Sukses

Presiden Palestina Bahas Ketegangan dengan Israel Bersama Raja Yordania dan Putin

Abbas bertukar pandangan dengan Raja Abdullah atas situasi di Yerusalem Timur, menuduh pasukan polisi Israel bertindak "secara brutal terhadap jamaah yang sedang melakukan ibadah.

Liputan6.com, Tepi Barat - Presiden Palestina Mahmoud Abbas membahas ketegangan yang meningkat dengan Israel di Yerusalem Timur selama dua percakapan telepon terpisah dengan Raja Abdullah II dari Yordania dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Mahmoud Abbas bertukar pandangan dengan Raja Abdullah atas situasi di Yerusalem Timur, menuduh pasukan polisi Israel bertindak "secara brutal terhadap jamaah yang sedang melakukan ibadah. Pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan status hukum serta sejarah status quo di kota suci, sangat tergambar kala itu," kata kantor berita resmi Palestina WAFA.

Ketegangan antara Israel dan Palestina telah meningkat dalam beberapa hari terakhir selama pertemuan langka bulan suci Ramadhan dan libur Paskah Yahudi selama seminggu, demikian dikutip dari laman Xinhua, Selasa (19/4/2022).

Bentrokan antara pengunjuk rasa Palestina dan polisi Israel meletus pada Jumat (15/4) di kompleks Masjid Al-Aqsa, menyebabkan lebih dari 160 warga Palestina terluka.

Menurut laporan itu, kedua belah pihak sepakat untuk segera mengadakan pertemuan, dan melanjutkan konsultasi.

Tak hanya itu, juga ada koordinasi dan kontak dengan pihak terkait untuk menghentikan kekerasan di tempat suci.

Dalam pembicaraan teleponnya dengan Putin, Abbas membahas hubungan bilateral serta perkembangan situasi baru-baru ini di Timur Tengah.

Pihaknya mengatakan, ada kebutuhan untuk menghormati hukum internasional dan bekerja untuk mengakhiri pendudukan Israel atas wilayah Palestina.

Abbas menyerukan upaya untuk memberikan perlindungan internasional bagi Palestina, kata WAFA.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Vladimin Putin Minta Israel dan Palestina Dialog Usai Kerusuhan di Masjid Al Aqsa

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin setelah kerusuhan di Masjid Al Aqsa. Presiden Vladimir Putin mendukung adanya dialog antara Palestina dan Israel. 

Isu lain yang dibahas Presiden Putin adalah konflik di Ukraina, terutama wilayah Donbass. Pihak Rusia menyebut percakapan telepon antara kedua pemimpin adalah atas permintaan Presiden Abbas. 

Pihak Rusia tidak menyebut nama Masjid Al Aqsa dalam keterangan resmi mereka, maupun mengecam Israel atas kerusuhan pekan lalu. 

"Kedua pemimpin mendiskusikan isu-isu terkait pemukiman di Timur Tengah pada konteks ketegangan yang meningkat di Tepi Barat Sungai Jordan dan di Yerusalem Timur. Mereka mengungkap harapan bahwa hal ini tidak berkembang menjadi konfrontasi besar antara Palestina dan Israel," tulis keterangan dari situs resmi Kremlin, Selasa (19/4/2022).

Putin dan Abbas pun sepakat agar dialog langsung antara Palestina dan Israel kembali dilaksanakan di bawah mediator-mediator internasional.

Setelahnya, Kremlin langsung bergantik topik ke isu Ukraina.

"Vladimir Putin menginformasikan Mahmoud Abas tentang operasi militer khusus yang berlanjut untuk melindungi Donbass dan pembicaraan-pembicaraan antara para perwakilan Rusia dan Ukraina," tulis Kremlin.

Isu ekonomi pun turut dibahas, terutama masalah perdagangan dan ekonomi. Kedua negara sepakat pada keingingan untuk melanjutkan hubungan bilateral yang bersahabat. Selain itu, Presiden Putin turut mengucapan selamat libur Ramadhan kepada rakyat Palestina.

"Kedua pemimpin setuju untuk melanjutkan kontak," tulis pihak Kremlin.

Bentrokan di area Masjid Al Aqsa antara aparat Israel dan warga Palestina mengakibatkan ratusan orang luka-luka, mayoritas korban luka berada di pihak Palestina.

3 dari 4 halaman

Viral Hoaks Vladimir Putin Ingin Serang Israel

Sebuah kabar viral beredar di media sosial Twitter yang menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin akan menyerang Israel apabila tidak menyudahi serangan ke Palestina. Kabar itu beredar setelah terjadi sejumlah kerusuhan di area Masjid Al Aqsa antara kepolisian Israel, warga Yahudi ekstrimis, serta warga Palestina. Akibatnya, ratusan orang luka-luka. 

Pada twit dari akun @oposisicerdas, ada artikel berjudul "Rusia Ancam Serang Israel jika Pendudukan terhadap Palestina tak Segera Dihentikan" dan tweet itu viral hingga mendapatkan ribuan likes dan retweet.

Akan tetapi, setelah ditelusuri tidak ada kutipan resmi dari pihak pemerintah Rusia di artikel yang ternyata bersumber dari TikTok itu. Alias pernyataan itu hoaks karena tidak bersumber valid.

Bila melihat sumber dari media pemerintah Rusia, yakni TASS.com, kemudian situs resmi pemerintah pusat, dan media sosial Kementerian Luar Negeri Rusia, maupun dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, tak ada satu pun yang merilis kecaman resmi terkait bentrokan di area Masjid Al Aqsa. Tak ada pula ultimatum dari Presiden Putin untuk menyerang Israel. 

Akun Twitter Kedubes Rusia di Israel justru turut menyambut hari Passover bagi warga Yahudi.

4 dari 4 halaman

Pasukan Israel Lukai 2 Warga Palestina di Tepi Barat

Dua pria Palestina terluka parah akibat serangan pasukan Israel di wilayah Tepi Barat yang diduduki pada Senin (18/4).

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan peristiwa itu adalah insiden terkini dalam gelombang kekerasan Israel-Palestina selama bulan suci Ramadhan.

Militer Israel sedang melakukan penangkapan di Desa Yamun, barat Jenin di Tepi Barat utara, ketika puluhan warga Palestina mulai melemparkan batu dan bahan peledak ke arah tentara. Aksi warga tersebut dibalas pasukan Israel dengan tembakan.

“Para prajurit menanggapi dengan peluru tajam ke arah tersangka yang melemparkan alat peledak. Serangan diidentifikasi," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

Kedua pria yang terluka dirawat di rumah sakit, menurut kantor berita resmi Palestina Wafa.

Israel telah menurunkan pasukan ke kota-kota dan desa-desa Palestina untuk mencari tersangka atau kaki tangan terkait dengan dua serangan mematikan terhadap Israel dalam beberapa pekan terakhir.

Pada awal bulan ini, seorang pria bersenjata Palestina melepaskan tembakan ke bar Tel Aviv yang saat itu sedang dalam keadaaan ramai, menewaskan tiga orang, dan kemudian ia melarikan diri dari tempat kejadian.

Pelaku kemudian tewas dalam baku tembak dengan polisi setelah mereka melakukan perburuan yang ekstensif.

Serangan itu, serta tiga serangan lainnya di tempat lain di Israel dalam beberapa pekan terakhir, telah menewaskan 14 orang, ledakan pertumpahan darah paling melumpuhkan terhadap warga Israel dalam beberapa tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.