Sukses

Kasus COVID-19 Melonjak Lagi di Korea Selatan, China dan Hong Kong

Kasus COVID-19 di beberapa negara Asia. WHO khawatir.

Liputan6.com, Seoul - Kasus COVID-19 di China, Hong Kong, dan Korea Selatan sedang melonjak tinggi. Para pihak berwenang pun kesulitan untuk mengambil keputusan melonggarkan protokol kesehatan COVID-19.

Dilaporkan news18, Jumat (18/3/2022), China memutuskan untuk mengambil kebijakan lockdown bagi 30 juta orang. Di Hong Kong, tempat kremasi mulai kewalahan.

Korea Selatan mencatat rekor baru kasus harian COVID-19, yakni mencapai 600 ribu kasus akibat varian Omicron. Angka harian itu adalah yang tertinggi selama pandemi di Korsel.

Berdasarkan laporan WHO, Korea Selatan kini menjadi yang nomor satu di dunia dalam jumlah kasus baru di 7 hari terakhir dengan total 2,4 juta infeksi.

Sementara, Israel juga mencatat varian baru. Para otoritas lantas khawatir atas kasus tersebut. Strain terbaru itu adalah kombinasi dari dua sub-varian Omicron. Kasus itu terdeteksi di dua penumpang yang tiba di bandara Ben Guiron.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

WHO Mulai Khawatir

Sementara, WHO mulai khawatir dengan kenaikan kasus global, padahal angka testing menurun.

Pekan lalu, WHO berkata ada 11 ribu kasus baru dan 43 ribu kematian. Secara global, kasus naik hingga delapan persen.

Maria Van Kerkhov, COVID-19 Technical Lead di WHO, berkata dirinya khawatir karena lonjakan terjadi "meski ada pengurangan signifikan di testing yang berlangsung di dunia."

Ia pun mengingatkan bahwa varian Omicron masih tersebar secara intens di seluruh dunia.

Pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berkata kenaikan kasus ini hanya puncak gunung es, sebab jumlah tes sedang berkurang.

"Kami menyerukan semua negara untuk tetap waspada," ujar Dr. Tedros. "Pandemi ini belum berakhir."

Terkait vaksin dosis keempat, studi dari New England Journal of Medicine menyebut dosis itu hanya memberikan "keuntungan marginal" bagi orang dewasa muda yang sehat.

Dosis keempat lantas disebut lebih menguntungkan untuk grup yang berusia lebih dua dan rentan, atau grup dengan penyakit penyerta.

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.