Sukses

22 Januari 2001: Kampanye Rp 58 M Sukses, Vaksin Rangkap Tiga MMR Aman dari Klaim Austisme

Kekhawatiran muncul bahwa vaksin campak, gondok dan rubella dapat memicu kecacatan perkembangan yang dikenal sebagai autisme pada beberapa anak. Berikut ini penjelasan singkatnya.

Liputan6.com, Jakarta Sejarah tertorehkan dari dunia vaksinasi hari ini 21 tahun yang lalu. Pemerintah meluncurkan kampanye £3 juta (pound sterilng) atau sekitar Rp 58 miliar untuk meyakinkan orang tua bahwa vaksin triple MMR (measles, mumps and rubella) atau campak, gondok dan rubella yang kontroversial itu aman.

Mengutip laporan BBC, kekhawatiran muncul bahwa vaksin campak, gondok dan rubella dapat memicu kecacatan perkembangan yang dikenal sebagai autisme pada beberapa anak.

Namun Chief Medical Officer, Sir Liam Donaldson, menegaskan tidak ada bukti yang menghubungkan MMR dengan autisme.

Tingkat vaksinasi telah turun 5% dalam tiga tahun terakhir dan ada kekhawatiran epidemi campak dapat menyusul.

Keraguan pertama kali muncul tentang keamanan Vaksin MMR pada tahun 1998 oleh Dr Andrew Wakefield, yang bekerja di Royal Free Hospital.

"Vaksin telah mendapat rekor hebat selama bertahun-tahun," kata Sir Liam Donaldson.

Dia menyerukan agar orang tua ditawari suntikan individu: "Untuk saat ini ada keraguan dan di mana ada keraguan, penyelidikan lebih lanjut diperlukan dan sampai saat itu diselesaikan secara ilmiah, maka orang tua benar-benar berhak atas pilihan itu."

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tidak Ditemukan Hubungan Autisme dengan Vaksin MMR

Autisme pertama kali didiagnosis pada tahun 1940-an. Ini adalah gangguan yang mempengaruhi kemampuan anak untuk berhubungan dengan orang lain dan dapat menyebabkan perilaku anti-sosial.

Teori Dr Wakefield adalah bahwa vaksin rangkap tiga merusak usus, memicu penyakit radang usus yang memungkinkan racun berbahaya meresap ke dalam aliran darah dan naik ke otak, memicu autisme.

Studi ilmiah terbesar hingga saat ini telah dilakukan di Finlandia, di mana sekitar dua juta anak dilacak selama 14 tahun. Tidak ada hubungan yang ditemukan antara MMR dan autisme.

Janice Ballard memiliki seorang putra autis, Jamie. Dia mendapat suntikan MMR setelah didiagnosis autis.

Nyonya Ballard mengatakan itu adalah kondisi yang sulit: "Perilakunya kadang-kadang bisa sangat menyedihkan dengan membenturkan kepala dan menggigit tangan.

"Butuh beberapa saat untuk memahami bagaimana dia dan jika dia ingin melakukan sesuatu, sangat sulit untuk mengarahkannya ke arah lain. Dia benar-benar terobsesi untuk melakukan hal itu."

Sir Liam berkata: "Vaksin ini memiliki rekor yang luar biasa selama bertahun-tahun. Vaksin ini telah beroperasi di seluruh dunia selama beberapa dekade.

"Jutaan anak telah divaksinasi dan ratusan ribu nyawa telah diselamatkan. Kami telah melihat dengan cermat klaim Wakefield. Dia adalah satu-satunya suara tetapi kami tidak mengabaikannya, tetapi kami tidak dapat mendukung klaimnya."

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran COVID-19 Varian Omicron

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.