Sukses

Studi: Kemampuan Penciuman Manusia Makin Pudar Seiring Bertambah Usia

Reseptor penciuman mendeteksi bahan kimia di udara yang masuk ke hidung kita, tetapi reseptor penciuman sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain.

Liputan6.com, Jakarta - Indera penciuman manusia secara bertahap akan memudar, menurut sebuah penelitian yang menemukan bahwa orang membawa versi berbeda dari dua reseptor aroma.

Reseptor penciuman mendeteksi bahan kimia di udara yang masuk ke hidung kita, tetapi reseptor penciuman sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain.

Setiap dua orang, rata-rata, akan memiliki perbedaan fungsional di lebih dari 30 persen gen reseptor bau mereka, sebuah studi mengungkapkannya pada tahun 2013.

Temuan ini menjelaskan mengapa beberapa orang mungkin menemukan bau yang menyengat atau menyenangkan yang bahkan tidak dapat dideteksi oleh orang berikutnya, demikian dikutip dari laman sciencealert, Sabtu (5/2/2022).

Dalam studi, Bingjie Li dari Institut Nutrisi dan Kesehatan Shanghai dan rekannya meminta 1.000 orang Tionghoa Han dan 364 orang yang berbeda etnis dari New York untuk mencium 10 aroma, termasuk dua aroma yang sering dirasakan orang secara berbeda atau tidak sama sekali.

Apa yang mereka temukan mendukung hipotesis lama bahwa indera penciuman manusia menurun seiring waktu karena perubahan gen yang mengkode reseptor penciuman kita.

Namun, tidak semua orang setuju dengan hipotesis itu.

Peserta menilai intensitas bau pada skala 100 poin, dan para peneliti melihat variasi genetik dalam gen penciuman mereka, berharap menemukan perubahan yang terkait dengan bagaimana orang merasakan aroma.

"Membandingkan variabilitas persepsi ini dengan variabilitas genetik memungkinkan kita untuk mengidentifikasi peran reseptor bau tunggal," tulis Li dan rekannya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perkuat Temuan

Tim mengidentifikasi dua reseptor bau baru: satu yang merasakan Galaxolide - bau bersih, manis dan bubuk yang digunakan dalam banyak wewangian. Dan satu lagi yang mendeteksi bahan kimia yang disebut 3M2H, satu dari sekitar 120 senyawa yang membentuk bau badan manusia.

Penasaran, Li dan rekannya memeriksa dua perubahan genetik yang baru ditemukan ini, dan 27 mutasi terkait bau lainnya yang diketahui, membandingkan usia seseorang dengan setiap mutasi yang masuk ke dalam genom kita dan apakah perubahan itu dianggap membuat reseptor penciuman manusia kurang atau lebih sensitif terhadap bau.

"Merangkum semua variasi genetik yang diterbitkan yang berhubungan dengan persepsi bau, kami menemukan bahwa individu dengan versi leluhur reseptor cenderung menilai bau lebih intens,” tulis para penulis, menambahkan bahwa bukti ini menunjukkan indera penciuman manusia telah memudar seiring bertambah usia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.