Sukses

AS-Taliban Gelar Pertemuan Perdana Pasca-penarikan Pasukan AS dari Afghanistan

AS dan Taliban bertemu di Doha setelah serangan mematikan di Afghanistan, bukan berarti AS akui kepemimpinan Taliban.

Liputan6.com, Doha - Para pejabat Amerika Serikat telah bertemu dengan Taliban yang menguasai Afghanistan untuk berbicara tatap muka pertama kali sejak Washington menarik pasukannya dari negara itu pada Agustus 2021.

Dilansir dari laman BBC, Minggu (10/10/2021), pembicaraan yang berlangsung di Qatar tersebut berfokus pada isu-isu, termasuk kelompok-kelompok ekstremis, evakuasi warga AS, dan bantuan kemanusiaan.

Meski melakukan pembicaraan, AS mengatakan pertemuan tersebut tidak berarti mereka mengakui Taliban.

Pertemuan dilakukan setelah Afghanistan mendapatkan serangan yang paling mematikan sejak pasukan AS mundur.

Bom bunuh diri di sebuah masjid di utara kota Kunduz menewaskan sedikitnya 50 orang dan melukai lebih dari 100 orang.

Masjid Said Abad digunakan oleh komunitas minoritas Muslim Syiah di negara yang mayoritas masyarakatnya adalah Muslim Sunni. Kelompok Negara Islam mengatakan mereka berada di balik serangan itu.

Setelah pembicaraan dengan AS dibuka di Qatar, Menteri Luar Negeri Afghanistan yang ditunjuk Taliban, Amir Khan Muttaqi mengatakan kedua pihak telah sepakat untuk menegakkan ketentuan perjanjian Doha yang ditandatangani pada tahun 2020.

Kesepakatan tersebut mencakup kewajiban luas pada Taliban untuk mengambil langkah-langkah demi mencegah kelompk-kelompok seperti l-Qaeda mengancam keamanan AS dan sekutunya.

Muttaqi mengatakan bahwa para pejabat AS telah memberi tahu Taliban bahwa mereka akan membantu dengan mengirimkan vaksinasi COVID-19 dan bantuan kemanusiaan.

AS belum memberi komentar terperinci tentang pembicaraan di hari Sabtu itu, tetapi seorang juru bicara dapaertemen luar negeri mengatakan bahwa pertemuan tertsebut akan digunakan para pejabar AS untuk menekan Taliban agar menghormarti hak-hak perempuan, membentuk pemeritahan yang inklusif dan mengizinkan badan-badan kemanusiaan untuk beroperasi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembicaraan di Doha, Pemakaman di Afghanistan

Pertemuan tersebut rencananya akan di lanjutkan pada hari Minggu.

Muttaqi mengatakan pada reporter bahwa kelompok Islam ingin meningkatkan hubungan dengan masyarakat internasional, tetapi juga memperingatkan bahwa tidak ada yang boleh patut menganggu kebijakan internal negara.

Para pejabat AS mengatakan pembicaraan tersebut adalah tindak lanjut dari keterlibatan Taliban dengan masalah kepentingan nasional, bukan memberikan legitimasi kepada pemerintah kelompok militan tersebut.

Di saat pembicaraan berlansung di Doha, Afghanistan sedang melakukan pemakaman dadakan untuk para korban serangan bom bunuh diri di hari Jumat.

“[Kami] mengubur mayat bersebelahan karena kami tidak punya pilihan, dan kami harus menyiapkan kuburan massal," kata seorang pelayat.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pemboman hari Jumat adalah "serangan mematikan ketiga minggu ini yang tampaknya menargetkan sebuah lembaga keagamaan" dan merupakan bagian dari "pola kekerasan yang mengganggu".

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.