Sukses

Mengapa Perjalanan Pulang Terasa Lebih Cepat dari Pergi? Begini Penjelasan Ahli

Pernah merasa jalan pulang lebih cepat dibanding pergi?

Liputan6.com, Jakarta - Untuk makhluk yang kompleks, manusia tidak begitu hebat dalam memahami waktu. Manusia dianggap sangat buruk mengukur waktu dalam jangka pendek -- detik, menit, dan jam.

Perasaan manusia tentang berapa banyak waktu yang berlalu adalah subjektif, mudah bias oleh hal-hal lain yang terjadi di sekitarnya, suasana hati, atau apa yang dilakukan saat itu.

Hal ini menyebabkan banyak fenomena aneh, termasuk "efek perjalanan pulang pergi".

Dikutip dari laman washingtonpost, Senin (10/1/2022), Anda mungkin sudah familiar dengan sensasinya: Ketika pergi ke tujuan yang tidak dikenal dan kembali lagi, seringkali perjalanan pulang terasa memakan waktu lebih sedikit daripada perjalanan awal, meskipun menempuh jarak yang sama.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE menyebut bobot gagasan, bahwa efek perjalanan pulang-pergi benar-benar ada.

Untuk melakukan penelitian mereka, para peneliti, dari Jepang, meminta orang-orang duduk di ruangan redup dan menonton film berdurasi 20 menit yang direkam saat juru kamera sedang berjalan di sekitar kota.

Beberapa subjek diminta untuk melaporkan setiap kali mereka berpikir tiga menit telah berlalu. Mereka menonton dua film, dan kemudian diminta untuk menilai mana yang lebih panjang.

Studi ini dibentuk untuk memeriksa bagaimana kita memandang waktu dalam dua cara: bagaimana kita memandang waktu seiring berjalannya waktu, dan apa yang kita pikirkan secara retrospektif setelah periode waktu berakhir. Dan hasilnya berbeda untuk kedua skenario ini.

Para peneliti menemukan bahwa kedua kelompok melakukan pekerjaan yang kira-kira sama dalam memprediksi bagaimana waktu berlalu selama percobaan.

Namun ketika mereka mengingat kembali eksperimen itu setelahnya, orang-orang yang melakukan perjalanan pulang-pergi mengingat perjalanan kedua lebih pendek, sedangkan mereka yang melakukan dua perjalanan sekali jalan tidak mengalami fenomena tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pepatah Lama

Seperti yang ditulis Joseph Stromberg dari Vox, penelitian tersebut menunjukkan bahwa efek perjalanan pulang-pergi ada hubungannya dengan melihat ke belakang dan bercerita cara orang menggunakan bahasa untuk melihat kembali suatu pengalaman dan mengingatnya.

Idenya adalah, untuk mengalami "efek perjalanan pulang pergi", Anda perlu mengetahui bahwa Anda sedang melakukan perjalanan pulang pergi.

Tidak jelas mengapa ini terjadi, meskipun psikolog memiliki beberapa teori.

Salah satu penjelasannya adalah bahwa efek perjalanan pulang-pergi ada hubungannya dengan memperhatikan waktu itu sendiri.

Saat Anda lebih memperhatikan berlalunya waktu — misalkan Anda terlambat, dan terus memeriksa jam tangan atau ponsel Anda, waktu terasa lama sekali.

Tetapi ketika Anda terganggu oleh hal-hal lain yang lebih menarik, waktu berlalu dengan cepat.

Ide ini tentu ada dalam pepatah lama — "panci yang diawasi tidak pernah mendidih," dan "waktu berlalu ketika Anda sedang bersenang-senang."

Ini juga membantu menjelaskan fenomena waktu yang tampaknya melambat ketika hidup kita terancam. Hal ini tampaknya juga terjadi dalam ingatan kita: Ketika kita mencurahkan lebih banyak perhatian pada suatu periode waktu, manusia cenderung mengingat periode waktu itu lebih lama.

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.