Sukses

Sekjen PBB Sebut Warga Afghanistan Hadapi Mimpi Buruk Saat Musim Dingin Tiba

Sekjen PBB mengatakan, dunia kini bertarung melawan waktu untuk membantu rakyat Afghanistan.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada Kamis (13/1), mengatakan mimpi buruk sedang dialami Afghanistan, dan menekankan bahwa "suhu beku akibat musim dingin yang melanda dan pembekuan aset negara adalah kombinasi yang mematikan" bagi rakyat Afghanistan.

Berbicara kepada wartawan di New York, Antonio Guterres mengatakan dua hari setelah meluncurkan permohonan bantuan kemanusiaan terbesar yang pernah diajukan bagi sebuah negara, dunia kini bertarung melawan waktu untuk membantu rakyat Afghanistan, demikian dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (15/1/2022).

Ia menjelaskan bahwa lebih dari separuh penduduk Afghanistan kini tergantung pada bantuan kemanusiaan, dan bahwa tanpa upaya yang lebih terkoordinir dari masyarakat internasional, maka setiap laki-laki, perempuan dan anak-anak di Afghanistan akan menghadapi kemiskinan akut di tengah merebaknya pandemi COVID-19.

Guterres lebih jauh mengatakan operasi bantuan yang didanai dengan baik di Afghanistan memiliki kapasitas untuk mencapai hasil yang luar biasa, dengan menjangkau sekitar 18 juta orang di seluruh negara itu pada tahun lalu.

"Aturan dan ketentuan yang mencegah digunakannya uang untuk menyelamatkan nyawa dan perekonomian, harus dihentikan dalam situasi darurat ini. Pendanaan internasional harus diizinkan untuk membayar gaji pekerja di sektor publik, dan untuk membantu lembaga-lembaga Afghanistan memberikan layanan kesehatan, pendidikan dan layanan vital lainnya," ujar Guterres.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Suntikkan Dana

Ia mengatakan dukungan bagi fungsi esensial pemerintah itu akan memberi harapan pada rakyat Afghanistan bagi masa depan mereka, dan alasan untuk tetap tinggal di negara mereka dan menyambut adopsi Dewan Keamanan PBB atas pengecualian kemanusiaan terhadap sanksi-sanksi PBB bagi rezim di Afghanistan.

Lebih lanjut, PBB telah mengambil langkah-langkah untuk menyuntikkan uang tunai ke dalam perekonomian Afghanistan lewat pengaturan resmi yang kreatif, tetapi hal ini bagai setetes air di ember.

Guterres menyoroti perlunya memulai sistem perbankan di Afghanistan untuk mencegah ambruknya perekonomian dan memungkinkan dilakukannya operasi kemanusiaan.

3 dari 3 halaman

Infografis Taliban Rebut Kabul, Afghanistan Genting

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.