Sukses

WNI di Ukraina Jadi Saksi Mata Invasi Rusia, Minta Dukungan Doa

Seorang WNI di Ukraina meminta dukungan doa dari masyarakat Indonesia.

Liputan6.com, Kyiv - Seorang WNI di Ukraina dengan Instagram @vandasakinadamayanti memberikan update tentang kondisi di ibu kota Ukraina di tengah invasi Rusia. Wanita itu menjadi saksi mata ledakan yang terlihat dari jendela kediamannya. 

Vanda memberikan Ia juga berkata suara tembak-menembak terdengar dari tempatnya saat malam, sehingga membuatnya khawatir untuk pergi tidur. 

"Udah deket banget," ujarnya ketika memantau pertempuran pada Sabtu (26/2). 

Posisi Vanda kini berada di KBRI Kyiv. Apabila ada sirene berbunyi, Vanda harus bersembunyi di basement. 

Sejauh ini, kondisinya baik-baik saja, serta berharap ada dukungan doa dari masyarakat Indonesia. 

"Alhamdullah aku sama keluargaku masih sehat, aman, beserta WNI yang lainnya di KBRI meski dari tadi malem gak berhenti-berhenti suara tembakan," ujarnya.

"Doain kita ya," ucap Vanda.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

KBRI Kyiv Siaga 1

KBRI Kiev telah memasang status Siaga 1 bagi WNI yang ada di Ukraina. Kantor perwakilan RI juga telah memberikan arahan pada WNI terkait situasi di lapangan.

"Pada tanggal 22 Februari menetapkan status Siaga 3, lalu pada tanggal 24 Februari KBRI menetapkan status Siaga 1," ujar Judha Nugraha dalam press briefing Kemlu RI, Sabtu (26/2).

"KBRI Kiev melakukan updating rencana kontijensi bekerja sama dengan pusat dan melibatkan perwakilan terdekat yaitu, KBRI Warsawa, KBRI Bratislava, KBRI Bucharest dan juga KBRI Moskow."

Judha Nugraha menyampaikan bahwa upaya ini sesuai dengan permenlu 5 tahun 2018, dimana ada kewajiban seluruh perwakilan RI untuk memiliki rencana perlindungan kontijensi.

Saat ini, pemerintah RI telah membentuk tim evakuasi yang terdiri dari unsur-unsur kementerian dalam negeri, kemudian TNI.

Meski demikian, Judha Nugraha belum menjelaskan secara detail kapan waktu evakuasi tersebut, mengingat sejumlah pertimbangan.

"Prioritas kita adalah keamanan. Oleh karena itu kita harus menjalani komunikasi dengan berbagai pihak demi keamanan.

"Kita telah siapkan pesawat pribadi, kami akan sampaikan detailnya kemudian."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.