Sukses

Peneliti Norwegia Sebut COVID-19 Mungkin Sudah Muncul di Eropa Sejak 2019

Menurut temuan terbaru oleh para peneliti Norwegia, Virus Corona baru kemungkinan sudah muncul di Eropa sebulan lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Ini penjelasannya.

Liputan6.com, Berlin - Menurut temuan terbaru oleh para peneliti Norwegia, Virus Corona baru kemungkinan sudah muncul di Eropa sebulan lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Demikian seperti dilaporkan kantor berita Rusia, Sputnik, pada Rabu 26 Januari 2022.

Seperti dikutip dari Xinhua, Senin (31/1/2022), para peneliti di Rumah Sakit Universitas Akershus di Norwegia menemukan antibodi terhadap COVID-19 dalam sejumlah sampel darah yang diperoleh sejak Desember 2019. Antibodi itu terdeteksi dalam 98 dari 6.520 sampel yang dianalisis.

Para peneliti menggambarkan hasil tersebut valid namun sangat mengejutkan, seraya menambahkan bahwa "penemuan itu mengubah narasi mengenai epidemi Corona."

Laporan itu juga mengulas beberapa kasus lainnya, yakni sebuah studi Italia di Milan yang mengindikasikan keberadaan Virus Corona COVID-19 di negara tersebut pada 2019. Termasuk mengulas sebuah studi Amerika Serikat dengan hasil serupa.

Studi yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran San Diego University of California menyimpulkan bahwa virus COVID-19 kemungkinan sudah "menyebar tanpa terdeteksi" dua bulan sebelum Desember 2019.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Studi Ini Kuak Hamster Jadi Biang Penyebar COVID-19 ke Manusia di Hong Kong

Sementara itu sebelumnya, para peneliti Hong Kong telah menemukan bukti bahwa hamster peliharaan dapat menyebarkan COVID-19 ke manusia, dan mengaitkan hewan tersebut dengan infeksi pada manusia di kota tersebut.

Studi yang diterbitkan pada Sabtu 29 Januari 2022 di The Lancet sebagai pracetak dan belum ditinjau oleh rekan sejawat, memberikan bukti pertama yang terdokumentasi tentang penularan varian Delta dari hamster ke manusia.

Seperti juga dikutip dari The Straits Times, Senin (31/1/2022), disebutkan bahwa para peneliti dari Universitas Hong Kong dan pemerintah kota menemukan dua kasus independen penularan tersebut, setelah menguji usap virus dan sampel darah dari hewan yang dikumpulkan dari toko hewan peliharaan setempat.

Hamster tersebut terinfeksi sekitar 21 November, sebelum mereka diimpor ke Hong Kong, menunjukkan perdagangan hewan peliharaan mungkin menjadi jalur yang memfasilitasi COVID-19 untuk menyebar melintasi perbatasan, menurut penelitian tersebut.

"Studi ini mengungkapkan bahwa hamster peliharaan dapat tertular infeksi Sars-CoV-2 dalam kehidupan nyata dan dapat menularkan virus kembali ke manusia," kata para peneliti dalam penelitian tersebut.

Selengkapnya di sini...

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran COVID-19 Varian Omicron

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.