Sukses

Rusia Apresiasi Sikap Ramah Indonesia di Tengah Invasi Ukraina

Dubes Rusia mengaku senang karena Indonesia tidak seperti negara-negara lain yang mengambil sikap anti-Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan Rusia di Indonesia memberikan apresiasi kepada masyarakat Indonesia karena tidak bersikap negatif di tengah invasi Ukraina. Pasalnya, banyak negara-negara lain yang tidak ramah kepada Rusia. 

"Kami juga sangat senang sebenarnya bahwa orang-orang Indonesia tidak punya kebencian atau ketidakramahan terhadap Rusia. Terima kasih banyak. Kami bisa merasakannya," ujar Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, pada konferensi pers, Rabu (23/3/2022). 

Tanpa menyebut nama, Dubes Lyudmila Vorobieva berkata ada negara-negara yang sampai mencekal budaya dan musik klasik Rusia.

"Kami tidak melihat hal tersebut di Indonesia, kami sangat menghargainya," jelas Dubes Rusia. 

Dubes Rusia juga kembali mengulang pernyataan tidak menyerang warga sipil di Ukraina. Walau sudah banyak foto dan video kehancuran yang beredar, Dubes Rusia bersikeras banyak kabar itu yang hoaks. 

Orang-orang memeriksa kerusakan setelah serangan sebuah pusat perbelanjaan di Kiev, Ukraina, Senin (21/3/2022). Delapan orang tewas dalam serangan tersebut. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Ketika ditanya mengenai 117 anak-anak Ukraina yang sudah tewas saat invasi, Dubes Rusia mengaku ikut sedih, kemudian membandingkan dengan situasi di lokasi lain. 

"Tapi mengapa tidak ada yang menyebut bahwa ratusan orang yang meninggal di Luhansk dan Donetsk?" ujar Dubes Rusia.

Selain itu, pihak Rusia juga membantah bahwa kota-kota di Ukraina hancur, serta berkata rakyat Ukraina tidak bersembunyi dari Rusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih dari 3 Juta Orang Ukraina Jadi Pengungsi

Lebih dari 3,3 juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak invasi, sementara hampir 6,5 juta diperkirakan menjadi pengungsi internal, kata UNHCR. 

Banyak warga yang pergi ke negara-negara tetangga, seperti Polandia. Uni Eropa juga berjanji membuka akses seluas-luasnya bagi rakyat Ukraina. 

Polandia menampung hampir 2 juta pengungsi Ukraina. Laki-laki dewasa tidak diperbolehkan meninggalkan negara, sehingga terjadilah anak-anak kecil mengungsi tanpa bapak mereka. 

Rusia berkata telah membuka koridor kemanusiaan. Namun, Duta Besar Ukraina Vasyl Hamiani berkata lebih banyak masyarakat yang memilih lari ke sisi Ukraina ketimbang Rusia, walaupun daerah Rusia lebih dekat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.