Sukses

Syekh di Ukraina Ikut Jadi Tentara Hadapi Invasi Rusia

Selain puasa, Muslim di Ukraina juga membangun masjid khusus untuk beribadah secara aman.

Liputan6.com, Kyiv - Kedutaan Besar Ukraina di Indonesia menyebut umat Muslim minoritas di Ukraina tetap berpuasa di tengah invasi Rusia. Ada juga yang mendirikan masjid-masjid khusus yang lokasinya dirahasiakan. 

"Seperti di Odesa misalnya, komunitas Muslim di sana membuat dapur darurat untuk berbuka puasa, yang dibangun di dekat masjid yang dirahasiakan lokasinya demi faktor keselamatan," tulis Kedubes Ukraina melalui Facebook resmi, dikutip Senin (11/4/2022). 

Pada postingan lain, terlihat sejumlah orang berseragam di Ukraina beribadah di masjid, serta memakan santapan yang tersedia. Salah satu yang menjadi tentara adalah seorang syeikh.

Syekh Said Ismagilov (kanan), Mufti Ukraina, ikut berperang melawan Rusia. Dok: Facebook Said Ismagilov

"Tampak pula Syekh Said Ismagilov, Mufti Ukraina, yang juga mengabdikan diri untuk menjadi tentara demi memperjuangkan dan menjaga kedaulatan di Ukraina," tulis pihak Kedubes.

Pada Facebook resminya, Ismagilov aktif menyebarkan kabar terkini terkait invasi Rusia sembari membagikan jadwal puasa. Ismagilov juga terang-terangan mengkritik ucapan mufti Rusia dan Chechnya yang dinilai menyebar narasi untuk merestui perang terhadap Ukraina.

Selain membahas perang, ia juga berbagi pos terkait bulan puasa. Ramadhan di Ukraina muai pada 2 April 2022. Ia juga mengajak warga Muslim ikut berdonasi di tengah perang, serta ikut beribadah bersama. 

"Semua prajurit Muslim diundang untuk beribadah dan makan bersama kita," ujarnya.

Lebih lanjut, pihak Kedubes Ukraina menyebut ada sekitar 50 ribu warga Muslim di ibu kota Kyiv. Angka itu termasuk warga Muslim dari luar negeri. Di Kyiv, ada Masjid Ar-Rahma yang berada di jantung kota.

Selama invasi berlangsung, pasukan Ukraina berhasil mempertahankan kota Kyiv dari gempuran Rusia. Pasukan Rusia kini mundur dari area Kyiv

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menlu Retno Serukan Perang Ukraina Dihentikan Sekarang

Turut dilaporkan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia akan mengajak semua anggota G20 untuk hadir di Indonesia. Ia meminta agar para anggota tetap ingat bahwa tujuan G20 adalah memberikan solusi ekonomi jangka panjang. 

Pernyataan itu dilontarkan Menlu Retno ketika muncul suara-suara yang protes terhadap kehadiran Rusia ke forum G20. Menteri Keuangan AS Janet Yellen berkata delegasi negaranya enggan untuk hadir di pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral pada 20 April mendatang. 

"Kita seharusnya tidak kehilangan tanggung jawab jangka panjang G20 sebagai diskusi ekonomi teratas dan pemicu pemulihan ekonomi," ujar Menlu Retno dalam konferensi pers virtual bersama Menlu Kanada Mélanie Joly, Senin pagi (11/4/2022).

"Indonesia akan terus melanjutkan komunikasi dan konsultasi terbuka dengan semua anggota G20," tegas Menlu Retno Marsudi. 

Kedaulatan Wilayah Ukraina

Terkait invasi Rusia, Menlu Retno mengaku turut prihatin dan meminta agar kedaulatan wilayah di semua negara dijaga. Isu tersebut menjadi pembahasan dengan Menlu Joly. 

"Kami berbagi pandangan yang sama tentang menjunjung prinsip menghormati integritas dan kedaulatan wilayah. Saya menggarisbawahi bahwa prinsip-prinsip tersebut perlu dijunjung secara konsisten oleh semua negara," kata Menlu Retno.

"Saya juga menggarisbawahi seruan Indonesia untuk mengakhiri perang sekarang," lanjut Menlu Retno tanpa menyebut nama negara yang menyerang.

Menlu Kanada pun menegaskan dukungannya kepada Indonesia sebagai tuan rumah G20 di tengah "isu-isu geopolitik yang kompleks."

3 dari 4 halaman

Finlandia Ingin Gabung ke NATO

Sementara, Finlandia sedang mempersiapkan keputusan bersejarah "sebelum pertengahan musim panas" tentang apakah akan mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO demi mencegah agresi Rusia.

Negara Nordik berpenduduk 5,5 juta itu secara tradisional merupakan non-blok dalam aliansi militer, sebagian untuk menghindari memprovokasi tetangga timurnya, Rusia, yang berbagi perbatasan 1.300 kilometer (830 mil).

Tetapi invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari melihat dukungan publik untuk bergabung dengan NATO dua kali lipat dari 30 menjadi 60 persen, menurut serangkaian jajak pendapat.

"Jangan pernah meremehkan kapasitas orang Finlandia untuk mengambil keputusan cepat ketika dunia berubah," kata mantan perdana menteri Finlandia Alexander Stubb kepada AFP, dikutip pada Minggu (10/4).

Stubb sekarang percaya Finlandia membuat aplikasi keanggotaan adalah "kesimpulan sebelumnya" ketika Finlandia mengevaluasi kembali hubungan mereka dengan tetangga mereka.

Minggu depan tinjauan keamanan nasional yang ditugaskan pemerintah akan dikirim ke parlemen, Eduskunta, untuk membantu anggota parlemen Finlandia mengambil keputusan sendiri, sebelum diajukan ke pemungutan suara.

"Kami akan melakukan diskusi yang sangat hati-hati tetapi tidak mengambil waktu lebih dari yang seharusnya," kata Perdana Menteri Sanna Marin pada konferensi pers pada hari Jumat.

"Saya pikir kita akan mengakhiri diskusi sebelum pertengahan musim panas," tambahnya.

"Dugaan saya adalah bahwa aplikasi akan diajukan sekitar bulan Mei" pada waktunya untuk KTT NATO Juni di Madrid, kata Stubb.

4 dari 4 halaman

Urgensi Gabung ke NATO

Finlandia tetap berada di luar aliansi militer transatlantik, dan meskipun ada beberapa pemotongan setelah Perang Dingin, mereka berfokus pada mempertahankan kemampuan pertahanan dan kesiapan yang didanai dengan baik.

"Kami dapat memobilisasi 280.000 hingga 300.000 pria dan wanita dalam hitungan hari," kata Stubb, menambahkan bahwa 900.000 cadangan juga dapat dipanggil.

Pekan lalu pemerintah Finlandia menyetujui kenaikan 40 persen dalam pengeluaran pertahanan pada tahun 2026, untuk lebih memperkuat posisi negara itu.

"Kami telah berjalan jauh dalam hal kebijakan keamanan kami, dan mereka telah bekerja sejauh ini," kata anggota parlemen Partai Tengah Joonas Kontta.

Seperti mayoritas rekan-rekan parlemennya, pria berusia 32 tahun itu dulu berpikir bahwa keanggotaan NATO adalah "sesuatu yang tidak kita butuhkan saat ini".

Tetapi invasi Rusia "mengubah sesuatu di Eropa dengan cara yang tidak dapat diubah kembali", katanya kepada AFP, dan Kontta baru-baru ini mengumumkan bahwa dia sekarang percaya sudah waktunya untuk berusaha bergabung dengan aliansi.

Sejumlah anggota parlemen juga baru-baru ini mengumumkan perubahan hati yang sama mengenai "pertanyaan NATO" Finlandia – meskipun banyak lagi yang mempertahankan posisi mereka untuk diri mereka sendiri menunggu diskusi yang lebih rinci.

Hanya enam dari 200 anggota parlemen Finlandia dalam jajak pendapat baru-baru ini oleh penyiar publik Yle yang secara terbuka menyuarakan pandangan anti-NATO.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.