Sukses

Jerman Bakal Tarik 400 Ribu Pekerja Asing Akibat Kelangkaan Tenaga Kerja

Jerman akan memperkerjakan hingga 400 ribu tenaga kerja asing.

Jakarta - Pemerintah Jerman ingin menarik 400.000 pekerja terampil dari luar negeri setiap tahun untuk mengatasi ketidakseimbangan demografis dan kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor utama yang berisiko menghambat pemulihan dari pandemi virus corona.

"Kekurangan pekerja terampil telah menjadi sangat serius sekarang, sehingga secara dramatis memperlambat ekonomi kita,” kata Christian Duerr, pemimpin fraksi Partai Liberaldemokrat FDP kepada majalah ekonomi "WirtschaftsWoche". Demikian seperti dikutip DW Indonesia, Minggu (23/1/2022). 

"Kita hanya bisa mengatasi masalah angkatan kerja yang menua ini dengan kebijakan imigrasi modern... Kita harus mencapai 400.000 pekerja terampil dari luar negeri secepat mungkin," tambahnya.

Dalam Perjanjian Koalisi, ketiga partai pemerintah, SPD, Partai Hijau dan FDP memang menyepakati reformasi UU imigrasi dan memudahkan kedatangan tenaga kerja terampil dari luar Uni Eropa, dan dan menaikkan upah minimum menjadi 12 euro per jam.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kesenjangan di Pasar Kerja

Lembaga penelitian Institut der Deutschen Wirtschaft (IW) memperkirakan, angkatan kerja di Jerman tahun ini akan menyusut lebih dari 300.000 orang karena ada lebih banyak pekerja yang masuk usia pensiun dibandingkan tenaga kerja muda yang memasuki pasar kerja.

Kesenjangan ini diperkirakan akan makin melebar menjadi lebih dari 650.000 pada tahun 2029. Itu berarti, sampai tahun 2030 Jerman akan kekurangan sekitar 5 juta pekerja. Tahun 2021, sekalipun ada pandemi jumlah tenaga kerja di Jerman naik menjadi hampir 45 juta orang, karena banyak industri juga yang membuka lowongan kerja baru.

Setelah beberapa dekade dengan tingkat kelahiran yang rendah dan angka migrasi yang rendah, angkatan kerja di Jerman terus menyusut. Banyak pengamat yang memperingatkan adanya "bom waktu demografis" untuk sistem jaminan sosial publik di Jerman, kalau jumlah orang yang pensiun makin lama makin banyak, sementara orang yang bekerja menyusut. Karena sistem sosial dibiayai oleh orang yang bekerja.

Minggu lalu, Christian Duerr mengatakan Jerman harus memperbarui UU Imigrasi menjadi lebih sederhana untuk memudahkan kedatangan tenaga asing yang berketerampilan. "UU Imigrasi saat ini benar-benar terlalu birokratis dan saling bertentangan, sehingga tidak ada perkembangan apa-apa," katanya.

Sebagaimana tercantum dalam Perjaniian Koalisi, reformasi keimigrasian adalah salah satu bagian penting dari program pemerintahan koalisi. "Itu adalah salah satu agenda terpenting pada masa legislasi ini", kata Christian Dürr. Selanjutnya dia mengatakan, UU Imigrasi saat ini sama sekali tidak memadai menghadapi kelangkaan tenaga kerja terampil.

"Masih sering terjadi pengusiran orang asing (dari Jerman), padahal itulah orang-orang yang bisa dikatakan sudah terintegrasi, dan mereka merasa beruntung bisa berada di Jerman." Menarik tenaga kerja asing ke Jerman untuk mengisi kelangkaan di pasar kerja adalah "tugas besar seluruh masyarakat", tidak hanya pemerintah Jerman, kata Christian Duerr.

"Untuk mempertahankan standar hidup dan kesejahteraan kita, kita perlu lebih banyak migrasi ke pasar kerja," tegasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.