Sukses

Tim Evakuasi Mulai Cari Korban Tanah Longsor di Filipina yang Tewaskan 21 Orang

Kelompok penyelamat telah memulai proses pencarian korban tanah longsor di Filipina.

Liputan6.com, Manila - Tim penyelamat yang terhambat lumpur dan hujan mulai melakukan pencarian korban yang selamat dari tanah longsor yang menghantam desa-desa di Filipina tengah. Insiden itu terjadi saat jumlah korban tewas akibat badai tropis Megi meningkat menjadi 27.

Dilansir dari laman Channel News Asia, Selasa (12/4/2022), lebih dari 17.000 orang meninggalkan rumah mereka saat badai menerjang wilayah rawan bencana dalam beberapa hari terakhir, membanjiri rumah, memutus jalan dan aliran listrik.

21 orang dilaporkan tewas setelah tanah longsor menghantam beberapa desa di provinsi Leyte, salah satu yang paling parah dilanda badai, kata pihak berwenang setempat. Tiga orang juga tewas di provinsi tengah Negros Oriental dan tiga korban lainnya di pulau utama selatan Mindanao, menurut badan bencana nasional.

Foto-foto menunjukkan atap beberapa rumah di Bunga, salah satu komunitas Leyte yang terkena dampak, menyembul di atas sungai lumpur. Upaya penyelamatan difokuskan di desa terdekat Kantagnos, yang menurut seorang pejabat Filipina telah dilanda dua tanah longsor.

Beberapa warga berhasil meloloskan diri atau ditarik keluar dari lumpur dengan kondisi selamat, namun banyak juga yang dikhawatirkan masih terjebak. Lima orang dipastikan tewas di Kantagnos, tetapi tidak jelas berapa banyak yang masih hilang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Upaya Penyelamatan Terhambat

Sebuah video Penjaga Pantai Filipina yang dibagikan di Facebook menunjukkan enam penyelamat membawa seorang wanita berlumpur di atas tandu ke tempat yang aman.

"Ada tanah longsor kecil dan beberapa orang bisa lari ke tempat yang aman, dan kemudian longsor besar terjadi yang menutupi seluruh desa," Jose Carlos Cari, walikota Leyte's Baybay City, mengatakan kepada penyiar lokal DZMM Teleradyo.

"Kami mencari banyak orang, ada 210 kepala keluarga di sana."

Cari mengatakan cuaca buruk menghambat upaya penyelamatan.

“Kami berupaya, tetapi kami mengalami kesulitan karena itu berbahaya,” katanya.

"Peralatan sudah dikerahkan, semuanya sudah siap, tapi kami tidak bisa bergerak karena hujan masih deras dan sungai masih meluap."

Militer telah bergabung dengan penjaga pantai, polisi dan petugas pemadam kebakaran dalam upaya pencarian dan penyelamatan.

Juru bicara badan bencana nasional Mark Timbal mengatakan tanah longsor di sekitar Baybay City telah mencapai pemukiman "di luar zona bahaya", mengejutkan banyak orang.

"Ada orang di rumahnya yang langsung terkena longsor," kata Timbal kepada AFP.

3 dari 4 halaman

Badai Tropis Megi

Badai tropis Megi - yang dikenal di Filipina dengan nama lokal Agaton - adalah badai besar pertama yang melanda negara itu tahun ini.

Bencana tersebut menggoncang laut, memaksa lusinan pelabuhan untuk menangguhkan operasi dan membuat hampir 8.000 orang terdampar.

Filipina dibuka kembali untuk turis yang divaksinasi penuh dari sebagian besar negara pada Februari setelah mencabut hampir semua pembatasan COVID-19, dan Paskah adalah hari libur populer bagi turis domestik.

Badai itu terjadi empat bulan setelah topan super menghancurkan sebagian besar negara kepulauan itu, menewaskan lebih dari 400 orang dan menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Para ilmuwan telah lama memperingatkan topan menguat lebih cepat karena dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim.

Filipina - peringkat di antara negara-negara yang paling rentan terhadap dampaknya - dilanda rata-rata 20 badai setiap tahun.

4 dari 4 halaman

Lusinan Orang Tewas

Sedikitnya 24 orang tewas akibat tanah longsor dan banjir di Filipina tengah dan selatan, kata pihak berwenang pada Senin (11 April), setelah badai menurunkan hujan lebat dan mengganggu perjalanan menjelang liburan Paskah.

Lebih dari 13.000 orang mengungsi ke tempat penampungan darurat saat badai tropis Megi menerjang daerah rawan bencana pada Minggu, kata badan bencana nasional, membanjiri rumah, menggenangi ladang, memutus jalan dan mematikan listrik.

Provinsi tengah Leyte terkena dampak paling parah, dengan tanah longsor menyebabkan 21 orang tewas di empat desa, kata petugas bencana Kota Baybay Rhyse Austero kepada AFP.

Tiga orang lainnya tewas di pulau utama selatan Mindanao, kata badan bencana nasional sebelumnya.

Foto-foto yang diposting di Facebook dan diverifikasi oleh AFP menunjukkan beberapa rumah di Bunga, salah satu desa yang terkena dampak provinsi Leyte, terkubur lumpur hingga ke atap.

Badai tropis Megi diperkirakan melemah hingga 45 km per jam dan bergerak kembali ke laut pada Selasa, kata biro cuaca negara bagian itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.