Sukses

Guru Dansa di Korea Utara Ditangkap Akibat Ajarkan Disko

Otoritas Korea Utara melarang ajaran tarian yang dianggap kapitalis dan kebarat-baratan.

Liputan6.com, Pyongyang - Seorang guru dansa di Korea Utara ditangkap akibat mengajarkan gerakan dansa yang dianggap "kapitalis." Beberapa muridnya juga ditangkap.

Kabar itu terungkap melalui Radio Free Asia. Guru itu ditangkap oleh Grup Inspeksi Anti-Sosialisme. Gerakan budaya-budaya pop asing dilarang keras di Korut sejak akhir 2020.

Dilaporkan VOA, Senin (7/2/2022), guru dansa yang ditangkap adalah seorang wanita berusia 30-an. Ia mengajarkan gerakan dansa disko kepada murid-muridnya di kota Pyongsong.

"Grup Inspeksi Anti-Sosialism, sebuah operasi gabungan Departemen Keamanan Negara dan kepolisian, telah secara intensif memburu masyarakat yang menonton film-film Korea Selatan dan mendistribusikan media asing," ujar seorang warga secara anonim.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Murid Ingin Belajar Gerakan Dansa Luar Negeri

Ketika ditangkap, sebuah USB flash drive yang berisi lagu-lagu asing dan video dansa disita. Guru dansa dan para muridnya lantas digelandang ke markas aparat tersebut.

Saksi mata berkata guru dansa itu dulunya merupakan guru SMA, tetapi gaji guru hanya 3.000 won Korea Utara (Rp 47 ribu). Jadinya, wanita itu membuka les dansa di rumahnya untuk mencari penghasilan.

Seorang sumber lain menyebut murid-murid guru tersebut ingin belajar dansa luar negeri. Harga tarifnya sekitar US$ 10 per (Rp 144 ribu).

"Mereka lebih suka belajar dansa seperti di Korea Selatan, China, dan Amerika, ketimbang gaya Korea Utara. Jadi ia mengajarkan caranya," kata sumber kedua.

 

3 dari 3 halaman

Akankah Dihukum?

Seorang narasumber ketiga menyebut grup inspeksi lebih gencar beroperasi sejak Desember 2021. Mereka juga menyasar keluarga petinggi partai yang menginstall SD card berisi film-film Korsel di smartphone mereka.

"Para kelas kaya raya biasanya membeli USB flash drive yang diselundupkan melalui laut dari China. Akhirnya, mereka yang secara ilegal menjual atau meminjamkan flash drive dan SD card ke para remaja tertangkap, satu demi satu, termasuk saudara seorang pejabat di kantor kejaksaan," ujar sumber itu.

Anak-anak dari keluarga kaya biasanya tidak dihukum secara parah, akan tetapi nasib guru dansa dan murid-muridnya yang tertangkap itu kemungkinan akan dihukum kerja paksa karena Komite Pusat Korut telah memerintahkan tak boleh ada diskriminasi dalam hukuman.

Orang tua mereka juga kemungkinan akan dihukum dengan cara disuruh meninggalkan partai penguasa.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini