Sukses

Kasus COVID-19 di India Melonjak 90% dalam Sehari, Tembus 2.183 Infeksi Baru

Lonjakan kasus COVID-19 yang mengkhawatirkan terjadi lagi di Delhi beberapa hari setelah mandat masker dicabut dan kelas tatap muka dimulai kembali sepenuhnya di sekolah-sekolah kota setelah jeda hampir dua tahun.

Liputan6.com, Delhi - India mencatat 214 kematian akibat COVID-19 dalam 24 jam. Sehari sebelumnya, negara itu hanya mencatat empat kematian dalam periode waktu yang sama.

India mengalami lonjakan hampir 90 persen dalam kasus COVID-19 setiap hari - dibandingkan dengan hari Minggu 17 April - ketika negara itu mencatat 2.183 infeksi baru, menurut data kementerian kesehatan. Ini adalah pertama kalinya dalam hampir sebulan negara itu telah mendaftarkan lebih dari 2.000 kasus dalam sehari (2.075 kasus terdaftar pada 19 Maret).

Mengutip Hindustan Times, Senin (18/4/2022), data lebih lanjut menunjukkan bahwa 214 kematian dicatat dalam 24 jam terakhir. Belum jelas apakah jumlah kematian direvisi sebagai tambahan pada data simpanan. Sementara tingkat kepositifan harian berada di 0,83 persen, tingkat kepositifan mingguan berada di 0,32 persen. Negara itu melaporkan peningkatan 1.150 kasus virus corona pada hari Minggu dan empat kematian dari seluruh negeri.

Lonjakan kasus COVID-19 di India yang mengkhawatirkan terjadi lagi di Delhi beberapa hari setelah mandat masker dicabut dan kelas tatap muka dimulai kembali sepenuhnya di sekolah-sekolah kota setelah jeda hampir dua tahun. Ibu kota nasional, dalam lonjakan terbaru, melaporkan 517 kasus. Sehari sebelumnya, kota itu telah mendaftarkan 461 pasien baru.

Dari semua negara bagian, Kerala mencatat jumlah kasus tertinggi (940 kasus).

Pembatasan COVID-19 dilonggarkan selama beberapa minggu terakhir di seluruh negeri, karena penurunan bertahap dalam infeksi dicatat setelah gelombang ketiga pada Januari 2022 mendorong penghitungan harian di atas angka 300 ribu.

Namun, para ahli telah memperingatkan agar tidak membiarkan penjagaan turun karena beberapa negara Eropa - termasuk Jerman, Prancis, dan Italia - dan China telah berjuang melawan kebangkitan baru. Kebijakan tanpa toleransi China terhadap COVID-19 menghadapi ujian terbesarnya di tengah meningkatnya kemarahan publik atas kekurangan kebutuhan pokok.

Juga, WHO baru-baru ini membunyikan peringatan atas varian XE yang sangat menular di mana dua kasus telah dilaporkan oleh pejabat pemerintah dari Mumbai dan Gujarat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus Harian COVID-19 Dua Kali LIpat

Mengutip Channel News Asia, data pemerintah India menunjukkan penghitungan kasus harian COVID-19 di engara tersebut hampir dua kali lipat pada Senin 18 April dari hari sebelumnya, menjadi lebih dari 2.000 untuk pertama kalinya dalam sebulan. Negara bagian selatan, Kerala melaporkan lonjakan kematian yang besar.

India berada di pusat krisis global COVID-19 kali ini tahun lalu, tetapi situasinya telah membaik sejak saat itu dan sebagian besar tindakan pencegahan termasuk pemakaian masker baru-baru ini dibatalkan.

Tetapi kasus telah meningkat di negara berpenduduk 1,35 miliar orang, dengan 2.183 infeksi baru dilaporkan pada hari Senin, menjadikan total keseluruhan menjadi lebih dari 43 juta, menurut data kementerian kesehatan Indiia.

Kementerian tersebut melaporkan 214 kematian lagi, termasuk 151 sejak 13 April di negara bagian selatan Kerala, yang secara luas dianggap mengeluarkan data yang lebih akurat daripada banyak negara bagian lainnya.

India telah melaporkan total sekitar 522.000 kematian akibat Virus Corona COVID-19 meskipun banyak pakar global mengatakan jumlah kematian sebenarnya bisa mencapai 4 juta, dari beberapa ratus juta kasus.

Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah berulang kali menolak perkiraan yang lebih tinggi itu dengan mengatakan model matematika yang digunakan untuk memperkirakan kematian di negara-negara kecil tidak dapat diandalkan untuk India.

Selain Kerala, ibu kota Delhi, dan negara bagian Maharashtra dan Haryana melaporkan peningkatan infeksi tiga digit dalam 24 jam terakhir.

Namun, rawat inap tetap rendah meskipun angka-angka itu juga meningkat selama beberapa hari terakhir sejak semua pembatasan dibatalkan.

3 dari 4 halaman

Ribuan Orang India Jadi Korban Penipuan Vaksin COVID-19 Palsu

Kemunculan pusat imunisasi ilegal di kota-kota besar di India ditanggapi tegas oleh pemerintah. Media melaporkan, ribuan warga tertipu dan mendapat vaksin COVID-19 palsu di tengah gelombang infeksi mematikan.

Salah satu kasus yang paling mencolok melibatkan seorang pegawai negeri berusia 28 tahun. Dia dilaporkan menyuntikkan vaksin corona palsu kepada sekitar 2.000 orang, termasuk anggota parlemen partai pemerintah, Bharatia Janata Party (BJP).

Di Kota Mumbai, India lebih dari 2.000 orang juga mengaku mendapat vaksin palsu di sembilan kamp imunisasi ilegal. Polisi melaporkan, semua tabung vaksin yang diberi label Covishield dan Covaxin mengandung Amikacin, sebuah antibiotika untuk melawan infeksi bakteri.

Sejauh ini enam tersangka sudah ditahan oleh aparat keamanan, demikian dikutip dari laman DW Indonesia.

"Sebuah sindikat yang terorganisasi rapi terlibat dalam vaksinasi palsu ini. Kita harus lebih waspada sekarang,” kata Vishawas Patil, seorang pejabat kepolisian lokal kepada DW.

Pemerintah federal berusaha meredam gejolak politik dan menjamin bahwa kasus ini hanya "pengecualian” yang terisolasi.

"Kita telah memberikan vaksin kepada lebih dari 330 juta penduduk. Vaksin palsu bisa diidentifikasi dengan mudah ketika Anda tidak mendapat pesan dari CoWin (aplikasi corona)," kata Lav Agrawal, Wakil Menteri Kesehatan India.

4 dari 4 halaman

Lambatnya Laju Vaksinasi di India

Pakar mengkritik laju imunisasi yang lambat dan hambatan birokrasi atau prosedural membuat banyak warga menjadi frustasi. Buntutnya kini Kementerian Kesehatan akan mengkaji ulang panduan vaksinasi nasional.

Pemerintah di negara bagian West Bengal saat ini sudah membekukan izin semua pusat vaksinasi, selain milik pemerintah atau rumah sakit swasta.

"Warga menjadi resah karena insiden ini. Kita harus menggodok ulang pusat-pusat imunisasi dengan lebih waspada,” kata seorang pejabat di Kolkata kepada DW.

Menurut Shally Aswasthi, dokter anak di rumah sakit King George's University di Lucknow, "Ketimpangan vaksinasi menciptakan perpecahan di masyarakat, karena mereka ingin segera mendapat vaksin," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.