Sukses

Menlu AS: Tentara Rusia Pelaku Kejahatan Perang di Ukraina

Menlu AS Antony Blinken menuding tentara Rusia lakukan kejahatan di Suriah.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menuding ada kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Rusia di Ukraina. Kini, sudah genap satu bulan invasi digencarkan Rusia

Antony Blinken adalah diplomat senior AS sebelum diangkat Presiden AS Joe Biden sebagai menlu. Dulu, Blinken juga mendukung intervensi militer di Irak, Libya, dan Suriah.

"Kita telah melihat banyak laporan kredibel tentang serangan tanpa pandang bulu dan serangan yang sengaja menargetkan warga sipil, serta kekejaman lainnya," ujar Menlu AS Antony Blinken dalam pernyataan resmi Kedutaan Besar AS, Kamis (24/3/2022). 

Bangunan-bangunan yang hancur termasuk gedung apartemen, sekolah, rumah sakit, infrastruktur penting, kendaraan sipil, pusat perbelanjaan, dan ambulans. Blinken berkata serangan itu menyebabkan ribuan warga sipil tak berdosa terbunuh atau terluka.

Rusia juga disebut tidak segan menyerang fasilitas yang ada anak-anak seperti yang terjadi Mariupol. Pihak Ukraina disebut telah menandai gedung itu dengan kata "дети" yang dalam bahasa Rusia berarti "anak-anak". Tulisan itu dalam huruf besar dan bisa terlihat dari udara.

"Pasukan Putin menggunakan taktik yang sama di Grozny, Chechnya, dan Aleppo, Suriah, di mana mereka mengintensifkan pengeboman terhadap kota-kota guna mematahkan semangat rakyat," jelas Antony Blinken.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dubes Inggris: Ukraina Tolak Jadi Koloni Rusia

Dubes Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, turut memberikan kecaman baru pada aksi Rusia. Dubes Inggris berkata Presiden Putin mengira invasi akan berjalan mulus, namun sebaliknya terjadi.

"Ia menghadapi perlawanan sengit, terorganisir dan gigih, karena Ukraina tidak ingin menjadi koloni Rusia. Imperialisme Rusia, yang kita lihat dipamerkan secara terang-terangan di Ukraina, tidak dapat diterima di Ukraina, atau di dunia saat ini," ujar Dubes Inggris Owen Jenkins dalam pernyataan resmi.

Dubes Owen Jenkins juga menyorot ketika Rusia menyerang 80 pengungsi Ukraina yang berlindung di masjid. Sebelumnya, Arab News dan Al Jazeera turut melaporkan kejadian tersebut. 

WHO juga mencatat bahwa setidaknya ada 43 fasilitas kesehatan yang kena dampak serangan Rusia.

"Serangan membabi buta terhadap warga sipil tak berdosa adalah sama dengan kejahatan perang," ujar Dubes Inggris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.