Sukses

Mimpi Pembunuhan Pertanda Agresi Kehidupan Nyata?

Liputan6.com, Jakarta - Orang yang bermimpi tentang pembunuhan mungkin lebih agresif ketika bangun, menurut sebuah studi baru yang ditemukan dan cukup kontroversial.

Para peneliti juga menemukan bahwa orang yang mengalami mimpi tentang membunuh orang lain cenderung bermusuhan, tertutup, dan sering tidak rukun dengan orang lain ketika mereka terjaga.

Dilansir Live Science, Kamis (11/11/2021), para ahli yang lain membantah temuan tersebut dengan mengatakan bahwa kuesioner mimpi yang digunakan oleh para peneliti dari studi baru, bukanlah ukuran yang akurat dari konten mimpi. Sebaliknya, kuesioner ini cenderung mencerminkan apa yang orang yakini mereka impikan begitu mereka bangun, kata G. Willian Domhoff, seorang profesor emeritus psikologi di University of California, Santa Cruz, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Kuesioner saat bangun tidur tidak ada hubungannya dengan apa yang sebenarnya diimpikan orang," kata Domhoff.

Namun, peneliti utama studi baru, Michael Schredl, kepala penelitian di laboratorium tidur Insitut Pusat Kesehatan Mental di Mannheim, Jerman, mengatakan bahwa mimpi sering kali melupakan amplifikasi dari apa yang terjadi di kehidupan saat bangun.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Introvert Menyimpan Emosi dan Meluapkannya Dalam Mimpi

Dalam studi tersebut, Schredl dan rekan-rekannya melakukan survei terhadap 445 mahasiswa di Jerman, melihat jenis mimpi apa yang dimiliki para peserta, serta ciri-ciri karakter responden.

Para siswa melaporkan mengingat rata-rata dua sampai tiga mimpi seminggu, dan sekitar 19 persen siswa mengatakan mereka bermimpi membunuh orang, menurut penelitian yang diterbitkan pada September 2014 di jurnal Dreaming. Selain itu, pria dalam penelitian ini memiliki lebih banyak mimpi agresif daripada wanita, menggemakan temuan serupa dari penelitian sebelumnya.

Tidak mengherankan bahwa permusuhan dan agresi cenderung lebih tinggi pada orang yang mengatakan mereka bermimpi membunuh orang lain, kata Schredl. Namun, dia menyebutnya "tak terduga" untuk menemukan hubungan antara mimpi membunuh dengan sifat introversi, tingkat keramahan yang rendah dan tingkat keterbukaan yang lebih besar terhadap pengalaman yang sedikit terkait dengan mimpi membunuh orang.

Ada kemungkinan bahwa orang yang memiliki kepribadian yang kurang menyenangkan mungkin merasakan agresi yang dilebih-lebihkan dalam mimpi mereka, kata Schredl.

Introvert mungkin menyimpan emosi mereka, termasuk agresi, tertahan dalam kehidupan nyata, hanya untuk mengalami perasaan ini lebih intens dalam mimpi mereka, tambahnya.

Lalu, orang-orang yang terbuka terhadap pengalaman baru mungkin juga lebih terbuka terhadap emosi mereka dan mengenalinya dalam mimpi, kata Schredl.

Di masa depan, Schredl mengatakan dia berharap untuk bertanya kepada orang-orang tentang keadaan pembunuhan dalam mimpi yang dialami, apakah itu bentuk pembelaan diri, kecelakaan, atau pembunuhan berdarah dingin.

3 dari 4 halaman

Sebuah Bantahan

Namun, Domhoff mengatakan terjadinya pembunuhan dalam mimpi di antara para peserta penelitian tampaknya lebih tinggi dari biasanya.

Misalnya, laporan sebelumnya tentang mimpi yang melibatkan 100 pria dan 100 wanita, menemukan bahwa hanya 3,8 persen mimpi pria dan 0,6 persen mimpi wanita termasuk pembunuhan, kata Domhoff kepada Live Science melalui surel.

"Jika kita bertanya berapa banyak laporan mimpi yang menggambarkan si pemimpi membunuh seseorang, jumlahnya bahkan lebih kecil, 1 persen dari mimpi untuk pria dan 0,2 persen untuk wanita," katanya.

Kebanyakan orang hanya memiliki ingatan kabur tentang mimpi yang mereka alami. Hanya sedikit orang yang mengingat mimpi mereka secara akurat, dan kebanyakan cenderung mengingat kejadian yang tidak biasa dan melupakan kejadian sehari-hari, katanya.

Lebih lanjut, studi baru ini mengandalkan laporan para partisipan tentang ciri-ciri kepribadian mereka sendiri yang mungkin tidak mencerminkan sifat-sifat sebenarnya dari individu tersebut, Domhoff mengatakan.

Namun, bagi mereka yang memimpikan pembunuhan, mimpi seperti itu mungkin menarik perhatian pada kebutuhan untuk merenungkan kehidupan sehari-hari mereka, kata Schredl.

"Emosi dalam mimpi bisa jauh lebih kuat daripada emosi dalam kehidupan nyata," Schredl menambahkan . "Jika Anda benar-benar bermimpi tentang pembunuhan, lihatlah emosi agresif Anda dalam kehidupan nyata."

 

 

Penulis: Anastasia Merlinda

4 dari 4 halaman

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.