Sukses

21 Desember 1962: Amerika Sepakat Jual Rudal Polaris ke Inggris

Kesepakatan ini digambarkan dalam sebagai tonggak dalam perkembangan militer dan politik di dunia Barat.

Liputan6.com, London - Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy dan Perdana Menteri Inggris Harold Macmillan telah mengumumkan pembentukan kekuatan nuklir multilateral NATO setelah pembicaraan di Nassau, Bahamas.

Perjanjian tersebut berarti Amerika Serikat akan menjual rudal Polaris ke Inggris, demikian dikutip dari laman BBC, Selasa (21/12/2021).

Presiden telah mengajukan tawaran serupa ke Prancis dengan harapan dapat membangun penangkal nuklir tripartit terhadap negara-negara Blok Timur.

Polaris, sistem roket berbahan bakar padat dua tahap, dirancang untuk ditembakkan di bawah air dari kapal selam. Ia membawa hulu ledak nuklir setengah megaton dengan kecepatan 17.500 mph (28.160 kph).

Pemerintah Inggris kala itu berencana membangun kapal selam dan mengembangkan hulu ledak untuk Polaris dengan dukungan teknis dari AS.

Kesepakatan itu telah digambarkan sebagai tonggak dalam perkembangan militer dan politik di dunia Barat.

Itu juga dianggap sebagai pertemuan paling konstruktif yang diadakan antara Presiden John F Kennedy dan Macmillan.

Di akhir pertemuan tiga hari itu, kedua pemimpin mengeluarkan pernyataan bersama.

Di dalamnya, Macmillan menjelaskan bahwa rudal Polaris akan digunakan untuk pertahanan internasional negara-negara NATO, kecuali jika "kepentingan nasional tertinggi Inggris dipertaruhkan."

Frasa ini dirancang untuk menunjukkan kekuatan nuklir Inggris secara politik independen dari AS.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hubungan AS dan Prancis

Presiden Kennedy juga mengirim surat kepada Presiden Prancis Charles de Gaulle menawarkan untuk menjual Polaris serta memberikan dukungan teknis.

Diharapkan ini tidak hanya akan menyembuhkan keretakan saat ini antara Prancis dan Inggris atas "hubungan khusus" Macmillan dengan AS dan keinginan Inggris untuk memasuki MEE, tetapi juga memperkuat NATO secara keseluruhan dan memungkinkan Prancis memainkan peran yang lebih besar di dalamnya.

Jika Prancis menolak perjanjian, itu akan tetap berlaku antara Inggris dan Amerika Serikat.

Pembicaraan itu terjadi hanya dua bulan setelah krisis rudal Kuba ketika terungkap bahwa pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev, telah mendirikan pangkalan rudal nuklir di dekat Amerika.

Dalam konteks ini, Presiden Kennedy Mr Macmillan menekankan perlunya program pertahanan terpadu.

"Dalam istilah strategis, pertahanan ini tidak dapat dibagi dan merupakan keyakinan mereka," kata pernyataan itu.

Proyek rudal Skybolt Amerika yang kontroversial ditinggalkan karena biayanya yang tinggi dan pertanyaan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.

AS ditahun itu memiliki lima kapal selam Polaris A-1 yang beroperasi dengan jangkauan 1.200 mil (1.931 km).

Versi A-2 diuji dari kapal selam Polaris dan dapat mencapai 1.500 mil (2.414km).

Rudal A-3 siap digunakan pada tahun 1964 dan memiliki jangkauan 2.500 mil (4.023 km).

3 dari 3 halaman

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.