Sukses

Kanselir Olaf Scholz Tepis Rumor yang Sebut Jerman Enggan Kirim Senjata ke Ukraina

Kanselir Olaf Scholz memberikan klarifikasi terhadap berita yang menyebut Jerman enggan mengirim senjata berat ke Ukraina.

, Berlin - Kanselir Jerman Olaf Scholz menangkis kritikan tentang keengganan negaranya untuk mengirimkan senjata berat ke Ukraina dalam pidatonya di Berlin, Selasa (19/04).

Pada pernyataannya, Scholz mengatakan meskipun tentara Jerman Bundeswehr tidak lagi punya banyak senjata untuk ditawarkan kepada Ukraina, pemerintahnya mendukung produsen senjata Jerman secara finansial. Demikian seperti dikutip dari laman DW Indonesia, Rabu (20/4/2022).

"Kami telah meminta industri senjata Jerman untuk memberi tahu kami bahan mana yang bisa dipasok dalam waktu dekat," kata Olaf Scholz, seraya menambahkan bahwa Berlin sedang berkoordinasi dengan Kiev mengenai apa yang dibutuhkan Ukraina dan akan memasok dana yang dibutuhkan.

Dia mencantumkan senjata anti-tank, peralatan pertahanan udara, amunisi, ''dan yang bisa digunakan dalam pertempuran artileri'' sebagai senjata yang mungkin bisa dipasok.

Scholz menambahkan bahwa Jerman bisa memasok suku cadang untuk senjata tertentu yang dikirim oleh sekutu NATO lainnya ke Ukraina. 

Scholz menghadapi tekanan yang meningkat dari pejabat Ukraina, politisi oposisi Jerman dan anggota parlemen dalam koalisi pemerintahannya sendiri, untuk memberi Ukraina peralatan yang lebih kuat dalam menghadapi serangan baru Rusia.

Pada Senin, (18/04), Walikota Kiev Vitali Klitschko mengatakan kepada surat kabar Jerman Bild, "Kami membutuhkan senjata berat dari Jerman segera. Setiap penundaan menelan korban jiwa,".

Sehari sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa negaranya menghadapi situasi di mana ada "izin bagi Rusia untuk mengambil nyawa warga Ukraina". Meski Zelenskyy tidak menyebut nama Jerman secara spesifik.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Prioritaskan Bantuan

Kanselir dalam pernyataannya mengatakan bagaimanapun pemerintahnya memprioritaskan bantuan yang bisa ditawarkan segera, dan untuk mengirim pasokan Ukraina dari Bundeswehr, "Kita harus mengakui jika kemungkinan ini telah mencapai batasnya".

Setelah beberapa dekade pengeluaran pertahanan menurun, Bundeswehr menjadi terkenal karena kelangkaan peralatan dan masalah perekrutannya.

Scholz juga menjelaskan, saat sekutu bisa memilih memasok senjata berat untuk perang Ukraina, "NATO tidak bisa dan tidak akan terlibat langsung dalam perang".

Sementara itu, sekutu Ukraina telah berjanji untuk mengirim lebih banyak senjata untuk membantu mempertahankan diri dari serangan baru Rusia. Amerika Serikat dan sekutu lainnya akan mengirim artileri, anti-tank dan bantuan pertahanan udara ke Kiev.

Ukraina mengaku membutuhkan senjata untuk membantu mempertahankan diri saat Rusia meluncurkan serangan baru di timur negara itu. Bentrokan di sana telah menandai apa yang dikatakan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai awal dari "pertempuran Donbas".

3 dari 4 halaman

Bantuan Militer

Donbas timur - yang terdiri dari wilayah Luhansk dan Donetsk - adalah tempat Rusia memusatkan serangannya. Menurut Ukraina, pasukan Rusia telah menyerang posisi Ukraina di sepanjang garis depan sepanjang 300 mil (480 km) sejak Senin. 

Di tengah serangan baru inilah para pemimpin Barat bertemu untuk membahas bantuan militer lebih lanjut untuk Ukraina. Setelah pertemuan itu, departemen pertahanan AS mengatakan pesawat militer tambahan dan suku cadang pesawat telah dikirim ke Ukraina untuk meningkatkan ukuran armada mereka dan memperbaiki yang lain di gudang senjata Ukraina yang rusak.

Departemen pertahanan AS menambahkan bahwa AS tidak menyediakan pesawat ke Kiev sendiri, dan tidak memberikan perincian tentang negara mana yang menyediakan pesawat itu. Presiden Zelensky telah meminta AS untuk sistem pertahanan udara dan jet tempur buatan Soviet sebagai alternatif zona larangan terbang di atas Ukraina.

Pada Maret 2022, Amerika Serikat menolak proposal Polandia untuk menyediakan jet tempur MiG-29, yang kemudian akan ditransfer ke Ukraina.

4 dari 4 halaman

Rencana Bantuan AS

Presiden Joe Biden, berbicara kepada wartawan setelah pertemuan antara sekutu Barat, menambahkan bahwa AS berencana untuk memberikan paket bantuan militer lebih lanjut ke Ukraina dengan ukuran yang sama dengan paket bantuan $ 800m (Rp 11,4 T) yang dia umumkan minggu lalu, menurut media AS. 

Dia mengatakan Washington juga akan mengirim lebih banyak artileri ke Ukraina - senjata berat yang dikerahkan dalam perang darat. 

Negara-negara lain juga berjanji untuk membantu Ukraina dengan bantuan militer lebih lanjut selama pertemuan tersebut.

"Mereka [Ukraina] membutuhkan dukungan dengan lebih banyak artileri, itulah yang akan kami berikan kepada mereka," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di parlemen setelah pertemuan.

Di Berlin, Kanselir Olaf Scholz mengatakan Jerman menyediakan keuangan untuk memungkinkan Ukraina membeli senjata anti-tank dan amunisi dari produsen senjata Jerman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.