan, Energi, dan Strategi Industri)

- Nadine Dorries (Menteri Digitalisasi, Budaya, Media, dan Olahraga)

- James Heappey (Menteri Angkatan Bersenjata)

- Nicole Sturgeon (Menteri Pertama Skotlandia)

- Suella Braverman (Jaksa Agung Inggris dan Wales dan advokat utama untuk Irlandia Utara)

- Theresa May (anggota parlemen dan mantan Perdana Menteri Inggris)

3 dari 4 halaman

Rusia Larang 90 Orang ke Negaranya, Ada Kamala Harris hingga Mark Zuckerberg

Rusia pada Kamis 21 April 2022 memberlakukan larangan perjalanan pada Wakil Presiden AS Kamala Harris, kepala Facebook Mark Zuckerberg dan lusinan orang Amerika serta Kanada terkemuka. Hal itu dilakukan sebagai pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Kementerian luar negeri Rusia mengatakan pembatasan perjalanan pada 29 orang Amerika dan 61 warga Kanada - yang juga termasuk pejabat pertahanan, pemimpin bisnis dan jurnalis dari kedua negara - akan tetap berlaku tanpa batas waktu.

Mengutip AFP, Jumat (22/4/2022), Kementerian luar negeri Rusia mengatakan daftar 90 orang yang dilarang itu terdiri dari orang-orang yang bertanggung jawab atas kebijakan "Russophobia" kedua negara.

Di Washington, salah satu pejabat yang menjadi sasaran, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price, mengatakan bahwa larangan bepergian adalah "suatu kehormatan."

"Saya harus mengatakan itu tidak kurang dari sebuah penghargaan untuk mendapatkan kemarahan dari pemerintah yang berbohong kepada rakyatnya sendiri, membuat brutal tetangganya dan berusaha untuk menciptakan dunia di mana kebebasan dan kebebasan dikejar, dan jika mereka memilikinya jalannya, akhirilah," kata Price kepada wartawan.

Ditanya apakah dia harus membatalkan rencana perjalanan ke Rusia, Price menyindir: "Untungnya saya tidak punya rubel dan bahkan jika saya melakukannya, itu tidak akan berguna sekarang."

4 dari 4 halaman

Sejumlah Tokoh Lain yang Dilarang

Amerika Serikat telah memimpin upaya internasional untuk menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap Rusia atas operasi militernya di Ukraina, yang menyebabkan gejolak dalam ekonominya.

Amerika Serikat dan Uni Eropa secara pribadi telah memberikan sanksi kepada sejumlah orang Rusia termasuk Presiden Vladimir Putin, putri-putrinya, dan oligarki yang dianggap penting bagi kekuasaan pemimpin Rusia.

Orang Amerika lainnya yang masuk daftar larangan ke Rusia pada hari Kamis termasuk presenter televisi ABC News George Stephanopoulos, kolumnis Washington Post David Ignatius dan editor situs berita Meduza yang berfokus pada Rusia Kevin Rothrock.

Para pejabat pertahanan AS termasuk juru bicara Pentagon John Kirby dan Wakil Menteri Pertahanan Kathleen Hicks.

Daftar warga Kanada dipimpin oleh Cameron Ahmad, yang menjabat sebagai direktur komunikasi untuk Perdana Menteri Justin Trudeau, dan Komandan Pasukan Operasi Khusus Kanada Steve Boivin.

Rusia sebelumnya telah melarang Facebook dan Instagram, yang merupakan bagian dari kerajaan Meta Zuckerberg, menyebut mereka organisasi "ekstremis". 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.