Sukses

4 Tokoh Dunia Kecam Pembantaian di Bucha Ukraina

Rusia membantah melakukan pembunuhan di Bocha.

Liputan6.com, Bucha - Seruan pemberlakuan sanksi baru yang lebih keras terhadap Rusia kembali dibunyikan setelah pembunuhan warga sipil di kota Bucha, dekat Kiev.

Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan "pembantaian yang disengaja" setelah sedikitnya 20 orang yang mengenakan pakaian sipil ditemukan tewas di jalan-jalan di kota itu, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (4/4/2022).

Ratusan jenazah dikatakan telah ditemukan di kota-kota di luar Kiev menyusul penarikan pasukan Rusia dari daerah itu.

Hal ini disampaikan oleh pejabat Ukraina. Namun Rusia membantah melakukan pembunuhan.

Atas kasus ini, sejumlah pemimpin dunia melakukan kecaman. Berikut selengkapnya:

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Presiden Prancis Emmanuel Macron

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyerukan sanksi lebih lanjut yang menargetkan ekspor batu bara dan minyak Rusia.

Macron mengatakan kepada media Prancis ada "indikasi yang jelas dari kejahatan perang".

 

3 dari 5 halaman

2. Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan, Uni Eropa sekarang harus membahas pelarangan impor gas Rusia.

Sesuatu yang sejauh ini enggan dilakukan oleh para pemimpin meskipun ada desakan Ukraina karena dampaknya terhadap konsumen Eropa.

 

4 dari 5 halaman

3. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah menggambarkan insiden di Bucha sebagai hal yang sangat menyayat hati.

 

5 dari 5 halaman

4. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk apa yang disebutnya "serangan tercela".

Laporan menunjukkan Inggris dapat mengumumkan sanksi baru minggu ini. Sementara itu, Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel mengatakan sanksi dan dukungan Uni Eropa lebih lanjut sedang "sedang berjalan".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.