Sukses

Kesaksian WNI di Invasi Rusia Vs Ukraina: Minta Dibantu Doa, Supaya Selamat

Sekitar 70 dari 144 WNI di Ukraina mengungsi ke kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kiev pasca-serangan yang dilakukan oleh Rusia Kamis pagi waktu setempat.

Liputan6.com, Kiev - Serangan Rusia ke Ukraina kini tengah jadi sorotan, termasuk Indonesia. Sebab puluhan WNI berada di negara tersebut.

Mereka kini kabarnya diminta untuk mengungsi ke kantor Kedutaan Besar RI di Kiev pasca serangan Rusia terhadap Ukraina kamis (24/2). Hingga kini situasi di Kiev dikatakan masih tergolong sedikit "aman" dan "kondusif," walau terlihat seperti kota mati.

Sekitar 70 dari 144 WNI di Ukraina mengungsi ke kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kiev pasca-serangan yang dilakukan oleh Rusia Kamis pagi waktu setempat. Ledakan dan suara sirene sebagai tanda anjuran evakuasi yang menggaung di seluruh kota telah membuat warga panik.

"Ada beberapa ledakan yang teman-teman kita semua dengar, sekitar jam 05.00 pagi. Cuma ledakan itu pun kita belum bisa pastikan apakah itu benar-benar invasi atau provokasi, atau false flag ya, jadi memang sedikit rancu," ujar warga Indonesia, Denny Fachry yang tinggal di Kiev, Ukraina setahun belakangan ini seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (25/2/2022).

Status Darurat Ukraina

Status darurat nasional telah diberlakukan sementara ketegangan di Ukraina terus meningkat. Pemerintah menganjurkan warga untuk tidak keluar rumah atau bahkan mengevakuasi diri dan berlindung di tempat yang telah disediakan.

"Evakuasinya mereka itu adalah ke shelter-shelter yang udah disiapkan, dan juga ke subway ya, karena subway-nya mereka kan juga dibuat untuk shelter dari jaman Soviet,” tambah Denny saat dihubungi oleh VOA.

Antrean panjang memadati berbagai lokasi seperti ATM, pom bensin, dan supermarket. Para warga pun berusaha keluar dari kota Kiev dan mencari tempat yang lebih aman.

"Jadi memang secara logistik sekarang ini sedikit lumpuh ya di Kiev. Tapi Alhamdulillah, listrik, air, internet masih nyala," ujar pria yang bekerja di perusahaan minyak dan gas di Kiev ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kiev Bak Kota Mati

Saat ini situasi di Kiev bagaikan kota mati, walau menurut Denny masih tergolong “aman dan kondusif.” Namun, ia dan keluarganya memutuskan untuk segera keluar dari rumah dan pergi ke KBRI di Kiev. Walau merasa cemas, ia berusaha untuk tetap tenang.

"Kebetulan saya lagi enggak bisa tidur, mengecek handphone, enggak lama kemudian sirene bunyi. Ya udah, dari situ kita langsung packing, telpon sana, telpon sini," cerita istri Denny, Vanda Sakina kepada VOA.

Kini Denny, Vanda, dan kedua anak mereka tengah mengungsi dan bermalam bersama WNI lainnya di KBRI di Kiev. Rencana ini memang sudah mereka niatkan sejak lama, sesuai arahan dari KBRI.

"Kita udah niat kalau misalnya pun ada apa-apa kita harus kumpul di KBRI karena yang bisa mengevakuasi dari KBRI karena kita punya keterbatasan ya dari mulai bahasa, dari kendaraan," kata Denny.

Mengingat susah untuk mendapatkan makanan, beberapa WNI sempat kembali ke rumah untuk mengambil stok makanan yang ada, seperti beras dan daging. Untuk keluar gedung pun mereka harus berhati-hati, mengingat penjagaan yang diperketat di Kiev.

"Udah darurat militer di (Kiev), jadi lebih banyak pemeriksaan, lebih bahaya gitu, kalau di jalan. Jadi lebih bagus ke shelter, di rumah, atau ya kalau bisa jangan ke jalan," tambah Denny.

Hingga kini Denny dan Vanda masih menunggu langkah selanjutnya dari pihak KBRI yang "sangat membantu untuk memfasilitasi keamanan" WNI di Ukraina. KBRI juga membuka hotline bagi WNI yang membutuhkan bantuan. Namun, saat ini masih belum ada kepastian apakah para WNI ini akan dievakuasi ke negara lain atau dipulangkan ke Indonesia.

"Kita sudah ketemu, meeting dengan direktur perlindungan WNI dari Kemlu, dengan duta besar di beberapa negara tetangga," cerita Denny.

"Untuk evakuasi langsung itu bukan sesuatu yang kecil, karena mungkin jauh dan kita juga ada anak-anak, banyak anak-anak. Jadi situasinya kalau bisa sih lebih tenang, jadi enggak perlu evakuasi. Tapi kalau memang diharuskan, dari pihak KBRI pun sudah menyiapkan itu," tambah Denny.

Vanda pun mengaku kebanjiran pesan di media sosial dan banyak menerima telpon dari keluarga, serta teman-teman yang khawatir akan keselamatan mereka, bahkan sejak beberapa minggu lalu. Ia lalu berusaha untuk memberitahukan kabarnya melalui Instagram, sebagai caranya untuk menenangkan keluarga dan teman-temannya.

"Karena aku tuh bingung jawabnya, jadi aku berusaha menenangkan mereka. Memang kemaren itu kan kondisinya baik-baik aja kan," tambah Vanda.

"Kalau saya sih cuma bisa ikuti arahan yang ada sama pasrah. Paling saya minta dibantu doa untuk semua teman-teman, atau semua rakyat Indonesia, supaya WNI di Ukraina bisa aman, selamat, sampai tempat yang paling aman,” ujarnya lagi.

Denny juga berharap agar eskalasi konflik ini cepat meredam, tidak ada perang, dan "bisa diselesaikan secara diplomasi."

3 dari 3 halaman

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan COVID-19 Varian Omicron

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.