Sukses

Korea Selatan Akan Cabut Semua Aturan Jarak Sosial Kecuali Mandat Masker

Dalam penghitungan terbaru, Korea Selatan melaporkan 125.846 kasus COVID-19 baru selama 24 jam terakhir.

Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan memutuskan pada Jumat (15/4) untuk mencabut semua aturan jarak sosial minggu depan, kecuali mandat masker, karena pandemi COVID-19 diperkirakan telah mencapai puncaknya bulan lalu.

Perdana Menteri Kim Boo-kyum mengatakan pada pertemuan penanggulangan pandemi bahwa jam malam dan batas 10 orang untuk pertemuan pribadi semuanya akan dicabut mulai Senin depan.

Batasan 299 orang untuk acara dan rapat umum serta pembatasan kapasitas 70 persen untuk kegiatan keagamaan akan dicabut mulai 18 April, demikian dikutip dari laman Xinhua, Jumat (16/4/2022).

Sementara tempat makan akan diizinkan, fasilitas olahraga dalam ruangan, dan fasilitas keagamaan mulai 25 April kembali dibuka.

Kim mengatakan bahwa mengenakan masker di dalam ruangan tetap akan berlaku untuk waktu yang cukup lama.

Otoritas kesehatan memperkirakan bahwa kebangkitan yang disebabkan oleh penyebaran varian Omicron dan subvarian BA.2, mencapai puncaknya pada pertengahan Maret 2022.

Dalam penghitungan terbaru, Korea Selatan melaporkan 125.846 kasus COVID-19 baru selama 24 jam terakhir.

Beban kasus harian turun dari 148.443 pada hari sebelumnya dan jauh lebih rendah dari 205.312 seminggu sebelumnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus COVID-19 Sempat Melonjak di Korea Selatan

Kasus COVID-19 di China, Hong Kong, dan Korea Selatan sedang melonjak tinggi. Para pihak berwenang pun kesulitan untuk mengambil keputusan melonggarkan protokol kesehatan COVID-19.

Dilaporkan news18, China memutuskan untuk mengambil kebijakan lockdown bagi 30 juta orang. Di Hong Kong, tempat kremasi mulai kewalahan.

Korea Selatan mencatat rekor baru kasus harian COVID-19, yakni mencapai 600 ribu kasus akibat varian Omicron. Angka harian itu adalah yang tertinggi selama pandemi di Korsel.

Berdasarkan laporan WHO, Korea Selatan kini menjadi yang nomor satu di dunia dalam jumlah kasus baru di 7 hari terakhir dengan total 2,4 juta infeksi.

Sementara, Israel juga mencatat varian baru. Para otoritas lantas khawatir atas kasus tersebut. Strain terbaru itu adalah kombinasi dari dua sub-varian Omicron. Kasus itu terdeteksi di dua penumpang yang tiba di bandara Ben Guiron.

3 dari 4 halaman

WHO Mulai Khawatir

Sementara, WHO mulai khawatir dengan kenaikan kasus global, padahal angka testing menurun.

Pekan lalu, WHO berkata ada 11 ribu kasus baru dan 43 ribu kematian. Secara global, kasus naik hingga delapan persen.

Maria Van Kerkhov, COVID-19 Technical Lead di WHO, berkata dirinya khawatir karena lonjakan terjadi "meski ada pengurangan signifikan di testing yang berlangsung di dunia."

Ia pun mengingatkan bahwa varian Omicron masih tersebar secara intens di seluruh dunia.

Pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berkata kenaikan kasus ini hanya puncak gunung es, sebab jumlah tes sedang berkurang.

"Kami menyerukan semua negara untuk tetap waspada," ujar Dr. Tedros. "Pandemi ini belum berakhir."

Terkait vaksin dosis keempat, studi dari New England Journal of Medicine menyebut dosis itu hanya memberikan "keuntungan marginal" bagi orang dewasa muda yang sehat.

Dosis keempat lantas disebut lebih menguntungkan untuk grup yang berusia lebih dua dan rentan, atau grup dengan penyakit penyerta.

4 dari 4 halaman

Tingkatkan Jumlah Penerbangan Internasional Mulai Mei 2022

Korea Selatan mengatakan pada Rabu (6 April 2022) bahwa pihaknya akan menambah ratusan penerbangan internasional per minggu mulai Mei, terus melonggarkan langkah-langkah anti-Virus Corona ketika gelombang infeksi Varian Omicron menurun.

Dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu (6/4/2022), mulai bulan depan, pemerintah akan mengizinkan 100 penerbangan mingguan lebih lanjut untuk tujuan seperti Amerika Serikat, Eropa, Thailand dan Singapura, di mana pengecualian karantina dan masuk bebas visa dimungkinkan, kata Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Jeon Hae-cheol.

Kemudian 100 penerbangan internasional mingguan lagi akan ditambahkan pada bulan Juni dan 300 penerbangan lagi pada bulan Juli, kata kementerian transportasi.

Hanya 420 penerbangan internasional seminggu yang saat ini melayani Korea Selatan, turun dari 4.714 sebelum pandemi COVID-19.

"Permintaan kunjungan ke luar negeri diperkirakan akan meningkat, karena negara-negara yang telah melewati puncak gelombang Omicron telah melonggarkan kebijakan karantina," kata Jeon dalam sebuah pernyataan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.