Sukses

Dubes Lyudmila Vorobieva: Rusia Hanya Kurangi Serangan, Bukan Hentikan Invasi ke Ukraina

Dubes Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menyatakan bahwa Rusia akan menurunkan intensitas tapi tidak menghentikan serangan.

Liputan6.com, Jakarta - Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina sudah berlangsung selama lebih dari satu bulan. Hingga saat ini, masih belum ada tanda-tanda gencatan senjata dalam hubungan panas antara kedua negara tetangga tersebut. 

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menyatakan, Rusia saat ini telah bersedia menurunkan intensitas serangan, namun tidak berhenti sepenuhnya.

"Kami siap untuk menurunkan aktivitas militer. Kami tidak menghentikan operasi tetapi kami menurunkan tingkat intensitas aktivitas militer," ujar Dubes Lyudmila dalam acara Diskusi Media tentang Kondisi Kemanusiaan dalam Konflik Rusia-Ukraina, Rabu (30/3/2022).

Pihak Rusia, sambungnya, saat ini masih mempertimbangkan pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ukraina Ragu?

Dubes Lyudmila Vorobieva menambahkan, Rusia kemungkinan akan ragu terhadap rencana pertemuan kedua pemimpin negara. 

"Tentu saja ada keraguan dari sisi komitmen Ukraina, karena mereka tidak memenuhi Perjanjian Minsk," ujarnya. 

Rusia bermaksud bahwa pertemuan kedua pemimpin negara akan menghasilkan sebuah penandatanganan perjanjian yang mengikat kedua negara. 

3 dari 4 halaman

Hasil Perundingan Rusia-Ukraina

Perundingan damai dengan delegasi Ukraina dan Rusia digelar di Istanbul, Turki pada Selasa 29 Maret 2022. Hasilnya, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengatakan akan mengurangi secara tajam aktivitas militer di sekitar ibu kota Ukraina, Kiev, dan Chernihiv di Ukraina utara.

Pernyataan itu menjadi tanda kemajuan yang nyata menuju kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina.

Penasihat presiden dan anggota delegasi Ukraina, Mykhailo Podolyah, mengatakan bahwa Turki, Jerman dan Polandia dapat menjadi beberapa penjamin keamanan Ukraina.

"Poin krusialnya adalah kemungkinan untuk menerima jaminan keamanan dari para penjamin untuk menghentikan konflik saat ini, perang ini," ungkap Mykhailo Podolyah.

Para perunding Ukraina mengatakan mereka telah mengusulkan pada putaran terakhir pembicaraan dengan Rusia bahwa Ukraina bersedia mengadopsi status netral dengan imbalan jaminan keamanan, yang berarti Kiev tidak akan bergabung dengan aliansi militer atau menjadi tuan rumah pangkalan militer NATO.

4 dari 4 halaman

Infografis Upaya Gencatan Senjata Rusia-Ukraina

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.