Sukses

PBB: Perang Ukraina-Rusia Sebabkan Kenaikan Tinggi Harga Makanan Dunia

Perang Ukraina menyebabkan "lompatan raksasa" dalam harga pangan bulan lalu ke rekor tertinggi lainnya, kata PBB.

Liputan6.com, Jakarta - Perang Ukraina menyebabkan "lompatan raksasa" dalam harga pangan bulan lalu ke rekor tertinggi lainnya, kata PBB.

Perang telah memotong pasokan dari eksportir minyak bunga matahari terbesar di dunia yang berarti biaya alternatif juga meningkat.

Ukraina juga merupakan produsen utama sereal seperti jagung dan gandum yang telah memicu peningkatan harga untuk produk-produk itu.

PBB mengatakan "perang di wilayah Laut Hitam menyebarkan guncangan melalui pasar untuk biji-bijian pokok dan minyak nabati" demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (9/4/2022).

Indeks Harga Pangan PBB melacak komoditas makanan yang paling banyak diperdagangkan di dunia yang mengukur harga rata-rata sereal, minyak sayur, susu, daging, dan gula.

Harga makanan berada pada level tertinggi sejak pencatatan dimulai 60 tahun lalu menurut indeks, yang melonjak hampir 13% pada Maret, menyusul rekor tertinggi Februari.

Harga minyak nabati melonjak 23% sementara sereal naik 17%. Gula naik 7%, daging naik 5%, sementara susu - yang kurang terpengaruh oleh perang - hanya naik 3%.

Harga komoditas makanan sudah berada di level tertinggi 10 tahun sebelum perang di Ukraina menurut indeks karena masalah panen global.

Itu telah memicu krisis biaya hidup yang mengkhawatirkan politisi dan telah memicu peringatan kerusuhan sosial di seluruh dunia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Pangan Bisa Naik 15% Tahun Ini

Di Inggris, para pakar industri telah memperingatkan bahwa biaya makanan bisa naik hingga 15% tahun ini.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB memperingatkan bulan lalu bahwa harga pangan bisa naik hingga 20% sebagai akibat dari konflik di Ukraina, meningkatkan risiko peningkatan kekurangan gizi di seluruh dunia.

Ini telah memotong proyeksi gandum dunia untuk tahun 2022 dari 790 juta ton menjadi 784 juta, karena kemungkinan bahwa setidaknya 20% dari tanaman musim dingin Ukraina tidak akan dipanen karena "kehancuran langsung".

Tetapi dikatakan stok sereal global dapat mengakhiri tahun 2,4% lebih tinggi dari awal karena stok menumpuk di Rusia dan Ukraina karena ekspor kedua negara akan menyusut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.