Sukses

Festival Film Italia Akan Digelar di Indonesia, Ini 9 Film yang Dihadirkan

Tertarik dengan film Eropa? Jangan lewatkan Festival Film Italia yang digelar di Jakarta dan secara virtual.

Liputan6.com, Jakarta - Istituto Italiano di Cultura akan menggelar Festival Film Italia di Jakarta pada 5-11 Desember 2021. Ada sembilan film fenomenal yang hadir dengan berbagai genre. 

Ini adalah festival film Italia pertama yang digelar. Penonton bisa menyaksikan film-film secara gratis dengan mendaftar di situs MYmovies. 

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Istituto Italiano di Cultura (@iicjakarta)

Acara digelar oleh Kedutaan Besar Italia dan Institut Kebudayaan Italia di Jakarta yang bekerja sama dengan Cinecittà Studios di Roma. Tujuan festival ini adalah menampilkan aspek-aspek Italia modern dan kontemporer. 

Ada berbagai premis menarik di festival ini, mulai dari seorang pelukis yang kehilangan jati diri, sutradara yang mencari saudiri tiri, pria Bangladesh yang mencari cinta, dan pertikaian keluarga burjois dan protelar di Roma. 

Berikut sembilan sinema yang akan tayang di Festival Film Italia: 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 10 halaman

1. Volevo nascondermi (Hidden Away)

Sutradara: Giorgio Diritti 

Berkisah tentang Toni, anak dari imigran Italia di Swiss. Ia juga merupakan seorang pelukis handal. 

Akan tetapi, masalah dalam hidupnya membuatnya kehilangan jati dirinya. Kehadiran seorang pemahat bernama Renato Marino Mazzacurati menjadi harapan baginya untuk menemukan kembali identitasnya sebagai seorang seniman. 

Film ini meraih penghargaan Globi d'Oro 2020 untuk film terbaik.

3 dari 10 halaman

2. Favolace (Bad Tales)

Sutradara: Damiano dan Fabio D'Innocenzo

Sebuah dongeng gelap di kota Roma. Keluarga kecil yang tampak damai menyimpan rahasia yang gelap. 

Normalitas yang ditampilkan hanya ilusi yang menutupi sadisme dan pengabaian masyarakat. 

Pemenang Globi d'Oro 2020 kategori sutradara dan naskah terbaik.

4 dari 10 halaman

3. Cosa sarà (Everything's Gonna Be Alright)

Sutradara: Fracesco Bruni 

Seorang sutradara terkena penyakit kanker darah. Ia perlu donatur tulang sumsum agar nyawanya selamat. 

Satu-satunya harapannya adalah wanita bernama Fiorella yang merupakan saudari tirinya. Masalahnya, Fiorella tidak pernah mengenal Francesco.

Meski film ini temanya serius, sang sutradara berhasil menyisipkan humor-humor mengenai kehidupan. Kisah ini terinspirasi dari pengalaman hidup sang sutradara. 

 

5 dari 10 halaman

4. Figli (Kids)

Sutradara: Giuseppe Bonito

Satu lagi film yang berkisah tentang kehidupan sehari-hari. Figli menampilkan kisah suami-istri yang baru saja mendapatkan anak kedua. 

Bahtera pernikahan mereka yang tentram lantas mengalami tantangan baru karena kehadiran si buah hati. 

 

6 dari 10 halaman

5. Padrenostro

Sutradara: Claudio Noce 

Seorang bocah bernama Valerio hidup dalam ketakutan karena ayahnya ditarget teroris. Di tengah ketakutannya, hadir seorang remaja bernama Christian yang berjanji akan menjadi sahabat setianya. 

Valerio adalah anak yang imajinatif, sementara Christian merupakan sosok pemberontak. Pertemuan keduanya pada suatu musim panas akan mengubah kehidupan mereka.

Pemenang La Biennale di Venezia 2020 kategori Aktor Terbaik.

7 dari 10 halaman

6. Non odiare (Thou Shalt Not Hate)

Sutradara: Mauro Mancini

Simone merupakan ahli bedah yang memiliki kehidupan yang memuaskan. 

Suatu hari, ia menyaksikan kecelakaan mobil dan berusaha menolong korban. Tenyata, orang yang dia tolong memiliki tato Nazi di dadanya. Simone memutuskan untuk lepas tangan. 

Meski demikian, ia dihantui rasa bersalah dan memutuskan untuk mencari tahu mengenai keluarga pria itu di lingkungan kaum pekerja bernama Rozzol Melara. 

 

8 dari 10 halaman

7. I predatori (The Predators)

Sutradara: Pietro Castellitto 

Cerita ini menyorot hubungan dua keluarga di Roma yang memiliki politik berlawanan. 

Keluarga Pavone adalah kaum intelektual dan borjuis. Keluarga Vismara adalah proletarian dan fasis. 

Perbuatan seorang pemuda 25 tahun membuat kedua keluarga ini jadi terjerat. Dan terkuaklah sifat predator semua pihak. 

Pietro Castellitto merupakan sutradara muda kelahiran 1991. Ia juga bermain di film ini.

9 dari 10 halaman

8. Bangla

Sutradara: Phaim Bhuiyan

Pemuda keturunan Bangladesh berusaha mencari cinta di Roma. 

Phaim yang bekerja di museum bertemu dengan Asia. Seorang perempuan yang pedoman hidupnya adalah mengikuti instingnya.

Keduanya saling jatuh cinta, namun kepribadian Asia yang liberal bertolak belakang dari Phaim yang berasal dari keluarga konservatif. Pemuda itu pun harus berusaha mencari jalan tengah antara asmara dan agama.

Film ini meraih penghargaan Globi d'Oro 2019 untuk debut film terbaik.

10 dari 10 halaman

9. Io sono Babbo Natale (I Am Santa Claus)

Sutradara: Edoardo Maria Falcone 

Ettore menghabiskan lima tahun di penjara karena pencurian. Usai bebas, ia tidak tahu harus pergi kemana, serta tak bisa bertemu putrinya yang baru lahir sebelum dirinya dipenjara. 

Di jalanan Roma, Ettore bertemu seorang laki-laki tua bernama Nicola. Ettore lantas ingin merampok Nicola. 

Namun, Nicola mengaku sebagai Sinterklas.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini