Sukses

5 Maret 1940: Pembantaian Katyn, Tinta Merah dalam Sejarah Perang Dunia II

Peristiwa pembantaian Katyn menjadi sejarah gelap dalam Perang Dunia II.

Liputan6.com, Warsawa - Pembantaian Katyn menjadi tinta merah di sejarah gelap Perang Dunia II. Pada 5 Maret 1940, pemimpin Soviet Rusia, Jozef Stalin, dianggap merestui eksekusi massal kepada rakyat Polandia. 

Eksekusi massal ini tercatat sejarah sebagai Pembantaian Katyn. 

Menurut situs The Warsaw Institute, Jumat (4/3/2022), nyaris 22 ribu orang Polandia yang dibunuh. Para korban termasuk orang-orang berpotensi di Polandia, baik itu di bidang pertahanan, intelektual, maupun kreativitas. 

Para korban juga merupakan para tawanan perang. Hidup mereka di penjara kesulitan air dan makanan, serta kondisinya penuh kepenuhan. 

Jozef Stalin secara pribadi merestui hukuman mati kepada para tawanan itu berdasarkan permintaan Komisioner Rakyat untuk Urusan dalam Negeri Soviet. 

Pihak Soviet juga sempat menyebarkan disinformasi kepada para tawanan agar mereka tidak memberontak. Para tawanan pun tidak tahu bahwa mereka akan dieksekusi massal di Hutan Katyn.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kuburan Massal di Hutan

Pada musim semi 1942, para pekerja Polandia mulai mencari keberadaan kuburan massal di Hutan Katyn. Mereka menemukan seorang jenazah dengan seragam Polandia. 

Selanjutnya polisi rahasia Jerman mencoba melakukan verifikasi di tahun 1943. Pada 11 April 1943, barulah ditemukan sejumlah kuburan massal.

Media Jerman, Transocean News Service, melaporkan temuan kuburan massal di Hutan Katyn, sehingga peristiwa itu dikenal sebagai Pembantaian Katyn.

Pemerintah Polandia meminta Rusia untuk menjelaskan apa yang terjadi. Pihak Rusia membalas dengan menuduh Polandia sedang menutupi kejahatan Jerman dan bekerja sama dengan Nazi. Rusia terus menyebar misinformasi mengenai pembantaian tersebut.

Pencarian kuburan massal terus dilakukan hingga 1991. Kasus ini pun dibawa ke Mahkamah Internasional. Sejarawan, serta media di Soviet turut mengakui adanya pembantaian.

Pemerintah Polandia akhirnya juga membangun tempat penguburan untuk menghormati para korban pembantaian Katyn.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.