Sukses

Bikini di Pantai hingga Musik Kini Diizinkan di Arab Saudi, Alkohol Masih Dilarang

Pemerintah Arab Saudi kini mengizinkan berbikini di pantai.

Liputan6.com, Jeddah - Aturan-aturan di Arab Saudi mulai sangat konservatif. Sebelumnya, hal-hal yang dianggap biasa di negara lain, menjadi suatu hal aneh di Arab Saudi. 

Namun, dengan perubahan pandangan seiring perkembangan zaman, kini Arab Saudi memutuskan untuk lebih fleksibel dengan mengubah aturannya secara drastis. 

Kini, Arab Saudi telah membuka tempat wisata pantai, bahkan dengan para wanita diizinkan untuk menggunakan bikini di sana dan musik disetel dengan pengeras suara. 

Dikutip dari laman France 24, Jumat (29/10/2021), musik sempat dilarang di tempat umum hingga 2017, sebuah tindakan yang diberlakukan oleh polisi syariah, dan perempuan hanya diizinkan mengemudi setahun kemudian. Pantai biasanya masih dipisahkan antara pria dan wanita.

Hal ini pun dirasakan seorang warga bernama Asma, yang sebelumnya tidak terpikirkan bisa pergi ke pantai dengan pacarnya sampai saat ini di Arab Saudi yang sangat konservatif.

"Saya senang bahwa saya sekarang bisa datang ke pantai terdekat untuk menikmati waktu saya," katanya kepada AFP.

"Ini adalah lambang kesenangan ... itu adalah impian kami untuk datang ke sini dan menghabiskan akhir pekan yang indah."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kebebasan di Pantai

Pengunjung pantai terlihat berenang dan wanita mengenakan bikini, beberapa di antaranya merokok shisha. Saat matahari terbenam, para penari mengikuti musik Barat di atas panggung yang terang dengan beberapa pasangan berpelukan di dekatnya.

Di banyak negara, ini bukan pemandangan yang tidak biasa, tetapi berbeda untuk Arab Saudi, yang menampung situs-situs paling suci umat Islam dan mendukung Wahhabisme, bentuk agama yang kaku.

Negara ini mengalami perubahan di bawah putra mahkota dan penguasa de facto, Mohammed bin Salman (MBS), yang berkuasa sejak 2017.

Tapi MBS juga telah meluncurkan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, menahan aktivis hak-hak perempuan, ulama dan jurnalis. 

Reformasi sosial kerajaan Teluk didorong oleh keinginan untuk mendiversifikasi ekonominya yang bergantung pada minyak, termasuk dengan mendorong sektor pariwisata dan pengeluaran domestik. Hanya pelancong bisnis dan peziarah Muslim yang dapat berkunjung hingga 2019, ketika Arab Saudi mulai menawarkan visa turis.

Bilal Saudi, kepala acara di King Abdullah Economic City mengatakan, pantai itu menargetkan "pengunjung lokal dan turis (asing)".

3 dari 4 halaman

Alkohol Masih Dilarang

Staf di pantai mengatakan mereka tidak tahu apakah pasangan itu sudah menikah atau belum. Baru dua tahun yang lalu pasangan asing yang belum menikah diizinkan untuk berbagi kamar hotel.

Demi privasi seperti yang dikatakan staf, ponsel disita dan disimpan dalam kantong plastik.

"Saya terkejut dengan kebebasan dan keterbukaan di pantai, sesuatu yang dialami di Amerika Serikat," kata pengunjung pantai, Mohammed Saleh.

Menurut pengunjung, satu hal yang masih kurang adalah koktail, dengan larangan alkohol secara nasional masih berlaku.

Kerajaan Arab Saudi telah membuka diri kepada dunia melalui reformasi ekonomi dan sosial yang luas. NEOM, pusat teknologi tinggi senilai US$ 500 miliar yang dibangun di Laut Merah, adalah bagian dari rencana Visi 2030 Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman untuk mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak.

NEOM akan beroperasi di bawah undang-undang pendiriannya sendiri yang masih dirumuskan.

Joseph Bradley, CEO NEOM's Tech and Digital Holding Company, tidak dapat memastikan alkohol akan diizinkan di bawah undang-undang baru, tetapi dia mengatakan kepada AFP bahwa "semua orang mengerti" perlunya menarik turis asing.

"Apa yang sering kami tanyakan adalah seluruh gagasan tentang apakah akan ada alkohol, apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi ini?" katanya dalam sebuah wawancara di Future Investment Initiative di Riyadh.

"Untuk lebih jelasnya, NEOM dimaksudkan untuk menjadi kompetitif. Kami ingin yang terbaik dan tercerdas di dunia datang ke NEOM."

Dia menambahkan, "Pahami bahwa itu adalah niat kami untuk menarik tenaga kerja yang paling beragam dan paling berbakat dan kami melakukan segala yang kami bisa dan akan kami lakukan untuk menarik tenaga kerja itu."

4 dari 4 halaman

Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini