Sukses

Sampaikan Retorika Anti-Muslim, PM Hungaria Viktor Orban Dikecam Bosnia

Pernyataan PM Hungaria menuai reaksi tajam di Bosnia, beberapa pihak meminta larangan kunjungan resmi yang direncanakan Orban ke Sarajevo.

, Budapest - Para pejabat dan pemimpin agama di Bosnia pada Rabu (22/12) mengecam saran Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dan juru bicaranya, terkait integrasi Bosnia ke Uni Eropa akan terhambat karena populasi Muslim yang besar.

Juru bicara Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, Zoltan Kovacs, mencuitkan "tantangan dengan Bosnia adalah bagaimana mengintegrasikan sebuah negara dengan 2 juta umat muslim.”

Selama pidato panjangnya pada hari Selasa (21/12) di Budapest, populis sayap kanan Orban mengatakan Hungaria mendukung tawaran Uni Eropa, seraya menambahkan bahwa sebagai anggota UE, Hungaria harus memobilisasi banyak energi untuk mengatasi "kelelahan pembesaran yang telah menguasai Uni Eropa.”

"Saya melakukan yang terbaik untuk meyakinkan para pemimpin besar Eropa bahwa Balkan mungkin lebih jauh dari mereka daripada dari Hungaria, tetapi bagaimana kita mengelola keamanan negara tempat 2 juta umat muslim tinggal adalah masalah utama untuk keamanan mereka juga.”

Pidato Orban Tuai Kritik Keras

Pernyataan itu menuai reaksi tajam di Bosnia, beberapa pihak meminta larangan kunjungan resmi yang direncanakan PM Hungaria ke Sarajevo. Kepala Komunitas Islam, Reisu-l-ulama Kavazovic, menyebut pernyataannya "xenophobia dan rasis.”

"Jika ideologi semacam itu menjadi dasar kebijakan Eropa bersatu, maka kita akan dibawa kembali ke masa ketika persatuan Eropa dibangun di atas ideologi fasis, Nazi, kekerasan, dan genosida yang serupa yang mengarah pada Holocaust dan kejahatan mengerikan lainnya," kata Kavazovic dalam sebuah pernyataan.

Anggota kepresidenan tripartit Bosnia, Sefik Dzaferovic, menyebut pernyataan Orban "memalukan dan kasar.”

"Ini bukan tantangan bagi UE untuk mengintegrasikan 2 juta umat muslim (Bosnia), karena kami adalah penduduk asli Eropa yang selalu tinggal di sini dan kami adalah orang Eropa,” katanya.

Bosnia, yang terdiri dari Bosnia, Serbia, dan Kroasia, sedang mengalami krisis politik paling parah sejak berakhirnya perang saudara pada 1990-an. Dengan dukungan diam-diam dari Rusia dan Serbia, orang-orang Serbia Bosnia mengancam akan membentuk tentara, peradilan dan otoritas pajak mereka sendiri, menghidupkan kembali kekhawatiran akan pecahnya lagi negara Balkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hungaria Menentang Sanksi UE Terhadap Milorad Dodik

Selama pidatonya pada hari Selasa (21/12), Orban juga mengatakan Hungaria tidak akan mendukung sanksi Uni Eropa terhadap pemimpin Serbia Bosnia Milorad Dodik seperti yang diancam oleh Jerman dan beberapa negara anggota lainnya karena pendirian separatisnya.

"Sarajevo telah kehilangan keberanian, menyerang semua orang -- Serbia, Kroasia, Slovenia, sekarang Hungaria. Belum lagi Rusia,” kata Dodik, Rabu (22/12), merujuk pada dukungan yang diduga diterimanya dari negara-negara tersebut.

Orban dikenal karena kebijakan anti-migrasinya, mengklaim migran muslim adalah ancaman terbesar bagi nilai-nilai kristen Eropa. Dia juga telah mendukung aksesi cepat Serbia ke dalam UE meskipun kebijakan sekutunya semakin otokratis, Presiden Serbia Aleksandar Vucic.

Lebih dari 100.000 orang tewas dan jutaan kehilangan tempat tinggal selama perang 1992-95 di Bosnia ketika Serbia Bosnia mencoba untuk menciptakan wilayah etnis murni untuk bergabung dengan negara tetangga Serbia.

3 dari 3 halaman

Infografis Muslim Cyber Army

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.