Sukses

Taliban Bakal Terapkan Kembali Hukum Syariah di Afghanistan

Taliban mengatakan akan kembali memberlakukan hukuman-hukuman syariah Islam. Sebagian malah sudah diterapkan.

Liputan6.com, Kabul - Setelah bergerilya di pegunungan-pegunungan di Afghanistan, personel Taliban kini menjadi bagian dari pasukan yang berpatroli di ibu kota Kabul yang diwarnai berbagai pelanggaran hukum.

Mengutip VOA Indonesia, Jumat (8/10/2021), kejahatan di ibu kota Kabul merajalela di bawah pemerintahan Ashraf Ghani, di mana perampokan dan penculikan terjadi hampir setiap hari. Kini para personel Taliban mulai menunjukkan kehadiran mereka dengan patroli di jalan-jalan setiap hari.

Sebagian di antara mereka tidak lagi membawa senapan serbu jenis AK-47 yang menjadi ciri khas mereka, dan menukarnya dengan M16 buatan Amerika yang ditinggalkan pasukan Afghanistan.

Taliban melerai perselisihan di jalanan, memanggil tersangka penjahat ke kantor polisi dan memburu yang tidak mengindahkan panggilan mereka.

Banyak warga Afghanistan khawatir dengan cara keras yang diambil Taliban, yang memiliki ideologi garis keras atau menetapkan pembatasan yang tegas terhadap kebebasan perempuan. Tetapi Taliban memang memiliki reputasi tidak korup, sangat kontras dengan pemerintahan yang digulingkannya, yang terkenal penuh dengan penyuapan, penggelapan dan korupsi di setiap tingkatan.

Meskipun demikian kekurangannya membuat masyarakat ngeri.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pulihkan Stabilitas Lewat Hukum Islam yang Keras

Ketika berkuasa pada akhir 1990an, Taliban memulihkan stabilitas yang dirindukan warga Afghanistan dan memberantas korupsi. Tetapi mereka juga memberlakukan interpretasi hukum Islam yang keras, yang mencakup pemberlakuan hukuman seperti amputasi tangan bagi pencuri, eksekusi pelaku pembunuhan dengan satu peluru di kepala mereka; dan semua seringkali dilakukan secara terbuka di depan umum.'

Polisi yang mengurusi agama akan memukuli laki-laki karena memotong janggut mereka atau tidak salat berjamaah.

Taliban mengatakan akan kembali memberlakukan hukuman-hukuman itu. Sebagian malah sudah diterapkan.

Baru-baru ini jasad seorang laki-laki yang dibunuh polisi ketika diduga mencoba melakukan penculikan, digantung di sebuah derek di Kota Herat.

Pada dua kesempatan berbeda di Kabul, seorang pencuri kecil-kecilan diarak di jalan untuk mempermalukannya, dengan tangan diborgol, wajah dicat atau dengan roti basi yang dimasukkan ke mulut mereka.

Kendati demikian aturan baru Taliban membawa sedikit rasa lega terhadap perilaku korup yang terus menerus terjadi di bawah pemerintahan sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.