Sukses

BPOM AS Setujui Penggunaan Vaksin Booster COVID-19 Campuran

BPOM AS (FDA) menyetujui penggunaan vaksin booster COVID-19.

Liputan6.com, Washington D.C - Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada hari Rabu (20/10) mengizinkan penggunaan strategi "mix and match" untuk orang-orang yang memerlukan suntikan vaksin COVID-19 setelah seri utama mereka.

"FDA telah menentukan bahwa manfaat yang diketahui dan potensial dari penggunaan dosis penguat heterolog tunggal lebih besar daripada risiko yang diketahui dan potensi penggunaannya pada populasi yang memenuhi syarat," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.

Vaksin Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson diizinkan di Amerika Serikat. Dosis tunggal dari salah satu dari mereka sekarang dapat digunakan setelah selesainya vaksinasi primer dengan vaksin COVID-19 yang berbeda.

Menurut keputusan baru, orang-orang yang menerima dua suntikan Moderna pada awalnya dan berusia 65 tahun atau lebih, di atas 18 tahun dan berisiko tinggi untuk COVID-19, atau di atas 18 tahun dan memiliki paparan kerja yang tinggi, sekarang dapat menerima booster.

Semua orang dewasa yang menerima satu kali suntikan vaksin J&J lebih dari dua bulan yang lalu juga memenuhi syarat untuk mendapatkan booster.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Vaksin Booster

Sebelumnya, hanya orang dengan kekebalan yang lemah atau orang-orang yang termasuk dalam kelompok lanjut usia atau berisiko tinggi dan telah menerima vaksin Pfizer pada awalnya yang memenuhi syarat untuk mendapatkan booster.

Data yang mendukung keputusan tersebut berasal dari penelitian baru yang ditinjau oleh FDA.

"Tindakan hari ini menunjukkan komitmen kami terhadap kesehatan masyarakat dalam memerangi pandemi COVID-19 secara proaktif," kata penjabat komisioner FDA Janet Woodcock.

Pernyataan itu juga memperingatkan efek samping yang sangat langka yang terkait dengan vaksin.

Vaksin messenger RNA, Pfizer dan Moderna, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kondisi jantung inflamasi, miokarditis dan perikarditis, terutama pada orang yang lebih muda.

Vaksin J&J telah dikaitkan dengan jenis pembekuan darah yang serius dan langka dalam kombinasi dengan trombosit darah rendah satu atau dua minggu setelah pemberian. Risiko tertinggi di antara wanita usia 18 hingga 49 tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.