Sukses

AS: Korea Utara Mungkin Sedang Persiapkan Uji Coba Nuklir Baru

AS dan sekutunya mengatakan Korea Utara tengah mempersiapkan uji coba nuklir terbaru.

Liputan6.com, Jakarta - Ada semakin banyak tanda bahwa Korea Utara akan segera menguji senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017 dalam upaya untuk meningkatkan persenjataannya dan meningkatkan tekanan politik, kata pejabat dan analis AS dan Korea Selatan.

Dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa ada indikasi, termasuk aktivitas di dekat situs nuklir Punggye-ri, bahwa Pyongyang mungkin sedang mempersiapkan semacam uji coba, meskipun waktu pastinya tidak jelas. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (1/4/2022).

Seorang pejabat militer Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa mereka sedang melacak aktivitas untuk memulihkan salah satu terowongan yang digunakan untuk uji coba nuklir.

Juru bicara Pentagon John Kirby pekan ini menolak berkomentar, tetapi mengatakan Washington khawatir tentang kemungkinan tes baru karena itu akan menjadi peluang bagi Korea Utara untuk meningkatkan persenjataannya.

"Setiap kali Anda menguji, Anda belajar ... Kami tahu bahwa ini adalah program yang ingin mereka tingkatkan," katanya pada briefing pada hari Selasa. "Dan tentu saja, kami prihatin dengan upaya untuk melakukan itu."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lebih Banyak Uji Coba

Analis mengatakan bahwa lebih banyak pengujian dapat membantu Korea Utara mencapai tujuannya untuk membuat hulu ledak nuklir yang lebih kecil dan meningkatkan keandalannya.

Dimulainya kembali uji coba nuklir dapat mengirim gelombang kejutan politik ke seluruh wilayah.

China dan Rusia telah bergabung dengan Amerika Serikat dan anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya dalam memberikan sanksi kepada Pyongyang atas tes sebelumnya, tetapi setelah penerbangan rudal balistik antarbenua (ICBM) minggu lalu, baik Beijing dan Moskow mengisyaratkan penentangan terhadap setiap tindakan baru dan mengatakan sanksi harus dilonggarkan.

Liu Xiaoming, utusan China untuk urusan Korea, telah meminta semua pihak untuk menahan diri, tetapi mengatakan akar penyebab ketegangan adalah kegagalan Washington untuk mengatasi masalah keamanan Korea Utara yang sah dan untuk membalas langkah-langkah yang telah diambil Pyongyang sejak 2018.

Pada hari Kamis juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Washington tetap terbuka untuk pembicaraan, tetapi provokasi lanjutan oleh Korea Utara akan menimbulkan tanggapan tambahan dari masyarakat internasional.

3 dari 3 halaman

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.