Pria dan wanita menari di alun-alun kota hantu Santa Barbara, Peru, Sabtu (4/12/2021). Pada masa penjajahan Spanyol, Santa Barbara pernah menjadi tambang merkuri terbesar di Amerika. (AP Photo/Franklin Briceño)

Gembala alpaka Esteban Taipe berjalan di gereja di kota hantu Santa Barbara, Peru (2/12/2021). Taipe mengatakan gereja itu dirusak selama konflik internal antara kelompok teroris Sendero Luminoso dan pasukan pemerintah selama dua dekade terakhir abad terakhir. (AP Photo/Franklin Briceño)

Koran-koran bisnis berserakan di lantai kantor bekas tambang yang tutup pada dekade terakhir abad XX di kota hantu Santa Barbara, Peru, Kamis (2/12/2021). Pada masa penjajahan Spanyol, Santa Barbara pernah menjadi tambang merkuri terbesar di Amerika. (AP Photo/Franklin Briceño)

Penjaga dan gembala alpaka Esteban Taipe menutup pintu gereja yang ditinggalkan di kota hantu Santa Barbara, Peru, Kamis (2/12/2021). Pada masa penjajahan Spanyol, Santa Barbara pernah menjadi tambang merkuri terbesar di Amerika. (AP Photo/Franklin Briceño)

Penjaga dan gembala alpaka Esteban Taipe memindahkan bagian altar yang rusak dengan gambar Perawan Maria yang dilukis pada 15 Agustus 1896, oleh seniman Pribumi Seprian Chauayo, di gereja kota hantu Santa Barbara, Peru, Kamis (2/12/2021). (AP Photo/Franklin Briceño)

Orang-orangan sawah berpakaian seperti penambang berdiri di dekat kantor bekas tambang yang tutup pada dekade terakhir abad XX di kota hantu Santa Barbara, Peru, Kamis (2/12/2021). (AP Photo/Franklin Briceño)

Gembala alpaka Esteban Taipe memeriksa sebuah makam di pemakaman kota hantu Santa Barbara, Peru, Sabtu (4/12/2021). Taipe telah menjadi pemandu wisata tidak resmi kota yang memiliki hampir 200 bangunan terbengkalai. (AP Photo/Franklin Briceño)

Alpacas merumput di sebelah gereja yang ditinggalkan di kota hantu Santa Barbara, Peru, Kamis (2/12/2021). Pada masa penjajahan Spanyol, Santa Barbara pernah menjadi tambang merkuri terbesar di Amerika. (AP Photo/Franklin Briceño)