Sukses

Banjir Akibatkan Tanah Longsor di Filipina, Lusinan Orang Tewas

Banjir yang mengakibatkan tanah longsor di Filipina memakan korban tewas.

Liputan6.com, Manila - Sedikitnya 24 orang tewas akibat tanah longsor dan banjir di Filipina tengah dan selatan, kata pihak berwenang pada Senin (11 April), setelah badai menurunkan hujan lebat dan mengganggu perjalanan menjelang liburan Paskah.

Lebih dari 13.000 orang mengungsi ke tempat penampungan darurat saat badai tropis Megi menerjang daerah rawan bencana pada Minggu, kata badan bencana nasional, membanjiri rumah, menggenangi ladang, memutus jalan dan mematikan listrik. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (12/4/2022).

Badai Megi adalah badai pertama yang melanda kepulauan itu tahun ini, yang mengalami sekitar 20 badai seperti itu setiap tahun.

Provinsi tengah Leyte terkena dampak paling parah, dengan tanah longsor menyebabkan 21 orang tewas di empat desa, kata petugas bencana Kota Baybay Rhyse Austero kepada AFP.

Tiga orang lainnya tewas di pulau utama selatan Mindanao, kata badan bencana nasional sebelumnya.

Foto-foto yang diposting di Facebook dan diverifikasi oleh AFP menunjukkan beberapa rumah di Bunga, salah satu desa yang terkena dampak provinsi Leyte, terkubur lumpur hingga ke atap.

Badai tropis Megi diperkirakan melemah hingga 45 km per jam dan bergerak kembali ke laut pada Selasa, kata biro cuaca negara bagian itu.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bencana Alam Sebelumnya

Sebelum tanah longsor dan banjir yang terjadi kali ini, sebelumnya bencana gunung berapi juga terjadi di Filipina.

Gunung berapi kecil di danau yang indah dekat ibu kota Filipina menyemburkan gumpalan putih uap dan abu sejauh 1,5 km ke langit dalam ledakan singkat pada Sabtu (26/3).

Hal ini lantas mendorong pihak berwenang untuk meningkatkan tingkat siaga dan mendesak ribuan penduduk untuk mengungsi secara protektif dari desa berisiko tinggi.

Magma bersentuhan dengan air di kawah utama gunung berapi Taal di provinsi Batangas, memicu ledakan bertenaga uap yang diikuti oleh emisi yang lebih kecil dan disertai gempa vulkanik, kata Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina.

Lembaga tersebut meningkatkan alarm di Taal 311 meter, salah satu gunung berapi terkecil di dunia, ke tingkat ketiga dalam sistem peringatan lima langkah, yang berarti "ada intrusi magmatik di kawah utama yang selanjutnya dapat mendorong letusan berikutnya."

Penduduk lima desa tepi danau di kota Batangas, Agoncillo dan Laurel, diperingatkan tentang kemungkinan bahaya, termasuk gas yang bergerak cepat dan material cair serta “tsunami vulkanik” di danau vulkanik, dan didesak untuk mengungsi ke daerah yang lebih aman.

“Itu adalah ledakan yang kuat tetapi sekarang gunung berapi telah stabil,” Walikota Laurel Joan Amo mengatakan kepada The Associated Press melalui telepon.

3 dari 4 halaman

Gempa Bumi

Selain gunung berapi dan tanah longsor, Filipina juga dilanda oleh bencana alam lainnya yakni gempa bumi.

Gempa bumi kuat melanda pulau utama Filipina di Luzon dan Sumatera di Indonesia pada Senin (14/3/2022). Sejauh ini belum ada kerusakan yang dilaporkan.

Gempa dangkal berkekuatan magnitudo 6,4 melanda sekitar 110 km di lepas pantai Morong Provinsi Bataan di Pulau Luzon pada pukul 05:05 waktu setempat (21.05 GMT). Lindu membuat penduduk di ibu kota terdekat Manila terbangun oleh bangunan mereka yang bergetar.

Gempa bumi dangkal cenderung menimbulkan lebih banyak kerusakan daripada gempa yang dalam, tetapi Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina mengatakan kerusakan tidak diperkirakan terjadi.

"Gempa Filipina ini kuat dan bergetar seolah-olah menari ke samping," kata Letnan Aristoteles Calayag, penjabat kepala polisi Kota Lubang di Occidental Mindoro, sebuah pulau di lepas pantai Luzon.

4 dari 4 halaman

Gempa Sumatera

Bersamaan dengan itu, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,7 melanda lepas pantai barat pulau Sumatera, Indonesia, Senin pagi, membuat warga mengungsi dari rumah mereka.

Gempa terjadi pada pukul 04.06 (21.09 GMT) pada kedalaman 21 km, dengan pusat gempa 167 km di sebelah barat Kota pesisir Pariaman, kata Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).

Pusat gempa berada 197 km dari Padang, ibu kota dan kota terbesar di Provinsi Sumatera Barat.

"Gempa dirasakan selama satu menit dengan intensitas sedang sehingga warga panik dan mengungsi," kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam laporan awal.

Getaran itu diikuti oleh serangkaian gempa susulan yang kuat, menurut badan geofisika Indonesia.

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik awalnya mengatakan bahwa gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami yang mempengaruhi wilayah Samudra Hindia, tetapi segera mencabut peringatan itu.

"Berdasarkan laporan terakhir, tidak ada kerusakan dan korban, namun pemantauan terus kami lakukan. Guncangan sangat terasa di Pulau Nias Selatan," kata Agus Wibisono, Kepala SAR Nias.

"Setelah ancaman tsunami dicabut, "orang-orang menjadi tenang", tambah Agus Wibisono.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.