Sukses

Rumput Laut Buat Sapi Lepaskan Metana 20% Lebih Sedikit dari Pakan Biasa

Riset sebut bahwa rumput laut dapat membantu sapi mengurangi kandungan metana lebih sedikit daripada pakan biasa. Metana yang dikeluarkan oleh sapi dianggap bisa meracuni atmosfer.

Liputan6.com, Sacramento - Memberi makan rumput laut daripada pakan ternak biasa pada sapi dapat mengurangi pelepasan metana beracun ke atmosfer.

Dilaporkan pertama kali oleh CNBC, ini menurut sebuah studi baru yang dilakukan oleh University of New Hampshire. Pakan biasa sapi yang melibatkan jelai, gandum dan jagung diganti untuk mikroalga dan hasilnya adalah pengurangan 20 persen gas beracun yang dikeluarkan oleh sapi dalam bentuk kentut atau sendawa.

Menurut Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa, metana 80 kali lebih kuat dari CO2 di atmosfer dan 25 persen dari semua metana berasal dari sapi.

Rumput laut itu bersumber dari Teluk Maine, yang merupakan rumah bagi lebih dari 250 spesiesnya, di antaranya tumbuh di lepas Pantai Barat AS dan Eropa. Rumput laut sedang dipanen dan dianalisis oleh Bigelow Laboratory for Ocean Sciences, seperti dilansir dari India Times, Sabtu (16/10/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peneliti Masih Meninjau Lebih Lanjut

Menurut para peneliti, penekanan mereka adalah untuk mengurangi jumlah metana yang dilepaskan ke atmosfer, tanpa memengaruhi produksi susu. 

Peneliti menemukan bahwa rumput laut dapat meningkatkan kinerja sapi yang membuat mereka mengurangi sendawa dan kentut. Maka, lebih banyak energi mereka dapat disalurkan untuk produksi susu dan saging sapi.

Meskipun rumput laut hidup di daerah pesisir, mengangkutnya ke daratan akan membuat premis awal terkait perdebatan pengurangan emisi. Untuk menghindari itu, mereka sedang mengerjakan spesies yang dapat dibudidayakan untuk memastikan langkah selanjutnya.

Nichole Price, seorang ilmuwan peneliti senior di Bigelow mengatakan dalam percakapan dengan CNBC, “Ketika kita mulai berbicara tentang Midwest atau pusat negara, di situlah kami berpikir bahwa solusi mikroalga akan paling relevan karena kamu dapat meningkatkan produksi mikroalga tepat di mana aksi pertanian terjadi juga."

 

Reporter: Cindy Damara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.