Sukses

Kisah Penyintas Kanker yang Positif COVID-19 Selama 335 Hari, Terlama di Dunia

Total 335 hari adalah lama seorang wanita berusia 47 tahun dari AS didiagnosis dengan COVID-19.

Liputan6.com, Maryland - Total 335 hari adalah lama seorang wanita berusia 47 tahun dari AS didiagnosis dengan COVID-19.

Begitu lama ia mengidap penyakit tersebut, si pasien sekarang dijuluki sebagai salah satu pasien infeksi COVID-19 terlama di dunia, menurut sebuah riset sebagaimana dilansir Mashable, Sabtu (23/10/2021).

Yang menakjubkan adalah bahwa wanita dari Bethesda, Maryland, juga seorang penyintas kanker.

Wanita itu didokumentasikan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam pra-cetak di MedRxiv pada awal Oktober 2021. Namun, penelitian ini belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Menurut Science News, wanita itu dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 di rumah sakit kampus National Institutes of Health karena dites positif meskipun menunjukkan gejala ringan atau tidak ada.

Studi ini mengungkapkan bahwa wanita itu, yang seorang penyintas kanker, telah menjalani pengobatan kanker darah yang sukses pada tahun 2018 yang membuatnya memiliki kadar sel B yang rendah, membuatnya immunocompromised --atau memiliki sistem imun yang terkompromi.

Karena ini, ia mulai secara konsisten dites positif terkena virus corona, membuat dokter awalnya berpikir bahwa ini adalah positif palsu karena sisa virus yang tersisa dalam sistem setelah infeksi dibersihkan.

Tetapi ketika dia mulai dites positif lagi pada Maret 2021, dokter mulai menyelidiki dengan mengurutkan genomnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Virus yang Menginfeksi Memiliki Perbedaa Strain

Para dokter menemukan bahwa itu mirip dengan virus yang dia bawa 10 bulan sebelumnya. Yang menarik adalah bahwa strain virusnya berbeda dari yang beredar pada waktu itu.

Untungnya, wanita yang tidak disebutkan namanya itu akhirnya pulih pada bulan April, 335 hari kemudian.

Studi ini juga menyoroti fakta bahwa individu immunocompromised yang telah memiliki dua dosis vaksin mereka mungkin harus mendapatkan suntikan booster tambahan karena ketidakmampuan tubuh mereka untuk memerangi virus juga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini