Sukses

Penemuan Tungku Pembakaran Porselen Kuno di Shanxi Menguak Keterampilan Nenek Moyang China

Tungku pembakaran itu terletak di sebuah situs kota kuno di Distrik Jinyuan, Kota Taiyuan, ibu kota Shanxi.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah tungku pembakaran porselen yang berasal dari era Dinasti Sui (581-618) dan Dinasti Tang awal (618-907) telah ditemukan di Provinsi Shanxi, China utara. Temuan itu diungkap institut arkeologi provinsi tersebut.

Tungku pembakaran itu terletak di sebuah situs kota kuno di Distrik Jinyuan, Kota Taiyuan, ibu kota Shanxi. Kota bernama Jinyang tersebut merupakan salah satu daerah terpenting di era Dinasti Tang.

Institut itu mengatakan bahwa para arkeolog menemukan tungku pembakaran tersebut tahun lalu, dan setelah proses penggalian, tiga tungku pembakaran porselen, sembilan lubang, dan beberapa ribu potongan porselen ditemukan.

Para arkeolog menuturkan barang-barang seladon dan barang-barang porselen berglasir putih halus diproduksi di tungku pembakaran tersebut, yang sangat penting untuk mempelajari barang-barang porselen China di zaman kuno dan keterampilan nenek moyang.

"Ada sangat sedikit tungku pembakaran yang mampu menghasilkan porselen putih halus selama periode ini. Pecahan barang-barang porselen putih yang digali itu menunjukkan adanya keterampilan yang sangat baik," kata Han Binghua, yang bertanggung jawab atas proyek penggalian tersebut, seperti dikutip dari laman Xinhua, Jumat (22/4/2022).

"Tungku pembakaran porselen kuno umumnya terpisah dari area permukiman, tetapi tungku pembakaran ini berada di dalam istana, dan itu sangat menarik," tambah Han.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Misteri Kerajaan Yan

Arkeolog Tiongkok baru-baru ini menemukan sejumlah besar artefak yang berasal dari Dinasti Zhou Barat (1046-771 SM) di sebuah situs peninggalan di Beijing, yang diharapkan dapat mengungkap misteri kerajaan Yan kuno.

Penggalian di situs Liulihe di barat daya Distrik Fangshan diluncurkan pada 2019, dengan para ahli dari delapan institusi termasuk Universitas Peking dan Akademi Ilmu Sosial China ikut serta dalam penggalian.

Dikutip dari laman Xinhua, situs peninggalan Liulihe diyakini sebagai ibu kota kerajaan Yan pada masa Dinasti Zhou Barat.

Situs ini berisi tembok kota, sisa-sisa bangunan dan area pemakaman. Sejarah mengungkap 3.000 tahun situs ini sebagai sumber peradaban perkotaan paling awal yang dapat dilacak di Beijing.

Dari Oktober hingga Desember tahun ini, arkeolog menemukan lima makam kuno, tiga situs perumahan, cincin, dan lebih dari 100 peninggalan budaya termasuk barang perunggu, pernis, tembikar, kerang, benda gading, dan sutra digali dari situs ini.

3 dari 4 halaman

Penggalian Sempat Dihentikan

Sebuah bejana anggur perunggu juga ditemukan di salah satu makam, dan para arkeolog percaya bahwa prasasti di kapal tersebut adalah kesaksian tertulis tentang sejarah konstruksi Beijing selama lebih dari 3.000 tahun.

Upaya penggalian sebelumnya di situs Liulihe dihentikan empat dekade lalu karena naiknya permukaan air bawah tanah, kata Guo Jingning, seorang pejabat di biro yang melakukan penelitian.

"Penggalian terbaru memberikan informasi penting untuk melakukan studi tentang ritual, sistem feodal, adat pemakaman, dan perencanaan kota selama Dinasti Zhou Barat," kata Chen Mingjie, direktur biro tersebut.

4 dari 4 halaman

Temuan Fosil Reptil Laut Berusia 250 Juta Tahun

Sejumlah peneliti telah mengidentifikasi kerangka parsial dari reptil laut yang sebelumnya tidak diketahui sebagai ichthyosauromorph. Reptil itu diketahui hidup sekitar 250 juta tahun silam, menurut Universitas Geosains China (Wuhan).

Fosil yang berasal dari Zaman Trias Bawah tersebut digali di Kota Baise, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, dan dinamakan Baisesaurus Robustus oleh tim peneliti yang terlibat dalam penemuannya, seperti dilansir Xinhua, Kamis (14/4/2022).

Berdasarkan pekerjaan restorasi selama tiga bulan, para peneliti meyakini reptil tersebut memiliki panjang sekitar 3 meter, jauh lebih besar dibandingkan fosil-fosil ichthyosauriform Trias Awal lainnya yang ditemukan di China. Baisesaurus robustus lebih menyerupai lumba-lumba, menurut sejumlah gambar yang dibuat melalui proses restorasi ilmiah.

Dengan tulang kaki depan yang lebih panjang dan lebih kuat, reptil laut itu juga diyakini sebagai perenang yang tangguh dan kemungkinan besar merupakan predator unggul di lautan, kata Pemimpin tim yang juga lektor kepala di Fakultas Geosains universitas tersebut, Han Fenglu.

Studi itu baru-baru ini dipublikasikan secara daring di jurnal biologi internasional PeerJ.

Ichthyosauriform diperkirakan muncul di Bumi pada 250 juta tahun silam dan punah sekitar 90 juta tahun lalu. Reptil laut itu hidup pada zaman yang kurang lebih sama dengan dinosaurus, tetapi asal-usul dan sejarah evolusi awal mereka masih menjadi misteri. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.