Sukses

Burung Ichthyornis Dapat Bertahan Hidup dari Serangan Asteroid yang Punahkan Dinosaurus, Ini Penyebabnya

Burung Ichthyornis adalah burung laut bergigi yang telah punah dari periode Cretaceous akhir Amerika Utara.

Liputan6.com, Jakarta - Ketika asteroid bertabrakan dengan Bumi sekitar 66 juta tahun yang lalu, memicu banyak peristiwa mengerikan seperti gelombang kejut, kebakaran hutan, tsunami, letusan gunung berapi, dan kondisi seperti musim dingin yang menewaskan sekitar 80 persen spesies hewan. Tapi, secara misterius, beberapa jenis burung di zaman dinosaurus itu selamat.

Terdapat sebuah penelitian yang ingin mengungkap mengapa beberapa garis keturunan burung bertahan, sementara yang lain musnah. Penelitian ini dipublikasikan secara online pada 30 Juli, di jurnal Science Advances dan dipresentasikan secara online pada 2 November di konferensi tahunan Society of Vertebrate Paleontology.

Dilansir Live Science, Senin (8/11/2021), penelitian pada tengkorak burung purba yang terpelihara dengan baik menunjukkan bahwa spesies burung yang selamat dari bencana memiliki otak besar, atau otak depan. Meskipun tidak jelas bagaimana otak depan yang lebih besar membantu burung bertahan hidup, karena otak depan bertanggung jawab atas banyak proses.

"Kemungkinan ada hubungannya dengan plastisitas perilaku, burung dengan otak depan yang lebih besar mungkin dapat mengubah perilaku mereka sendiri dengan cepat, untuk mengikuti seberapa cepat lingkungan mereka berubah," kata Chris Torres, ketua peneliti postdoctoral National Science Foundation di Heritage College of Osteopathic Medicine, di Ohio University.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fosil Burung Ichthyornis

Tulang burung sangat rentan, sehingga para ilmuwan hampir tidak pernah melihat otak burung yang masih utuh dan berada pada tempurung otak di bagian dalam tengkorak. Tetapi beberapa tahun yang lalu, para peneliti menemukan fosil 3D Ichthyornis, seekor burung bergigi purba yang hidup selama periode Cretaceous, yang terawetkan dengan baik dalam formasi batuan yang berasal dari 82 juta hingga 87 juta tahun yang lalu di Kansas.

"Ini tengkorak yang hampir lengkap dan sangat langka baik untuk spesies tertentu (Ichthyornis) maupun fosil burung pada umumnya," kata Torres, yang melakukan penelitian sebagai mahasiswa doktoral di Departemen Biologi Integratif di Universitas Texas, di Austin. "Fosil baru ini tampak awet pada sebagian besar tulang yang membentuk tengkorak, sehingga memberi kita pandangan lengkap pada fosil itu." tambahnya.

Torres dan rekan-rekan penelitinya menggunakan pemindaian computed tomography (CT) sinar-X untuk merekonstruksi kerangka wajah dan struktur otak Ichthyornis secara digital. Hasil analisis bentuk otak mengungkapkan bahwa burung purba seperti Ichthyornis memiliki otak "kuno", karena otaknya lebih mirip otak dinosaurus daripada otak burung hidup. Menurut Torres, otak depan burung yang hidup saat ini lebih besar dibandingkan dengan otak depan burung purba dan dinosaurus yang hidup sebelum kepunahan massal.

Otak depan yang besar ini diperkirakan pemberian dari nenek moyangnya yang membantu mereka bertahan dari bencana perubahan iklim global, yang kemungkinan terjadi selama kepunahan massal itu, sehingga dengan ini dapat membantu menjelaskan mengapa hanya burung Ichthyornis yang dapat bertahan hidup usai serangan asteroid tersebut. Analisis struktur otak menunjukkan bahwa otak burung tidak berevolusi dalam perkembangan yang rapi dari waktu ke waktu, tetapi berkembang sebagai mosaik kompleks dari struktur otak.

Penulis: Vania Dinda Marella

3 dari 4 halaman

Ular juga Dapat Bertahan Hidup Dari Serangan Ateroid

Selain burung Ichthyornis, ular juga berhasil lolos dari peristiwa kepunahan massal yang berkembang menjadi 3.000 atau lebih spesies yang dikenal saat ini.

Serangan asteroid 66 juta tahun lalu di Meksiko menyebabkan kehancuran massal di seluruh dunia yang mengakibatkan kepunahan dinosaurus dan sekitar 76 persen kehidupan tumbuhan dan hewan.

Serangan itu menyebabkan gempa bumi, tsunami dan kebakaran hutan, diikuti oleh kegelapan selama 10 tahun ketika awan abu menghalangi matahari.

Namun, ular berhasil lolos dari peristiwa kepunahan massal yang berkembang menjadi 3000 atau lebih spesies yang dikenal saat ini, seperti melansir Nine News, Rabu 3 November 2021.

Para ilmuwan mengatakan ular-ular itu berhasil bertahan hidup dengan bersembunyi di bawah tanah dan bertahan lama tanpa makanan. Spesies lain yang bertahan termasuk beberapa mamalia, burung, katak dan ikan.

Selengkapnya di sini

4 dari 4 halaman

Infografis Asteroid Pengancam Bumi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.